Senin, 17 Februari 2014

[FF KRIS EXO] OTHELLO SYNDROM


Author:  Mei F.D

Main cast :
·         Kris EXO M
·         Kim Jongdae EXO M
·         Bang Min Ah
·         Eunhyuk SJ
·         Dennis Kane
·         Other cast.

Length : oneshot, series

Genre : Family, married life, romance, drama alay

PG : 13+

                Cerita series KrisMinah lanjut ya hehe. Tapi Dennisnya dikesampingin dulu waks.  Jangan lupa follow kkkk è meiokris
***
Minah’s POV
                “apa tidak apa-apa membiarkan Dennis bersama eomma selama beberapa hari?” aku menatap putera kesayanganku yang berada dalam gendongan eomma untuk yang terakhir kali sebelum berpisah. Dennis akan ikut bersama eomma dan appa Kris yang sedang bertugas, hitung-hitung liburan berhubung Dennis tak pernah diajak ke luar negeri, begitu sih kata eomma.
                Dennis yang dikenal sangat aktif ini terkadang suka menyusahkan orang dengan sifatnya yang kelewat polos dan serba ingin tahu.
“ah tidak kok, eomma sudah puluhan tahun merawat anak kecil” liriknya pada Kris, yang disindir merasa malu.
“ah eomma, kalau sekarang kan sudah ada yang baru jadi eomma tak perlu merawatku lagi..” sahutnya sambil memeluk pinggangku seenaknya.
“ishh... dasar tidak sopan di hadapan eomma!” protesku.
“appa!! Jangan bikin eomma marah...” Dennis yang biasanya tak mau kalah dari appanya lantas meronta-ronta di gendongan eomma dan memukul-mukul Kris.
“haha, tidak kok appa hanya bercanda.” Aku memandang geli ke arah Dennis dan berusaha melerai mereka.
“jangan banyak bergerak sayang nanti kalau halmeoni jatuh gimana?” Kris melepaskan lingkaran tangannya dari pinggangku dan menatap Dennis dengan pandangan khawatir.
Aku meringis, dasar dua orang mahkota hatiku ini memang tak pernah akur, bisanya Cuma bertengkar memperebutkanku, tunggu saja kalau aku punya anak lagi??!! Eehh??! Mikir apa aku-_- yang ini saja masih belum becus mengurusnya.
“ayo kita pergi... masih banyak yang harus dipersiapkan di sana..” Kris membelai pundakku dan menyuruhku berpamitan.
“ah ya.. eomma sama appa pergi dulu sayang, baik-baik sama halmeoni, saranghae..” aku mengecup puncak kepala Dennis.
Dennis tak berkomentar banyak hanya mengangguk-angguk tanda mengerti. Akhirnya aku dan Kris berpamitan dengan eomma sebelum akhirnya menuju ke RS.
Begitu aku memasuki mobil dan mengenakan sabuk pengaman tiba-tiba Dennis memanggil.
“appa!! Eomma!!”
Kris yang berniat menjalankan mobilnya menatap bingung ke arah Dennis dan membuka kaca jendela.
“wae?” tanya Kris yang langsung menoleh ke arah sumber suara.
“jagain eomma!!” teriaknya.
“sip..” Kris mengacungkan jempolnya ke udara dan langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit.
Aku hanya bisa senyum-senyum sendiri membayangkan tingkah Dennis tadi.
“kenapa kau?” tanya Kris yang melirik sekilas ke arahku, “pasti gara-gara morning kiss tadi ya? Atauuu...”
“stop!” ujarku, “siapa yang mikirin itu sih...” aku langsung membayangkan kejadian tadi pagi,ketika aku baru bangun tidur Kris langsung membungkamku dengan bibirnya. Hiiih bisa tidak ia tidak membuat jantungku copot dengan rutinitas pagi yang bisa dibilang agak.... err.....
“hahaha” Kris tergelak, “mikirin Dennis ya? Anak itu memang ada-ada saja..” gumamnya.
Aku tersenyum, “bagus dong nanti Dennis tumbuh jadi anak yang perhatian dan sayang sama wanita bukan orang yang mesum dan sok sepertimu..”
Kris mendelik kesal, “biar saja. Tapi kau tetap saja suka denganku..” sahutnya bangga.
“ugh. Jangan bermimpi..” ucapku sambil tertawa.
Kris berdecak, tangan kirinya mengelus belakang rambutnya,”dasar, kau mengecat rambutmu lagi?” tanyaku yang baru sadar perubahan warna rambutnya yang di cat lebih gelap.
“ne, tampankan?” dia melirikku. Aku mencibir gemas.
“turunkan aku di dekat rumah sakit saja ada beberapa bahan makanan yang harus kubeli untuk Dennis..”
Kris mengangguk kemudian merapatkan mobilnya di dekat trotoar depan supermarket, “mau kutunggui?” tawarnya.
“tak usah, kau duluan saja ke rumah sakit, masih banyak yang lebih membutuhkan tenagamu di sana daripada menungguiku.” Tolakku halus.
Kris tersenyum kemudian menjalankan mobilnya pelan menuju ke rumah sakit pribadinya yang jaraknya sangat dekat itu sementara aku masuk ke dalam supermarket. Malam ini pesta perayaan rumah sakit yang sudah satu dekade itu jadi pantas saja dirayakan besar-besaran karena pesta ultahnya Cuma dirayakan setiap lima tahun sekali, tepat sehari pesta ulang tahun rumah sakit, aku yang ultah. Hehehe.
Kuharap Kris tak melupakan ulang tahunku, dia ingat saja aku sudah sangat senang.
**
“ugh..” aku membawa barang-barang yang tadi kubeli dari supermarket ke ruangan untuk pesta perayaan ulang tahun malam ini.
Dokter Fred Lee sedang ada bisnis di luar negeri yang akhirnya menyuruh Kris untuk menangani urusan perayaan ulang tahun ini sementara beliau tak ada. Mataku mencari-cari sosok suamiku ini sementara aku menaruh barang-barangku di tempat penitipan barang.
“siang min...” sapa Jongdae, supir pribadi keluarga Fred.
“siang..” sapaku riang.
“siang cantik..” Hyukjae menyapaku sambil terus berlalu membawa pot bunga.
“haha siang ya..” aku tersenyum melihat kelakuan sahabat Kris yang ini. dasar penggombal ulung. Olokku dalam hati.
Mana sih Kris? Daritadi aku tak melihatnya. Mataku tertuju pada beberapa perawat yang tidak bertugas memilih untuk membantu mendekor ruangan.
“kenapa datang sendiri-sendiri? Lagi bertengkar ya?” tanya Jongdae yang langsung mendekatiku.
“ah tadi aku bersama Kris kok tapi aku turun di supermarket dekat sini” jelasku.
“Ooh..” aku melihat dia terlihat bingung harus membicarakan topik apa lagi.
“emm.. kau melihat Kris tidak? Aku daritadi tak melihatnya” ujarku bingung.
Ruangannya memang sangat luas. Ada dua ruangan yang dihias di sini, satu untuk acara puncak dan satu ruangan disulap menjadi seperti club malam untuk acara penutup. Warna magenta dari ruangan ini kian bersemarak begitu pita-pita dan dekorasi menarik terpasang di sisi-sisi ruangan.
“mungkin sedang keluar..”
“hmm.. para perawat yang baru ya?” bisikku pada Dae begitu melihat beberapa perawat yang terasa asing di pandanganku berjalan melintas di hadapanku.
Dulu aku sangat ingin menjadi perawat, kalau saja ayah dan ibuku masih hidup mungkin aku sudah menjadi perawat sekarang. Hanya saja takdir berkata lain, toh walaupun aku tak menjadi perawat aku takkan pernah menyesali takdirku menjadi istri seorang laki-laki sok tampan dan mesum seperti Kris, di rumah kan aku sudah menjadi perawat, merawat dua pasien, Dennis dan Kris. Haha.
“iya, beberapa memang dipindahtugaskan ke sini, sekarang kepala perawat juga sudah berganti. Yang terdahulu sudah pensiun..” terang Dae.
Aku membulatkan mulutku membentuk huruf O. Sudah lama sekali aku tak pergi ke sini padahal tempat ini merupakan saksi bisu sejarah pertemuanku dengan Kris.
“aku membantu yang lain dulu ya.” Pamitku pada Dae dan berjalan ke pojok ruangan mendekati pekerja yang lain.
“Minaaah...”
“ya?” aku menoleh ke arah sumber suara.
“kau bisa memindahkan pot bunga yang di dalam ruangan itu ke luar?” dia menunjuk sebuah ruangan, “hanya tiga buah pot kecil lagi. Aku sudah memindahkan pot yang besar-besar. Le...lah.... hah...” Hyukjae mengusap peluh yang mengucur di keningnya.
Aku menyodorkan sebungkus tisu yang kubeli tadi, “nih... pakailah.. tunggu di sini ya. Tenang saja aku yang akan mengambilnya.”
Aku langsung berjalan ke sisi ruangan itu, “permi....si....” napasku langsunng tercekat melihat Kris yang sedang bercengkrama dengan seorang wanita muda sambil menghias ruangan itu.
“eh.. Min... kau sudah datang?” tanya Kris begitu melihatku. Sadar akan tatapan wanita muda yang memandangku seakan berkata –kau menggangguku— membuatku terdiam membisu sejenak. Ada sesuatu dari dalam dadaku yang jatuh terbakar dan terasa panas, hatiku terasa ngilu. Aku mencoba tersenyum dan mengabaikan rasa itu. Tak ada salahnya kan mencoba berfikir positif, mungkin semenjak sudah berkeluarga, Kris mulai membebaskan dirinya dengan mulai mencoba beramah tamah dengan orang di sekitarnya. Mengingat pertemuanku dengan Kris itu sangat tidak menyenangkan. Pandangan jutek dan tatapan dingin itu. Mungkin wanita ini beruntung bisa mengenal Kris dengan keadaan Kris sekarang yang jauh lebih ramah.
Aku mencoba tersenyum, “ne... aku hanya ingin mengambil pot bunga itu..” aku menunjuk tiga buah pot bunga dan bergegas mengambilnya sebelum hatiku semakin terbakar.
“biar kubantu..” tawar Kris. Aku hanya diam, tak menolak tapi tak juga mengiyakan. Tapi sudut mataku menangkap kalau wanita itu tengah mencegah Kris membantuku, “selesaikan ruangan ini dulu Kris..” cegahnya sambil mengusap-usap bahu Kris.
“ah... aku bisa sendiri kok...” ujarku sambil berlalu dari hadapan mereka dan meninggalkan ruangan itu.
“hooii Min... maaf merepotkanmu...” ujar Hyukjae dari kejauhan, tangannya menenteng sebotol air mineral dan mengacungkan padaku, memberi isyarat menyuruhku duduk di sisinya setelah aku memindahkan pot bunga ini.
“tidak apa...” jawabku pendek sambil terus membawa tiga buah pot bunga yang cukup berat dan  menaruhnya di luar.
**
“huft....” membawa pot bunga ini jadi melelahkan karena aku membawanya dengan sedikit tidak ikhlas, membayangkan Kris bersama wanita itu benar-benar menyebalkan.
“minumlah...” Hyukjae menawarkan sebotol air mineral yang tadi sudah dipegangnya padaku.
“ahh ne tidak usah..” tolakku, “di dalam ruangan tadi aku bertemu Kris dengan wanita muda, dia siapa?” tanyaku.
Belum sempat aku menjelaskan secara mendetil tentang wanita muda yang bersama Kris itu, Hyukjae sepertinya sudah mengetahuinya, “ugh bersama Kris? Mungkin kepala perawat baru, namanya Jessica Han. Dia memang dekat dengan Kris karena dia masih perlu banyak belajar tentang rumah sakit ini..” jelasnya. Aku mengangguk-angguk. Kutekan dadaku pelan sambil berkata dalam hati, Cuma rekan kerja,. Rekan kerja....
“dia cantik sekali kan? Pintar lagi, sayang dia galak dengan semua anak buahnya jadi aku tak berani mendekatinya.” Keluh Hyukjae.
Aku menepuk-nepuk pelan bahunya begitu mengetahui Hyukjae menyukai gadis itu, “kalau jodoh tak kemana” hiburku.
“haha kajja. Kita membantu Kris dan Jessica.” Ajak Hyukjae.
Aku mengikuti sambil terus meyakinkan hati bahwa tidak ada hubungan yang spesial antara Kris dan Jessica.
“hooii kami datang~ yoo waddup...!!” Hyukjae menyapa Kris dan Jessica yang masih sibuk menghias ruangan.
“halo nona cantik” Hyukjae menyapa Jessica dengan membelai rambut panjang Jessica diikat rapi ke belakang, yang disapa malah memalingkan muka.
“tidak sopan..” gerutunya.
“Kris mau kugantikan tidak posisimu?” tanya Hyukjae sambil mengedipkan matanya pada Kris.
Belum sempat Kris menjawab Jessica yang masih berdiri di atas tangga langsung menyahut, “tidak usah, aku Cuma mau dibantu sama Kris. Apalagi aku Cuma memakai rok, aku takut matamu mengamati hal yang tidak-tidak.”
Hyukjae nyengir karena niatnya ketahuan, “galak amat sih nona” celetuknya.
“sudah Hyuk, denganku saja” aku menengahi.
Jessica menatapku sambil tersenyum menang. Kris hanya bisa menatapku pasrah, berusaha menyampaikan sesuatu, mungkin lebih seperti, jangancemburu...  aku yang kurang pandai mengartikan tatapan seseorang hanya bisa tersenyum getir.
Aku membantu Hyukjae memasang beberapa kertas warna warni di sudut ruangan. Menggunting beberapa pita dan membentuknya jadi bunga yang cantik.
Tok...tok...tok...
Semua mata tertuju pada seseorang yang mengetuk pintu, “ada apa Hyo?” Jessica yang mengenali anak buahnya ini langsung bergegas ingin turun dari tempat ia berpijak tadi. aku melirik sekilas sebelum akhirnya memutuskan ia pegawai baru di sini.
“kau ke....AAAAAA” Jessica yang tatapannya daritadi mengarah ke arah seseorang yang bernama Hyo itu kehiangan keseimbangan.
BUKK!! Jessica jatuh, bukan.. bukan jatuh ke tanah, tapi jatuh ke gendongan Kris, tangannya yang mulus dan putih bersih itu terlihat melingkar erat di leher Kris sementara Kris –yang melakukan gerak refleks menggendong wanita cantik dan seksi- ini sedikit terhuyung. Aku mengamati ekspresinya, kaget dan... entahlah, aku rasa untuk sekarang aku lebih ingin membutakan mata dan hatiku. Pelupuk mataku terasa panas, oh hey, sejak kapan seorang wanita sepertiku menangis?
“ehemmm...” Hyo mencoba mencairkan suasana yang terlihat membeku ini, apa? Adegan ini terasa seperti slow motion dalam pandanganku, tak ada yang bergeming dari tempatnya dan mata Kris.. mata itu masih menatap Jessica!
Suasana kembali normal, Kris menurunkan Jessica, matanya melirikku sekilas, aku hanya tersenyum, miris...
Asisten itu membicarakan beberapa hal yang tak ku mengerti pada Hyukjae, Kris, dan Jessica. Apa aku wanita paling bodoh di sini? Aku hanya menangkap kalau Jessica dan Kris diminta mengikutinya. Aku mengamati diriku sekilas, membandingkan diriku dengannya, ah rambutnya yang sehat, lurus dan menawan itu, kakinya yang jenjang, wajah cantik ditambah polesan make up tipis, bibir yang selalu merona merah dan.. pintar.... bukankah itu yang pantas di dapatkan dari seorang putra pendiri sekaligus pemilik rumah sakit ini?
“Hyukjae hyung, temani aku...” ajak Kris sementara matanya beralih kepadaku, “kau mau ikut atau...”
“tidak, aku di sini saja” jawabku cepat, semakin sering aku mengikuti mereka maka akan terlihat semakin bodohlah aku.
Jessica menatapku sebal, aku lebih memilih diam.
“jangan menatap Minah seperti itu sayang, Minah kan sudah....”
“hentikan mulut menjijikanmu itu Hyukjae-ssi..” sela Jessica dengan tatapan sinis begitu merasakan tatapannya padaku diperhatikan oleh Hyukjae.
Aku menunduk, berharap Kris akan mengatakan, hei-aku-sudah-menikah. Apa wanita ini tidak tahu hubunganku dengan Kris? Tapi kata-kata itu hanya berputar-putar dalam otakku saja, ia tak mengatakan ataaupun meyakinkanku kalau ia dan Jessica tidak ada hubungan spesial.
“kami pergi dulu..” hanya itu kalimat yang terdengar di telingaku, aku bahkan tak tahu apakah sekarang Kris melihatku atau tidak. Aku mendongakkan kepalaku begitu suara Kris lenyap dari kedua telingaku, hanya ada Hyo, Jessica dan aku di ruangan ini, aku kembali menyelesaikan dekorasiku tanpa memandang sedikitpun pada mereka berdua.
Tak ada sesuatu yang spesial di telingaku saat mereka berdiskusi, hanya sekedar masalah pekerjaan sampai akhirnya celetukan dari Hyo yang membuatku membeku sejenak, mematikan syaraf-syaraf di tubuhku dan membuat rasa nyeri itu kembali menyesakkan dan menghantam hatiku.
“nona, kau mesra sekali dengan Kris, kalian ssangat cocok”
“benarkah? Selama ini aku belum berani menanyakan statusnya, ku harap ia masih sendiri” entah rasa ingin tahuku yang begitu besar aku memberanikan diri memalingkan wajahku menatap mereka, “setidaknya...ia lebih melihat ke arahku daripada seorang wanita yang daritadi diperhatikannya..” sindir Jessica sinis.
“hha, nona lebih baik kita menyusul mereka sekarang” ujar Hyo mengingatkan Jessica.
Sesuatu yang basah dan berair mendesak keluar dari pelupuk mataku dengan lancangnya, wanita ini, wanita ini mengincar suamiku!
Buru-buru aku memalingkan mukaku dan bergegas meninggalkan ruangan ini sebelum wanita itu melihat airmataku.
aku bergegas menyeka bulir-bulir airmataku sampai akhirnya aku berhenti di sebuah cafe.
Aku mengetuk-ngetukkan kesepuluh jari tanganku ke meja cafe, sesekali aku berhenti mengetukkan jariku hanya untuk sekedar menyedot Caramel Macchiato yang berada di depanku.
Sebentar lagi acara akan dimulai, beberapa bagian dari cafe ini juga akan diisi oleh para tamu undangan.
Sepi, bukan... bukan cafenya yang sepi, hanya hatiku yang rasanya kosong, hampa, Kris masih sibuk bertugas dengan Jessica sedangkan aku hanya bisa menunggu, mengusir jenuh sambil mencoba membunuh kebosananku dengan memainkan gadgetku.
Ahh, kenapa Kris tak mengatakan pada Jessica kalau ia sudah mempunyai istri? Apakah aku sangat tidak pantas untuk dikenalkan sebagai istri pewaris satu-satunya rumah sakit ini?
Tring.... sebuah pesan Line masuk dari eomma, Omg! Eomma mengirimkan sebuah video padaku, tanganku bergerak lincah mengklik link yang dikirimkan, Dennis sedang menyanyikan lagu bear song?aku tersenyum begitu melihat aksi dari anakku, buah hatiku.. aku terus memandanginya sampai-sampai aku tak sadar ada seseorang yang duduk di hadapanku
“Minah” sapanya yang membuatku terlonjak kaget.
“Seungho Oppa” pekikku pelan begitu menyadari keberadaannya.
Ia tersenyum manis, “suamimu pemilik rumah sakit ini ya?” tanyanya antusias. Aku tersenyum mengiyakan.
“lantas apa yang sedang kau tertawakan Minah?” tanya Seungho Oppa.
“ini, lihatlah” aku menyodorkan video Dennis yang sedang bernyanyi dengan riangnya, aku tersenyum senang. Kulihat Seunghopun tampak puas dengan perkembangan Dennis sekarang.
“emm... Min. Itu bukannya Kris?” tanya Seungho, aku yang daritadi sibuk memegang gadgetku kini mengarahkan pandangan tepat di manik mata Kris yang ternyata sedang menatapku tajam.
Aku tersenyum mengejek, siapa yang harusnya mencemburui siapa? Aku mencoba bernapas melalui mulutku begitu melihat pasangan Kris dan Jessica yang berlalu di hadapanku, aku rasa ini adalah ulang tahun terburuk yang pernah kutemui.
Kami pun makan dalam diam, Seungho akhirnya menyadari ada yang tidak beres dengan hubunganku dengan Kris, “kau, tidak apa-apa Min?” tanyanya pelan.
Aku yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk makananku akhirnya memilih untuk mengalah dan bertindak. Kutekan dalam-dalam harga diriku dan membuangnya jauh-jauh sebelum akhirnya aku menemui meja Kris yang tengah sibuk bercanda dengan Jessica. Apa peduliku dengan perayaan ulang tahun rumah sakit kalau akhirnya tepat di depan mataku aku melihat suamiku berselingkuh terang-terangan.
“kau” tudingku langsung pada Kris, “lelaki macam apa kau ini?”
Kris menatapku tanpa ekspresi dan akhirnya membuatku gemas, kalau saja dia bukan suamiku mungkin aku sudah menumpahkan wine di depannya.
“yak~ berani sekali kau dengan Pak Kris” kali ini Jessica menegurku. Aku tersenyum sinis,”berani katamu?setidaknya aku tidak sepengecut dia yang tidak mau mengakui istrinya di depan umum” aku berusaha keras menahan airmataku.
Mataku beralih pada Kris, “kenapa kau tak mengatakan padanya kalau aku ini istrimu? Memangnya kau malu?” aku mengepalkan tanganku, “dasar penjahat! Suami bodoh! Tidak setia! Aisssssshhh!!”
                Aku langsung membuang muka da n berlari meninggalkan cafe itu, pesta tetap akan berjalan tanpaku kan? Aku mengasingkan diri di sebuah ruangan yang kuyakini adalah ruang penyimpanan peralatan medis dan menangis tanpa suara, berusaha menahan gejolak yang berlomba-lomba ingin segera dikeluarkan.
                Usai aku menangis, aku melirik jam tanganku yang terlihat mulai kabur karena air mata yang terus menggenang di pelupuk mataku. Sudah jam 11 malam, perayaan utama pasti sudah selesai kan? Setidaknya sekarang aku mengirimkan pesan Line pada Dae supaya mengantarkanku pulang ke rumah.
Aku melangkah pelan melewati ruangan dan menyelinap ke parkiran. Tiba-tiba seseorang mencekal tanganku, memutar tubuhku hingga dadaku berbenturan dengan dadanya.
“jangan pernah kabur dariku tanpa seijinku nona Minah” bisiknya di dekat kupingku, bahkan aku merasakan bau-bauan khas yang menguar dari seseorang yang kukenali adalah Kris.
Aku meronta dalam pelukannya, “lepaskan aku” jeritku.
Dia malah tersenyum dan menggigit pelan kupingku, membuat mulutku meloloskan desahan karena ulahnya.
“apa-apaan ini” jeritku tertahan yang langsung dihentikannya dengan membungkam bibirku, lidahnya yang basah memaksa masuk ke dalam mulutku. Air mataku turun sedemikian derasnya, membiarkan tubuh mungilku terperangkap dalam dekapannya dan membiarkannya mencecap bibirku tanpa ampun.
Begitu dirasanya aku mulai kehabisan napas karena mengimbangi ciumannya, dia melepaskan diri dan langsung berujar, “dengar ya sayang, aku tidak ada niat seeeedikitpun untuk selingkuh darimu jadi tolong hilangkan pikiran-pikiran bodohmu itu” ia menyentil keningku.
Aku masih belum bisa menjawab pernyataannya, napasku semakin terengah-engah akibat ciuman dan pernyataannya tadi.
“Sini kutunjukkan padamu. HUP” dengan satu gerakan tangan dia menggendongku ke atas bahunya.
“yak! Turunkan!”  pukulku pada punggungnya.
“diam sayang, aku mau bernyanyi untukmu” ia bersiul kegirangan, hei apa-apaan ini? jangan bilang ini adalah bagian dari rencana gilanya. Kau ditipu mentah-mentah Bang Min Ah, rutukku dalam hati.
Akhirnya aku memasrahkan diri merasakan tangannya yang menumpu pahaku dan sesekali ia mencubit pantatku dengan gemas. “dasar lelaki sialan! Bejat! Kurang ajar! Mesum! Penjahat kelamin! Sialan!” teriakku berang.
“sssttttt...orang rumah sakit bisa mendengarnya sayang” ia memelankan suaranya dan sekali lagi aku tercekat karena ia membawaku masuk ke aula dan sekarang menuju ke atas panggung.
“wo...woaaah ganas sekali” seseorang yang kuyakini Hyukjae bersuara dari tempat duduknya.
“lepaskan aku Kris ini memalukan” desakku.
“tidak sampai kau mendengarkan permintaan maafku” tolaknya dan langsung mendudukkanku di atas kursi. Dengan cekatan  beberapa perawat pria langsung memegangi kedua tanganku dan mengikatnya di kursi.
“apa-apaan ini?” teriakku marah.
“ini namanya BDSM sayang, masa kau tidak tahu sih? Semakin kau meronta maka akan semakin kencang ikatannya” papar Kris dengan senyum kemenangan.
“suami sialan!” umpatku menahan malu, beberapa pengunjung ada yang berbisik-bisik mengenai percintaanku dengan Kris, ada yang tersenyum, ada juga yang dengan antusiasnya seperti mengatakan, “liar” “panas” “ganas” “amatir” “polos” dan berbagai kata-kata yang teramat sangat menjijikan di telingaku.
“sayang~” Kris memanggilku dan dengan cekatannya ia sudah berada di sebuah piano berwarna putih.
“mau apa kau?” kutekan harga diriku kuat-kuat, rasanya harga diriku sudah jauh terkikis semenjak bersuami dengan lelaki gila seperti Kris.
“aku mau meluruskan, aku tadi hanya berpura-pura dengan Jessica, semua warga dirumah sakit ini juga tahu kalau aku itu milikmu sayang~” ia memamerkan giginya dan mengacungkan tangannya kepada Jessica yang sekarang sedang duduk berdua dengan Hyukjae.
“aku menyayangimu sayang, aku takkan berpaling” ucapnya dengan nada menjijikan yang membuatku membuang muka, “well. Baiklah sudah jam 12, cukup aku berbasa-basinya, happy birthday sayang” ia datang menghampiriku dan mengecup kedua keningku sementara para perawat pun mulai membebaskan tanganku.
Tak terasa airmata pun kembali berjatuhan dari pelupuk mataku, “dasar lelaki jahat” umpatku, benar-benar ya kali ini aku dibuat naik darah hanya karena ulang tahunku sendiri.
“aku kan Cuma bercanda sayang” ia meringis dan langsung membimbingku untuk duduk di sampingnya sambil mendengarkannya bermain piano. Awalnya aku menolak tapi dia mengancam akan memperkosaku di sini kalau aku tidak mau.
“para hadirin, lagu ini khusus untuk istri saya yang sedang berulang tahun” ia tersenyum sumringah, tangannya dengan lincahnya langsung menekan tuts piano.
Ahh, lagu ini... aku memejamkan mataku pelan mendengarkan lagunya.
When your heart is flying away to my heart
I will catch with all my love
Like a ship that sailing on the sea
Is it you where i rest all my heart??
Kris memalingkan wajahnya dan mata kamipun saling bertemu, ia tersenyum, dan mengecup bibirku sekilas.
Im sitting on the parkbench of downtown
Im laughing remember all that you’ve done
There’s a bird is singing on the tree
And you are running around in my head
It is long time since I first met you
I feel my heart is start to grow
Im so happy that I love you with no wonder
And I promise never break it away
Ia meringis sambil menyanyikannya begitu aku mendengar ia mengucap janji yang akan kupegang itu, ahh tapi dulu ia bahkan lebih dulu mewanti-wantiku kalau setiap orang yang berumah tangga itu pasti mempunyai masalah dan ia bisa saja secara tak sadar menyakiti hatiku. Kalau saja ia tidak mengatakan hal semacam itu lebih dulu padaku mungkin aku sudah mencakar wajahnya karena ia melanggar janjinya.
My love is true
There’s a long way to go
There’s a long day to know
My love is true
I love you just as you and please dont gonna be somebody new
Kali ini ia mengecup tanganku mesra dan memandangku lekat-lekat.
“That your love so beautiful and i want it forever” bisiknya lagi. “Happy birthday sayang, I love you” tutupnya yang diiringi teriakan riuh dari penonton.

-END-

4 komentar:

  1. Argh udah gregetan ternyata kris hanya... T.T
    keren thor huhu

    BalasHapus
  2. Bikin cerita lebih banyak ttg krismin thoorr >o< suka bangeet ssma mereka hehehehe good job!

    BalasHapus
    Balasan
    1. sabar yaaa belum ada pencerahan sama keluarga alay itu wkwk

      Hapus