Minggu, 12 Januari 2014

[FF Kris Luhan] Nightmare Side


Author : @meiokris
Cast :
·         Kris EXO M
·         Han Keyla (OC)
·         Lu Han EXO M
Genre : Romance, drama, mystery
Length : oneshot
PG : 15+
Sebenernya ini kisah nyata dari teman saya sewaktu saya masih SMA, karena saya sangat tertarik dengan ‘keadaan’nya /iniapa/ jadilah saya angkat menjadi sebuah FF itupun selama pembuatan FF ini tubuh saya merinding terus menerus dan malamnya saya bermimpi sesuatu. hohoho^^;)
***
Kau tak bisa berpikir dengan jernih ketika khayalan dan kenyataan itu berjalan beriringan
Keyla menutup matanya pelan merasakan hembusan angin semilir yang menelisik telinganya, ia merasakan angin itu menembus perlahan di antara celah-celah rambutnya yang terurai, membawa pergi aroma tubuhnya yang berbau lembut di antara rimbun pohon-pohon di kaki gunung Xi Chu.
“sudah hampir malam, kita harus kembali ke rumah penduduk, kurasa penelitian ini cukup sampai disini” seru Luhan kepada seluruh anggotanya.
Keyla mengangguk pelan, ia menuruti perintah sang ketua dan berjalan menyusuri hutan rimba yang pada bagian kirinya membentuk cekungan yang disebut jurang, Keyla memperhatikan jurang itu sampai akhirnya ketika ia menengok ke barisan di depannya, ia tak menemukan siapa-siapa.
“Luhan…Hana… Liu… Sachi…” Keyla memanggil nama rekan kerjanya satu persatu namun tak ada sahutan.
Lelah berteriak Keyla tak kunjung jua menemukan anggotanya, “kenapa mereka menghilang begitu cepat?” keluh Keyla. Ia ingin menangis tapi di tahannya, seingatnya jalan menuju pemukiman penduduk hanya lurus saja dari tempat ia berada namun kenapa ia tak kunjung menemui cahaya lampu gemerlapan sementara gerimis mulai turun membasahi tubuhnya.
Sinar bulan bahkan tak mampu menembus rimbunnya pohon-pohon yang tumbuh liar di hutan. Keyla mulai merasakan buku-buku tangannya memutih dan ujung tangannya mengkerut karena kedinginan sampai akhirnya sebuah tangan memegang lengannya dan membuatnya tercekat.
“si…siapa kau?” desis Keyla.
Keyla memicingkan matanya berusaha melihat dengan jelas wajah sang pemilik tangan hingga akhirnya dia terpaku menatap sosok di depannya,  ia melihat seorang lelaki tampan dengan wajah nyaris sempurna tanpa cela.
Rambutnya yang berwarna keemasan terlihat berkilau di timpa cahaya rembulan, Keyla menatap ke atas langit melihat bulan purnama yang sekarang bersinar terang dan menimpa tubuh lelaki di depannya.
“sepertinya kau kedinginan” lelaki itu tak menjawab pertanyaan Keyla dan bahkan dengan satu gerakan tangan dia menggendong Keyla.
Keyla berteriak kaget ketika dirasanya tubuhnya sudah tak menginjak tanah dan malah bergelung hangat di gendongan sang lelaki, mulutnya terasa kaku akibat perlakuan yang serba mendadak ini, lelaki itu tersenyum yang malah terlihat seperti seringaian.
“jangan takut, aku takkan menyakitimu” bisiknya pelan, aroma mint dari mulutnya menghipnotis Keyla hingga Keyla hanya mengangguk pasrah, di tatapnya alis sang lelaki yang ternyata berwarna keemasan, tubuh tegapnya menggendong tubuh Keyla tanpa beban.
“namamu siapa?” Tanya lelaki itu.
“K..Ke..Keyla” sahut Keyla yang bahkan terdengar seperti sebuah bisikan.
“aku Kris, aku anak pemilik tempat ini…” ia tersenyum sekali lagi.
Anak pemilik tempat ini?? Tentulah ia anak baik-baik, dilihat dari wajah dan penampilannya ia sepertinya bukan penjahat, tukang kayu yang berusaha menculiknya atau bahkan pemburu liar. Mendengar hal itu membuat hati Keyla menghangat, ia semakin meringkuk dalam gendongan Kris, mendengarkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dari Keyla, Keyla merasakan lengan Kris bahkan lebih lembut dari kulitnya, kulit pucat itu masih berusaha menghangatkan Keyla.
“aku mencium baumu tadi sore dan memutuskan kesini sebelum hujan menenggelamkan baumu” bisik Kris, Keyla hanya terdiam, matanya terasa sangat mengantuk karena hampir 3 jam berteriak di antara hujan dan lelahnya perjalanan yang sudah ditempuhnya hingga akhirnya ia terkulai lemas di gendongan Kris.
**
“Key…”
“Keyla… kau bisa mendengarku?” 
“……..”
Keyla menggerak-gerakkan bola matanya perlahan menjelajahi sudut ruangan yang di dominasi warna coklat hingga akhirnya ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
“Keyla, kau baik-baik saja?” Tanya Luhan memastikan ketika dilihatnya Keyla meringis.
“hmmm” Keyla mengangguk perlahan.
“tenanglah dia hanya sedikit lelah dan pusing” kata seorang wanita yang menjadi tabib kampung di kaki gunung Xi Chu.
“tadi malam kau tergeletak di depan penginapan dengan tubuh basah kuyup sehabis hujan, warga kampung yang menemukanmu, aku pikir kau tak bisa tertolong lagi” Sachi memelukku sambil berderai airmata.
Keyla hanya tersenyum sambil membelai lembut puncak kepalanya.
“kau hilang di tengah perjalanan Key, dan kami berusaha mencarimu namun tak berhasil menemukanmu” sesal Luhan.
 Keyla hanya mengangguk pelan kemudian matanya berkeliling menatap orang yang menjenguknya.
Mana lelaki itu? Batinnya.
“apa ada orang yang mengantarkanku?” tanyaku memastikan.
“tidak ada, kau ditemukan di pekarangan rumah Nyonya Bai di dekat hutan” jelas Luhan.
“kau mencari siapa?” Tanya Liu yang datang sambil membawa baskom kompresan.
Keyla menggeleng dan karena tubuhnya terasa sangat lelah, ia menutup matanya perlahan.
**
“kita mau kemana malam-malam begini?” tanya Keyla yang hanya bisa pasrah ketika tubuhnya yang mungil digendong Kris.
“melihat sesuatu yang menakjubkan” kata Kris.
Keyla hanya mengikuti kemana langkah Kris membawanya pergi, ia menatap semburat kemerahan dari rambut Kris, diacaknya rambut lelaki itu dan malah membiarkan rambut-rambut Kris bermain-main di wajahnya.
Padahal aku baru mengenalnya semalam kenapa aku bisa seakrab ini dengannya? Batin Keyla. Apa ini terlalu mendadak? Dia semacam magnet yang menghancurkan sistem kerja otakku.
Matanya menjelajahi pemandangan sekitar, dilihatnya ratusan pohon driftwood menjulang tinggi dan burung-burung camar beterbangan mengitari sebuah kapal yang melaju di atas permukaan air.
“luar biasa” decak Keyla kagum.
“kau menyukainya?” tanya Kris begitu menurunkan Keyla dari gendongannya dan membiarkannya berputar mengitari bibir pantai.
“hmmm” angguk Keyla senang sementara Kris masih sibuk mengumpulkan ranting-ranting driftwood.
“coba lihat” Kris membuat Keyla menoleh, sekarang Keyla dapat menatap wajah Kris yang tampan karena api hasil pembakaran driftwood.
“kau lihat? Api ini berwarna-warni karena driftwood ini” jelas Kris.
Keyla mengangguk-angguk dan tanpa disuruh ia berlari mengejar Kris dan menyandarkan kepalanya di bahu Kris.
“kenapa kau meninggalkanku waktu itu?” Keyla menatap buku-buku tangannya yang ditempeli butiran pasir.
“hmmm. Tak ada yang membukakan pintu waktu itu dan karena aku memiliki suatu kepentingan, terpaksa aku meninggalkanmu” jelasnya.
“kau jahat” protes Keyla.
“maaf, lain kali aku takkan melakukannya lagi” Kris menatap Keyla menyesali perbuatannya, “apa kau suka laut?” tanya Kris.
“hmmm” Keyla terlihat berpikir, “sebenarnya aku tak begitu suka pantai karena pasir-pasir ini” keluhnya pada butiran halus pasir yang menempel di kakinya. “tapi aku belum pernah melihat pantai seindah ini” decaknya kagum.
“aku lebih suka matahari, setidaknya matahari dapat membuat moodku lebih baik daripada cuaca buruk” keluhnya lagi.”kau suka salju?”
“aku bahkan membenci matahari karenanya dia menyilaukan” gerutu Kris. “aku suka salju dan segala sesuatu yang dingin” jelasnya.
“salju? Ih. Kau akan menyukainya dan akan langsung membencinya begitu salju itu mulai meleleh di kakimu” decak Keyla sementara Kris hanya tersenyum sembari mengacak rambut Keyla pelan.
*
 Ini sudah tiga hari sejak kedatangan Keyla dan teman-temannya di desa Huangzu, namun tabib yang mengurus Keyla malah menyuruh mereka sedangkan penelitian mereka masih tersisa dua hari lagi.
“ini ada hubungannya dengan keselamatan Keyla” hanya itu yang meluncur dari bibir sang tabib.
“bisakah kau menjelaskannya?” Luhan yang terlihat tak terima dengan pengusiran sang tabib meminta penjelasan.
“tidakkah kau merasa kasihan dengan igauan Keyla setiap malam?” todong sang tabib.
Keyla menatap Luhan dan sang tabib bergantian, mengigau? Sejak kapan aku mengigau? Aku berpikir keras, akhir-akhir semenjak lelaki yang kutahu bernama Kris itu menemuiku, aku sangat sering memimpikannya, menghabiskan waktu setiap malam bersamanya dan kuakui, aku jatuh cinta padanya sejak hari pertama dia menemukanku tersesat di hutan.
“mungkin itu hanya bunga tidur dan tak ada hubungannya dengan mitos setempat” protes Luhan.
Mata tabib itu melotot dan menatap Keyla ngeri, “Keyla, apakah di hutan kau bertemu dengan seseorang?”
Keyla bingung harus memberikan jawaban apa, apakah lelaki yang setiap malam menghantui mimpinya itu benar-benar nyata? Apakah kejadian di hutan itu benar-benar nyata? Lantas kalau tidak Kris yang mengantarkannya, siapa lagi?
“apa kau mengenal lelaki yang bernama Kris?” desak Luhan tak sabar.
Keyla tercekat mendengar pertanyaan Luhan, “i..itu lelaki yang kutemui malam di mana aku tersesat. Aku bahkan tak tahu dia nyata atau hanya halusinasiku tapi dia datang setiap malam di mimpiku.”
Rahang sang tabib terlihat mengeras, “tak ada penduduk yang berani menamai anak mereka dengan nama itu”
Ia menghela napas sejenak, “Kris, atau lebih tepat Wu Yi Fan adalah pangeran, anak dari raja siluman harimau putih yang memiliki kekuasaan dari puncak gunung ini sampai di perbatasan GuangZhou, kau harus pergi Keyla sebelum dia jatuh cinta padamu membawamu ke alamnya.”
Keyla mematung mendengar penjelasan dari sang tabib, ia tak menyangka lelaki yang selalu bermain dengannya setiap malam itu benar-benar ada.
“besok pagi kalian sudah harus pergi, malam ini hujan turun sangat lebat dan aku takkan membiarkan kalian pergi karena kekuatan siluman bisa bertambah apabila hujan turun” sebelum tabib itu pergi dia berpesan, “apapun yang terjadi jangan biarkan Keyla sendirian”
**
“Key” sebuah suara beraroma mint itu kembali mengusik pendengaran Keyla, begitu ia membuka matanya ia mendapati wajah tampan yang hanya dimiliki para anak bangsawan itu tengah tersenyum lembut menatapnya.
Keyla mundur perlahan ketika dirasanya pandangan lelaki itu seperti menusuknya.
“jangan takut, sayang” entah darimana datangnya, Kris sudah berada tepat di depannya, di rengkuhnya tubuh mungil Keyla dan ia menyusupkan kepalanya di antara leher dan bahu Keyla.
“kau curang! berusaha membuatku tersiksa karena merindukanmu ya? Kenapa kau tidur lebih lambat dari biasanya?” deru napasnya yang halus menyentuh kulit leher Keyla dan membuatnya merinding.
“kau…benar-benar nyata?” bisik Keyla, ia masih berusaha menetralkan detak jantungnya sejak lelaki itu datang ke hadapannya, ia baru saja menyadari bahwa mimpinya selama ini bukan hanya sekedar bunga tidur.
“tentu saja” Kris tersenyum geli melihat wajah polos Keyla, “aku bahkan sudah jatuh cinta denganmu hanya karena aku mencium baumu”
Kris jatuh cinta padanya?!! Batin Keyla mencelos, di satu sisi Keyla bahagia karena cintanya terbalas dan di sisi lain ia teringat peringatan dari sang tabib.
“apa kau mencintaiku Keyla?” tatap Kris, di dongakkannya wajah Keyla dan menatap tepat di manik matanya.
Keyla menggeleng panik, “tidak, aku tidak mencintaimu Kris” ia berusaha mendorong lelaki di hadapannya namun usahanya bahkan tak bisa membuat Kris bergeser satu cm pun dari tempatnya.
“kau membuatku geli, Key, bagaimana bisa kau berbohong sedangkan sorot matamu bahkan tak bisa membohongi perasaanmu sendiri” Kris mendekatkan wajahnya ke pipi Keyla, dibauinya tubuh Keyla.
“kenapa harus pulang secepat ini?” Kris menatap Keyla sayu.
“memangnya kenapa?” tantang Keyla berusaha tak gentar di hadapan Kris.
 Kris menelusuri wajah cantik Keyla dengan matanya, sampai akhirnya ia menghembuskan aroma napasnya yang berbau mint itu sebelum akhirnya ia merapatkan bibirnya dengan bibir Keyla.
Keyla melonjak kaget mendapat perlakuan Kris, di rasanya lidah itu menelusup masuk ke dalam rongga mulutnya, menjelajah hingga ia menemukan  lidah Keyla dan membelitnya berlahan hingga menimbulkan decakan yang membuat Keyla merinding.
Kris semakin memperdalam ciumannya dengan mengetatkan pelukannya pada pinggang Keyla, “please, stay with me” bisiknya di sela ciumannya.

“Key… bangun Key” Keyla terbangun mendengar suara panik dari Liu.
“ahhh” Keyla membuka matanya perlahan.
“kau…” Liu menatap Keyla dengan pandangan ngeri. “kau mengangkat kedua tanganmu, Key dan itu membuatku takut!” jeritnya di sela tangisannya.
“kenapa?” Tanya Keyla polos.
“kalau aku tak segera membangunkanmu mungkin kau sudah meninggal” detik itu juga Liu memeluk Keyla histeris.
**
“sekarang kau aman Key” Luhan mengusap lembut puncak kepala Keyla. Keyla hanya tersenyum samar, hatinya masih tidak rela harus berpisah dengan desa dan gunung yang sangat menarik lagi. Ia mengusap bibirnya perlahan. Apakah bibir ini masih suci atau Kris memang sudah mencurinya?
Keyla menggeleng pelan ketika di rasanya mimpi dan kenyataan bisa bersatu dalam hidupnya dan membuatnya pusing setengah mati. Apakah rasa cintanya terhadap Kris yang mulai tumbuh perlahan sejak Kris masuk dalam mimpinya setiap malam itu juga tidak nyata?
“kau kenapa?” Tanya Luhan bingung.
“tidak, tadi malam tanganku terangkat keatas dan Liu histeris membangunkanku karena takut aku meninggal” Keyla lagi-lagi tersenyum geli.
“jelas saja aku takut, kata nenekku seseorang yang memimpikan orang yang sudah meninggal dan ketika tangannya terangkat kita harus cepat-cepat membangunkannya sebelum ruhnya ikut terbang mengikuti ruh orang yang sudah meninggal” decak Liu gemas.
“hahahaha nenekmu mengada-ngada” sahut Luhan.
“aku bahkan tak yakin Kris sudah meninggal atau dia bahkan tidak pernah hidup mengingat eksistensinya yang diragukan di dunia nyata” celetuk Hana.
Luhan menatap Keyla yang terdiam di sebelahnya, “kau masih mencemaskan sesuatu terjadi padamu?” tangan Luhan terulur melewati bahu Keyla dan mengusapnya pelan.
“jangan sedih nanti cantiknya hilang” goda Luhan sambil mencubit pipi Keyla.
Tak disangka air muka Keyla berubah, ia menatap Luhan garang dan langsung meninju wajah Luhan dengan satu tangannya.
“Keyla apa yang kau lakukan?!!” jerit Hana histeris.
Mobil pun berhenti karena Keyla masih semangat memukul wajah Luhan, “apa yang kau lakukan??!!” Liu mengerem mobilnya mendadak dan menyuruh Hana untuk melepaskan tangan Keyla yang mulai mencekik leher Luhan.
“uhukk…huk…huk... Key… lepaskan…” pinta Luhan terbatuk-batuk.
“Keyla hentikan” jerit Sachi.
“berhenti menyentuh Keyla, dia gadisku” bibir mungil Keyla bergerak menekankan kata itu di depah wajah Luhan.
“dia…dia bukan Keyla…..” bisik Sachi tertahan.
**
“Luhan!!” Hana datang ke dalam ruang rapat yang sedang dipimpin oleh Luhan.
“kenapa?” Luhan langsung menghentikan kegiatannya, puluhan pasang mata menatap kea rah  Hana.
“Keyla berjalan kearah hutan pinus itu!” tunjuknya pada rimbunan pohon pinus di belakang bangunan rapat.
Dengan sangat terpaksa Luhan menghentikan rapat dan memutuskan untuk mengikuti Hana.
Susah payah Luhan menelan ludah, “kenapa kau tidak mencegahnya?”
“dia tak bisa dicegah, aku sudah beberapa kali meneriakinya namun ia tak juga mendengarkanku!”
*
“kupikir kau tak datang menemuiku” Kris merentangkan tangannya memeluk Keyla.
Keyla terdiam membisu merasakan pelukan hangat dari Kris, perlahan tangannya terulur menyentuh garis-garis wajah Kris yang tampak kokoh dan berkilauan, butir-butir air hujan mulai turun membasahi pipinya.
“kau…tidak hadir dalam mimpiku” bisik Keyla.
“menurutmu?”
Keyla hanya terdiam sampai akhirnya ia menatap mata tajam itu, “mau apa kau ke sini dan menemuiku? Kembalilah ke alammu Kris” pintanya lirih.
“apa?  Aku baru aja datang dan kau malah memintaku pergi?” ia berdecak tak percaya.
“lantas kau mau apa?”
“aku ingin kau menikah denganku, Keyla” bisiknya sambil menghirup aroma tubuh Keyla dalam-dalam.
“a—apa???” Keyla menatap tak percaya.
“kenapa? Bukankah kita sudah saling mencintai? Oh ayolah Keyla bahkan aku sudah menunggu hari ini lama sekali”  Kris menatap Keyla tak percaya.
“kita berbeda alam Kris, aku tak bisa” ada semacam gelenyar aneh saat Keyla mengucapkan kata itu. Bukankah sudah lama sekali ia menginginkan pernikahan? Tapi menikah dengan sesame manusia.
“persetan dengan dunia Keyla, kau bisa menjadi ratuku di sana selamanya dan kau bahkan tak perlu lagi mengurusi kehidupan duniawimu yang bodoh itu” bentak Kris.
“ba…bagaimana dengan keluargaku Kris, aku takkan bisa meninggalkan mereka” jeritku pilu.
“kita bisa membuka lembaran baru Keyla dan kau akan dengan mudah melupakan semuanya” bujuk Kris.
“a…aku tak bisa”
“apa kau tidak bisa membuatku bahagia sedikit saja Keyla? Kau bahkan hampir membuatku gila karena aku hanya bisa menemuimu dalam mimpi, dan aku sudah ratusan tahun lamanya menunggu kehadiranmu” teriak Kris yang terdengar seperti sebuah lolongan yang sukses membuat Keyla membeku.
---
“Key…Key…. Bangun Key….” Bisik Luhan.
“Keylaaaa....” Luhan berteriak memanggil namanya ketika dilihatnya Keyla mulai kejang-kejang di atas ranjang rumah sakit. Ditekannya panic button berkali-kali hingg akhirnya seorang dokter dan beberapa susterpun datang menengok.
“sus tolong pasangkan selang oksigen di hidungnya” perintah sang dokter begitu mengetahui kondisi keadaan Keyla.
Luhan menatap frustasi wajah Keyla yang pucat pasi menahan sakit di tubuhnya, giginya bergemeletuk menahan amarah, mengutuk pangeran hutan yang sudah menyakiti gadis yang dicintainya.
“anda adalah anggota keluarganya?” tanya dokter Suho memastikan.
“ya” dustanya.
*
“itu.....gadis itu.....” napas Keyla terasa sesak begitu melihat gadis yang terbujur lemas tak berdaya di atas ranjang.
Matanya membelalak ketika dilihatnya Luhan duduk di pinggiran kursi di rumah sakit.
“Luhan...Hana” panggil Keyla namun mereka tak membalas panggilan Keyla.
“apa keluarganya Keyla bisa datang secepatnya? Kondisi Keyla semakin kritis” tanya Luhan pada Hana yang tengah sibuk mengutak-atik gadgetnya.
Hana menggeleng lemah, “kedua orangtuanya sedang pergi ke luar negeri menemui nenek mereka yang baru saja meninggal. Mereka akan tiba 24 jam dari sekarang” jelasnya.
Luhan mengacak rambutnya gusar, “ini salahku, aku yang memaksa Keyla untuk ikut ke tempat penelitian itu sementara kondisi tubuhnya tidak mendukung” erangnya.
“sudahlah Luhan, kau menyesali semua yang telah terjadi, semua takkan memperbaiki keadaan” Hana menepuk punggung Luhan, menguatkan “apa hasil diagnosa dokter?”
“penyakit Keyla tidak terdeteksi, awalnya dia hanya pingsan biasa, tapi sekarang keadaannya memburuk, detak jantungnya melemah dan ia kesusahan untuk bernapas”
“lelaki hutan itu.....” bisik Hana lirih.
“kau apakan tubuhku, Kris?” Keyla menatap Kris geram.
“aku tak melakukan apa-apa” Kris berdiri disampingnya, mengangkat kedua bahunya dan melihat seolah ini bukanlah suatu masalah bagi hidupnya.
“itu...tubuhku kan?” tanya Keyla melemas.  Sementara Kris mengangguk mengiyakan.
“apa aku sudah mati?” bisiknya lirih.
“belum, mungkin ragamu akan hancur tapi ruhmu masih bersamaku” jelas Kris tenang.
“kembalikan aku, Kris, aku ingin kembali menjadi manusia” isaknya.
“dan meninggalkanku sendirian?” mata Kris menatapnya sayu, “kau mau masuk kembali ke dalam rongga tubuhmu yang sudah dipenuhi selang itu? Apa enaknya jadi manusia? Manusia itu bodoh, serakah. Kadang rela meninggalkan orang yang mencintainya dan lebih memilih hidup bersama dengan orang yang brengsek, tidak pernah puas dengan hasil yang ia peroleh. Apa kau mau hidup di antara orang yang seperti itu?” Kris menatap Keyla tepat di manik matanya.
“ohh.. apa kau pikir lelaki yang sedang menungguimu di rumah sakit itu akan terus menerus setia padamu ? aku bertaruh dia akan meninggalkanmu apabila ia menemukan gadis yang lebih menarik daripada dirimu”
Baru kali ini Keyla mendengar  ucapan Kris yang terdengar begitu tajam di kupingnya, “ dan bangsa kami, sangat menghormati wanita sekalipun dia bukan dari golongan kami. Kami akan setia pada gadis-gadis kami sampai kiamat memisahkan”
“aku bukan gadismu!” sembur Keyla. “aku manusia biasa dan tidak akan pernah mungkin bersanding dengan pangeran sepertimu”
“jangan merendah Keyla! Aku bahkan sudah melakukan apa saja demi kau!” tegasnya.
“a...apa yang lakukan Kris? Tunggu dulu... jangan bilang kalau orang tuaku....”
“Ya.. orang tuamu bisa saja mengalami kecelakaan pesawat karena perbuatan anak buahku, dan aku bisa dengan mudahnya menghilangkan jejak mereka  sampai akhirnya semua orang di muka bumi beranggapan kalau mereka hilang di segitiga bermuda” jelasnya, “kalau kau mau, aku bisa saja mengajak kedua teman setiamu itu” Kris mengarahkan pandangannya pada Luhan dan Hana.
“tolong jangan sakiti mereka Kris,aku mohon” tubuh Keyla bergetar hebat hingga akhirnya ia terduduk di depan Kris. Ia tergugu meratapi perang batin yang sedang ia alami dengan Kris, “aku mencintaimu Kris, sungguh tapi kita tak bisa bersatu, tolong lepaskan aku, aku ingin kembali ke duniaku” isaknya pilu.
“Key...” Kris memeluk Keyla yang terduduk di hadapannya, ditatapnya tubuh ringkih itu dalam genggamannya dengan tatapan terluka.
“aku mohon” Keyla menenggelamkan kepalanya di dada bidang Kris.
Lama Kris terdiam hingga akhirnya ia memutuskan.
“baiklah aku akan melepaskanmu tapi jangan salahkan aku bila suatu saat nanti kau dicampakkan oleh orang yang kau sayang di dunia. Aku takkan segan-segan menculikmu dan membawamu ke duniaku” ancam Kris.
Keyla mengangguk pasrah, perlahan pelukan Kris mulai mengendur, ditatapnya wajah Kris yang semakin mendekat, ia menutup matanya, menghirup aroma yang menguar dari tubuh Kris dan menyimpan baik-baik harum itu dalam otaknya. Pelan-pelan bibir Kris mulai merapatkan bibirnya pada lekukan bibir Keyla yang mungil. Mengecupnya perlahan hingga kecupan itu berubah menjadi sebuah ciuman yang memabukkan. Keyla hanyut dalam sensasi yang dibuat oleh Kris. Tangannya yang menjuntaipun perlahan mulai naik mengelus leher Kris dan memeluknya erat. Kris semakin memperdalam ciumannya sampai akhirnya seberkas cahaya putih menyilaukan menenggelamkan tubuh mereka berdua dan Keylapun kembali ke dalam tubuhnya.

END