Jumat, 26 September 2014

Surprizeeeeeeeeeeeee~~

Yaaayyy!! Finally ini blog sudah 100K viewers aja~~ hohoooo...
aku nggak nyangka aja padahal aku ngepostnya sedikit hohoo, yah berhubung ini blog pertama tempatku berpijak dan menetap di wilayah blogger /gak/ yah aku ngerasa sayang aja kalo sampe dihapus. Padahal dengan berat hati aku pingin bilang kalau aku pindah lapak :(

so sorry guys~
tapi ini untuk memperingati blog ini, aku post My Abnormal Doctor di sini yaa~~

My Abnormal Doctor menceritakan tentang Enrico Bagas Adiputra seorang dokter muda ganteng, ramah dan kaya raya yang mengalami krisis identitas diri mengenai kehidupan cintanya dan ketakutan akan kehidupan pernikahannya, hingga datanglah seorang gadis pecicilan dan petakilan bernama Amira Nagita yang langsung merubah hidupnya.
Rico bahkan tidak tahu siapa yang perlahan mengubah hidupnya saat ini, Ami atau dirinya sendiri yang membuatnya terjerumus dalam sebuah lingkaran sakral bernama pernikahan.
Happy reading^^



Prolog || Part 1 || Part 2 || Part 3 || Part 4 || Part 5 || Part 6 || Part 7 || Part 8 || Part 9 || Part 10

Part 11 || Part 12  || .....

akan diupdate apabila aku sudah selesai ngepost ya~~ makasih sudah mau baca dan mampir ke sini..
ciao~~

Rabu, 17 September 2014

[FF KAI EXO] Oggy's Diary [END]


Author : @meiokris
Cast :
Kim Jongin
Oggy
Oh Sehun
Huang Zi Tao
Kris.
Genre : romantis, komedi alay laknat najis.
length : chaptered.
***
Nama gue Oggy. Gue tukang pipis. Gue seneng pipis dan I love pipis. Abaikan.
Dulu, gue kerjaannya gigitin pantat orang, dan saksi bisu keganasan gue adalah kak Byun Beki. Tetangga gue yang selalu pasrah gue gigitin pantatnya.
Sekarang gue udah nggak gigitin pantat orang lagi.
Selain suka pipis, gue sekarang jadi hobi ngintipin orang pipis.
Siapa tau kan pas gue ngintip gue bisa lihat burung Sehun. Hehehe.
Biasanya pas lagi istirahat banyak yang pipis nih. Batin gue yang langsung mengambil langkah panjang ke sebelah kelas gue.
Sekarang toilet dan kamar mandi sekolah gue udah di renovasi. Dibagi dua toilet duduk khusus cewek dan toilet berdiri buat cowok. Bagian atasnya sengaja di bikin bolong-bolong biar sinar matahari bisa masuk ke dalam.
"Kris, buruan kencingnya. Ntar keburu diintipin Oggy!" 
"Bentar Tao, lagi ngadat nih." jawab Kris asal.
Haaah. Bisa-bisanya mereka ngomongin gue. 
Kontan saja gue langsung nyelonong masuk ke toilet cowok. "Ngapain lo berdua ngomongin gue? HAH! Pingin banget gue intipin ya?" tantang gue dengan wajah garang.
"Aaaaaa!!" Tao berteriak heboh. Sumpah alay banget nih lekong. Ups.
"Sini lo maju. Gue cekek burung lo." ancam gue sambil mamerin kuku-kuku gue yang mulai panjang.
"Nih nih gue liatin burung gue biar lo takut!" ancam Tao nggak kalah garang. sebenernya mukanya cukup garang bagi cowok kebanyakan, tapi berhubung gue tahu dia tampang doang yang preman tapi hatinya Hello Kitty. gue nggak takut!
"Gue nggak takut, ya!" gue memutar kedua bola mata gue kesal.
"Buruan Kris!" Tao mulai memucat.
"Aduh burung gue kejepit!" racau Kris frustasi tapi untungnya ia cukup pintar dengan langsung menarik Tao keluar toilet sebelum gue membabi buta.
"Awas lo berdua!!" gue mengepalkan tinju ke arah mereka.
"Untung lo cewek! Kalo nggak gue laporin ke guru lo!" sayup-sayup gue mendengar Tao mengumpat.
"Haaaah. Coba kalo cewek bisa pipis berdiri udah gue tantang dia buat tanding pipis. Siapa yang pipisnya paling kuat, panjang, dan tahan lama." gue mengembangkan hidung gue saking kesalnya.
*PLUK* tiba-tiba kegelapan menyergapi gue.
"Apaan nih? Woy woy." teriak gue.
"Topi, Gy. Topi gue." decak seseorang.
"Oh, Kak Kai." sahut gue lesu.
"Ngintipin cowok pipis lagi, ya?" tebaknya.
"Nggak. Tadi abis ngelabrak orang yang ngomongin gue." sahut gue semakin lesu. Yaah bel udah bunyi. Nggak bisa ngintipin lagi deh.
"Mau dong diintipin. Gue kan nggak pernah lo intipin, Gy." Kai senyum-senyum genit ke gue.
"Ogah ah. Ngapain gue ngintipin burung gagak." sahut gue sebal dan memilih untuk kembali ke kelas.
Baru saja gue mau masuk ke dalam kelas, ada seseorang yang manggil gue.
"Gy, nanti malam jalan yuk." teriak seseorang di balik pintu kelas. Itu kak Sehun!
Ohiya, gue lupa ngasih tau kalian kalo sekarang hubungan gue sama Sehun udah baikan. 
Sejak sering gue WA in tiap malam dia sedikit demi mulai melunak ke gue.
"Oke." jawab gue sambil tersenyum tipis. Ciee gue sekarang jadi sok cool gini diajakin ngomong Sehun.
Tapi kalau boleh jujur, gue malah kayak kehilangan arah sekarang. Dulu, hati, jiwa, dan pikiran gue buat Sehun seorang. Sekarang setelah dia mulai notice gue. Guenya biasa aja.
Apa ini yang namanya tantangan hidup? Pas udah tercapai juga bukannya puas, malah jatuhnya kecewa.
Atau gue yang terlalu serakah? sombong? rakus?
Ada apa sih sama hati gue? 
Tiap hari gue selalu yakinin gue kalau gue masih suka sama Sehun. Buktinya, gue masih tetap ngecengin dia tiap lewat depan kelas gue.
Nggak gue sangka pas gue bikin gerakan memutar mau masuk ke kelas, ada Kai di belakang gue yang bikin gue kaget.
Kalau di drama-drama sih biasanya kecium gitu. Aseeek. sayangnya refleks gue bagus dan gue bukan tipe-tipe cewek lebay yang sengaja menjatuhkan diri di hadapan cowok.
Dan sayangnya lagi, akibat gerakan gue yang langsung refleks mundur ke belakang, belakang kepala gue yang malah ciuman dengan pintu kelas.
"Woy! Ngagetin banget sih!" teriak gue.
Kai nyengir lebar. "Nih permen." dia menyodorkan lima butir permen warna-warni dan menaruhnya di tangan kanan gue.
"Buat apa?" gue menatap curiga.
"Gue tahu lo suka yang manis-manis kan makanya gue kasih, oon. Jangan negatif mulu ah sama gue." ia mencubit pipi gue gemas.
"Apaan sih lo. Tangan lo woy! nggak ada racunnya kan?" gue semakin menyipit curiga.
"Elaaah. Enggak. Gue masuk ke kelas dulu ya." dia pamit ke gue sambil melambai-lambai ala miss Universe. 
"Ada ada aja." decak gue. Pas gue mau melangkah masuk lagi ke dalam kelas yang nggak jadi-jadi dari tadi, tiba-tiba ada yang ngehalangin gue lagi pas mau masuk ke kelas.
"Lo melet Kai ya sampai dia kayaknya tergila-gila sama lo?" desis seorang cewek yang pakai bando Minnie Mouse.
"Heh! Apaan sih?! Siapa yang melet juga! ngawur." sahut gue ketus.
"Gue denger gara-gara dia ngintipin lo ya di kamar mandi jadi dia ngerasa bersalah sama lo dan terus minta maaf? Ngaca dong jadi cewek! Sok cantik banget." kali ini yang pakai bando rusa yang ngomong ke gue.
"Kasih tau nggak yaaaa?" kata gue sambil julingin mata.
"Asal lo tau ya, lo tuh nggak ada apa-apanya dibandingin sama kak Wendy jadi nggak usah sok deh. Kesian gue sama Kai."
"O." sahut gue menyebalkan.
"Awas lo." baru saja mereka ingin menjambak gue. Gue langsung teriak.
"Ada cicak jatuh di baju lo!" 
"WAAA!!" mereka teriak alay sampai akhirnya mereka ngacir ke kelas masing-masing sambil mewek. Gue mendecak saking nggak habis pikirnya sama KaiLovers macam mereka.
Padahal tanpa gue ngomong udah maafin juga sadar atau nggak Kai pasti ngerasa dari sikap gue yang udah nggak galak lagi dideketin sama dia. Hhhhh.
 **
Malam ini gue jalan bareng Sehun. Malam yang gue tunggu-tunggu dari jaman gue jadi siswa baru dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya..
Yihiiiiyyy~
Gue pake T-Shirt putih dipadu dengan jaket jeans dan celana jeans biru, sementara Sehun pun juga pake jeans.
Aaahhh. Gue nggak nyangka bisa couple-an kayak gini. Unyu banget.
Kita muter-muter di mall seharian sampai akhirnya berenti pada sebuah restoran cepat saji.
"Pesenin dong, Gy." suruh Sehun yang lagi asik mainin gadget.
"Oke ganteng."goda gue sambil menoel pipinya. Dia malah nyundulin kepalanya ke tangan gue minta di elus. Kayak kucing aja. wekekeke~ yah nggak apa-apa lah sekali-kali ntraktir pujaan hati.
"Mau pesană…¡"
"Donat coklatnya 3 yang rasa alpukat 2 sama Choco fload-nya satu." Potongnya sebelum gue selesai ngomong.
Gue tersenyum samar, gila ni anak lo kira gue pembantu apa., "oke." Sahut gue sambil beranjak ke kasir.
Nggak berapa lama pesanan pun datang dan Sehun masih mainin gadgetnya.
"Makan dulu." Tegur gue halus.
Sehun ogah-ogahan melirik makanannya. Lah? Yang mesan dia sendiri juga.
"Hehehe." Dia tersenyum, "mau main tebak-tebakan nggak?"
"Boleh." Sahut gue sambil mulai mengunyah donat gue.
"Tau nggak kenapa malam ini nggak ada bintang?"
"Tau. Kan ini lagi mall. Mana biaa ngelihat bintang." Sahut gue cuek sambil terus mengunyah donat.
Sehun cemberut. Gue menatap bingung, "kenapa?" 
"Nggak apa-apa. Lanjut tebakan ke dua deh. Lo tau nggak apa bedanya lo sama lukisan?"
"Nggak tahu. Apaan?"
Sehun tersenyum puas, "kalo lukisan kan makin lama kan makin antik. Kalo kamu makin lama makin cantik."
Krik.........
G4r!N9 64N9ET sumpah....
Gue tepuk tangan heboh biar nggak ngelukain ego-nya. "Soo sweeeettt..."
Diam-diam gue ngelirik gelang yang gue pake, pemberian Kai dulu. 
Kalo gue jalan sama Kai mungkin nggak bakal segaring ini. Hhhh. Lah? Kok gue jadi mikirin Kai sih?!
Akhir-akhir ini sejak Sehun care sama gue. Kai mulai menjauh. Hhhhh. Gue jadi kangen.
Abis makan kita muter-muter lagi, "kita ke hypermart yuk~" ajaknya, "tapi bayarin dulu ya ntar gue balikin uangnya."
Buseeet. Jadi begini tingkah Sehun? asdfghjk apa banget tjoy. 
bukannya gue sayang duit gue, cuman........
kayak nggak etis banget deh punya cowok tapi kok selalu minta bayarin....
belum jadi pacar.. hhhhhh...
suara musik di hypermart pun mengalun. sayup-sayup gue denger liriknya.
Dasar kau buaya buntung tung
pacaran kau itung itung tung

Dasar kau buaya buntung, mencari untung
mau makan mau makan mau makan, maunya dibeliin
mau minum, mau minum, mau minum, maunya diambilin
mau pergi, mau pergi jalan-jalan, maunya dibayarin
minta ini, minta itu, minta anu, maunya diturutin

anjerrrrrrrr......

satu hal yang gue sadar, kalau lo mau suka sama seseorang jangan lihat mukanya doang, hatinya juga dong!
Mungkin sewaktu lo kenal pertama sama dia, lo bakal mikir segala keburukannya itu lucu, namun seiring berjalannya waktu, kalau doi nggak ngerubah sifat buruknya, lo pasti bakalan kelabakan sendiri.
Ingat! hubungan yang baik itu harus bisa membawa dampak positif bagi lo berdua.
**
Kai         : Oggy jelek.
Gue       : apa dekil?
Kai         : besok perayaan sekolah kan? Gue numpang ya!
Gue       : numpang apaan?
Kai         : naik sepeda lah. Besok jemput gue jam 7 ya.
Gue       : G.
Kai         : kok gitu?   
Kai         : Gy?
Kai         : sepeda lo bisa buat boncengan kan?
Kai         : jangan lupa ya jemput gue.

Gue cekikikan lihat Kai kelabakan sendiri.
Besoknya......
Kai         : PING!!!
Kai         : buruan jemput gue.
Kai         : Gy. Lo tau rumah gue kan?
Gue        : bawel banget lo. Iya gue tau. Gue berangkat. Bye.
Bales gue dan langsung menggenjot sepeda gue menuju ke rumah Kai.
Hari ini Kai ulang tahun. Gue jadi nggak sabar ngasih dia kado. Gue udah beliin gelang dengan gantungan pocong lucu di sisinya.
Ntar lah abis perayaan gue kasih, hehehe.
"Lama banget, lo." Protes Kai begitu gue udah nyampe rumahnya.
"Masih untung gue jemput. " gue mendengus kesal.
"Yailah, tapi nggak selama ini juga." ia mengacak rambut gue pelan.
"Gue cewek. Lama mandinya." Cibir gue sambil berpindah ke tempat duduk di belakang.
Kai naik dan mulai menggenjot sepedanya pelan.
"Cieee sepedaan bareng cieee." Goda dua bocah kembar ketika gue dan Kai lewat depan mereka.
"Bocah sekolah sono." Teriak gue.
"Pelanin dikit suara lo Gy. Toa banget." Tegur Kai.
Gue terkikik pelan. "Bodo amat. Wekkkkk."
Setibanya gue di depan sekolah gue, kak Wendy mantannya Kai nyamperin kita.
"Hai, Kai." Sapanya sambil tersenyum manis. Gue jadi meleleh deh.
"Hai, Wen."
"Boleh minjam Kainya?" dia melirik gue tanpa melepaskan senyum indahnya, apalagi di kedua pipinya ada lesung pipi yang tercetak dengan manisnya.
"Pinjam aja. Bukan punya gue kok." Sahut gue santai. "Gue duluan ya." Pamit gue dan membawa sepeda gue masuk ke dalam meninggalkan Kai yang sibuk dengan kak Wendy.
"Udah lama nggak ngintipin cowok pipis." Gue menyeringai pelan. Buru-buru gue menyelinap ke belakang toilet.
"Sebentar lagi acaranya di mulai nih. Buruan dong." Gue mendengar sebuah suara yang gue yakinin itu adalah Tao.
"Bentar lagi. Susah banget nariknya." Decak seseorang. Oke pasti ini Kris.
"Sini gue tarikin."
"Pelan-pelan dong."
"Aduh, kejepit nih. Setan."
"Ooohhhh..."
"Aaahhhh..."
"Pelan-pelan Tao."
Anjroot. Gue ngerasa kuping gue panas dengernya. Bisa-bisanya mereka mahoan di toilet kesayangan gue.
Brakk! Pintu toilet terbuka.
"Ngapain lo berdua mesum di sini hah?!" Labrak gue sambil menyipitkan mata. Nggak salah lagi. Tao dan Kris. Haaah. Mana tangan Tao lagi hinggap di resleting celana Kris.
Mereka diam.
Gue diam sesaat.
"Keluar dari toileeeeeetttt!!!" Usir gue berapi-api.
Gue melangkah keluar toilet dengan langkah lebar. Senangnya bisa menangkal permesuman liar di toilet kesayangan gue.
Gue mencari-cari sosok yang nggak seharusnya gue cari. Iseng doang sih.
DEG.

Mata gue menatap lurus ke depan. Tepat di bawah pohon, gue melihat dua orang yang tiba-tiba membuat hati gue bergejolak.
Perasaan apa ini? 
Jantung gue berdetak kencang sejalan dengan kemesraan yang terpancar pada pasangan di bawah pohon sana.
Kai dan Wendy.
Gue lihat dua orang itu bermain riang dengan sepeda milik Wendy. Kai yang mengayuhnya dan Wendy yang bertengger manis di antara ban belakang. Berdiri dengan tangan memegang kedua pundak Kai.
Gue menekan dada gue kuat-kuat. Debar yang pernah gue rasain sekali waktu Kai bilang peduli sama gue kini muncul lagi dengan tempo yang cepat dan denyut yang semakin kencang.
Gue ngerasa ada air yang masuk ke paru-paru gue. Sakit.
Buru-buru gue mengambil sepeda gue dan menelungkupkan kepala gue di atas stang.
Hancur. Gue ngerasa hari ini mendung. Gue pingin nangis. Tiba-tiba seseorang menepuk bahu gue.
"Oggy. Lo tidur?" Panggilnya. Gue yakin, nada suara ini. Ini pasti Kai.
Gue langsung menghirup napas gue pelan-pelan dan menghembuskannya kuat-kuat. ogah banget gue kelihatan tersiksa dekat dia.
"Kenapa?" Tanya gue sambil mendongakkan kepala gue dan berusaha keras untuk menatap wajah lelaki di hadapan gue ini.
Duh Tuhan, gue kenapa? Apa karena gue udah nggak punya siapa-siapa lagi di hati makanya gue kayak gini?
"Lo bisa bawa sepeda sendiri kan? Gue pulang bareng Wendy kayaknya." Sahutnya sambil menggaruk tengkuknya pelan.
Gue memasang tampang masa bodo, "terus gue harus bilang wow gitu?" 
"Yailah, kan gue pamit doang."
"O." Sahut gue tanpa minat. Cepetan pergi kek, gue pingin nangis nih!
"Haha. Jangan galau dong gue tinggal. Udah ya. Bye." Sahutnya sambil mengacak rambut gue pelan sebelum ia pergi.
Gue yakin seribu persen dia becanda. Tapi ngenaaaaaa :"( :"(
Gue langsung melangkah gontai ke kelas dan langsung menangis di pojokan kelas.
Bayangan si item Kai tertawa lepas bareng kak Wendy itu rasanya sakittttttt bangettttt. 
Bayangin kak Wendy yang megang pundak Kai, mana tadi suap-suapan pula. Hhhh.
"Akhirnya seorang Oggy bisa cemburu juga." Sindir Aie
Gue mengusap airmata gue dan memandang Aie lekat-lekat.
"Mandanginnya biasa aja dong." Kata Aie yang langsung menoyor kepala gue.
Gue mengerjap, "kok lo bisa ada di sini?" 
"Yeee. Lo yang terlalu mendramatisir makanya nggak ngelihat gue."
"Siapa yang mendramatisir." Dengus gue sambil membuang muka.
"Gue tau lo nangis gara-gara patah hati dan cemburu kan gara-gara liat kak Kai sama kak Wendy." Cibirnya.
"Sotoy lo."
"Akhirnya Oggy bisa jatuh cinta juga."
"Apaan sih Ai. Jelas-jelas gue jatuh cinta sama Sehun."
"Beda Gy. Gue lihat lo fine-fine aja lihat Sehun bareng cewek lain. Lo cuma suka belum masuk tahap jatuh cinta."
"Tapiă…¡"
"Gue udah kenal lama sama lo, Gy. Lagian seorang 'Oggy' dan 'airmata' itu bukan korelasi yang pas. Baru kali ini gue lihat lo nangis gara-gara cowok." 
Gue menggenggam erat gelang pocong yang pingin gue kasih sama Kai.
Lupain soal gelang jelek ini. Gue patah hati. Hiks.
Jadi ini yang namanya jatuh cinta? Gue terlalu sibuk minta perhatian sama orang yang gue suka dan nggak sadar kalo ada orang lain yang bisa bikin gue nyaman.
Baru kali ini gue ngerasa sakit hati. Hati gue rasanya di remas-remas. 
Tiba-tiba gue teringat kata-kata Kai waktu itu.
"Kak, sebenernya lo ada niat apaan sih sampe nguber-nguber gue mulu?" akhirnya gue ngeberaniin diri bertanya.
"Buat dapetin maaf dari lo lah."
Ahhh... dia kan dekat sama gue cuman pingin minta maaf. Nggak lebih :"( mana kak Wendy mantannya. Lebih cantik lebih pinter asli cewek lagi :"(
Jadi bener kata teman-teman gue dulu. "Kenapa ya kalo lihat 'mantan cewek' pacar sendiri itu rasanya ada kebakar di dalam diri. Panaas. Geraaah. Cemburuuuuu."
Gue lebih payah lagi, bahkan gue udah patah hati sebelum memiliki. Miris.
Akhirnya gue bisa melankolis juga.
***
Sebenernya hari ini gue masih dalam suasana Meloow~ gue lagi pingin menyendiri dan membenamkan kepala gue di antara tumpukan buku-buku fiksi remaja yang bikin gue melting tiap hari.
Gue envy, kenapa hidup gue nggak kayak sinetron-sinetron atau fiksi-fiksi kampret yang cuma bisa bikin gue sesak napas karena iri.
Cewek yang mendadak dapat durian runtuh, dapet cowok yang too-damn-handsome daaaaan yang pasti ngebalas perasaannya. 
Ohiya, ingatkan gue kalau gue bukan cewek kalem yang jadi tokoh utama novel itu.
"Oggy! Temenin gue ke toko di ujung jalan itu buruaan!!" Paksa Aie yang langsung menarik paksa lengan gue dan menyuruhnya duduk di motornya.
"Apaan sih?" Gue jadi ikutan panik karena masih shock gara-gara ditarik paksa keluar kelas.
"Ada lah pokoknya buruan!" Dia langsung tancap gas begitu gue udah bertengger manis di belakangnya. Ya Tuhan kenapa sih kok kayak orang kesetanan aja.
"Lo ngajak gue ke sini cuma pingin nyari snack kentang cap celana dalam?" Gue mengembangkan hidung gue saking nggak pentingnya tujuan nih anak usai acara seret menyeret di dalam kelas dan....
BOOOM! Gue sekarang terdampar di sebuah minimarket di ujung jalan.
"Lucu, Gy. Kentangnya diukir mirip celana dalam gitu. Unyu pokoknya." Ia nyengir lebar selebar daun kelor.
"Lo ngidam?" gue menyipit curiga.
"Ngidam pantatmu! Kita misah aja ya biar cepat nemu barangnya." saran Aie yang langsung memisahkan diri dari gue.
Akhirnya gue dan Aie memutuskan untuk berpisah demi menghemat waktu. Gue terus berjalan jauuh masuk ke dalam sampai ada kedua tangan yang menutupi kedua mata gue.
"Siapa nih! Kurang ajar! Lo mau nyulik gue ya!" Gue langsung berontak nggak karuan. Nggak sadar apa ini di tempat umum! 
Gue langsung menginjak kakinya, memutar lengannya dan menggigit lengan kanannya.
"Aduuuh, Gy! Sadar! Ini gue." Teriak orang itu di sela racauan dan umpatan gue.
Eh? Kai? Buru-buru gue melepas gigitan gue. Heran, gaib banget ni anak.
"Lekas tobat, Gy. Untung lo nggak gigit burung gue. Parno-an nih gue lama-lama" Rutuknya sambil mengusap-usap lengannya.
Haaah. Lihat! Dia bahkan bisa mendadak paranoid kalau terus-terusan bareng gue. Gue sadar gue cewek brutal -..-
Gue ngerasa darah gue muncrat di muka gue. Panas. Aliran darah ini kian menyiksa. Gue rasa gue bentar lagi bakal berubah jadi vampir. Gak ding. Becanda. Kok gue jadi grogi gini sih?
"Kok lo bisa di sini sih?" Tanya gue berusaha ngalihin topik biar dia nggak sadar kalo pipi gue mulai berubah warna. Yeee, bunglon kalee.
Dia menyentil dahi gue. "Harusnya gue yang nanya, Gy. Kok lo datang ke sini nggak pakai..........." Kai menatap gue dari atas sampai bawah sambil berusaha menahan tawa. Gue ngikutin pandangannya.
Buseeeettt!!! Gue lupa pakai alas kaki ke sini. Ya Tuhaaaan!!! 
Baru saja gue pingin memaki Aie yang udah bikin gue begini. Gue dapat pesan masuk dari kutu busuk satu itu.
Aie kampret : Gy, gue duluan ya. Sorry gue tinggal. Hehehe ^_~
Aaaaakkkkzzzz! Gue pingin teriaaaak :@ :@ Ternyata ini bagian dari rencana Aie si kutu kampretttzzzzzzzzz.
"Kenapa, Gy?" Tanya Kai begitu melihat perubahan wajah gue yang mendadak horor.
"Gue....ditinggal." sahut gue mendadak seret. 
"Yaudah ikut gue aja. Repot amat." Sarannya enteng.
Yaiyalah repot orang gue bareng lo pulangnya! Lo nggak tau aja organ dalam gue udah berubah jadi pemain sirkus.
Jadilah gue sekarang bertengger manis di atas motor gedenya Kai. Pelan-pelan Kai mulai menyalakan motornya.
Biasanya dalam situasi kayak gini cowok suka modus dengan ngerem mendadak.
Gue Langsung menyilangkan tangan gue di dada dan duduk paling ujung. Ya Tuhaaan kenapa gue jadi deg-degan kayak gini?
Kai menggas motornya pelan-pelan dan gue masih bertengger manis di belakang dengan tangan yang menyilang menutupi dada. Sampai gue sadar posisi gue jelek banget sumpah begitu gue lewat di sebuah butik dan melihat pantulan cahaya gue di sana.
"hhhh. udik banget." keluh gue.
"Hah? Siapa yang udik, Gy?" 
"Itu ada bocah naik ke atas genteng, udik banget." dusta gue.
"Oh, btw, gue dari tadi bonceng lo kok rasanya kayak naik motor sendirian ya?" 
IYALAH ORANG GUE DUDUKNYA DI POJOKAN GINI!!
*
"Ohiya gue lupa bilang makasih!" Aduh Oggy oon banget deh.  Umpat gue dalam hati begitu gue udah balik ke sekolah.
Ini sudah sore tapi semua warga sekolah masih berkutat di dalam kelas nyiapin acara untuk perpisahan anak kelas 3.
Nggak kerasa gue udah mau naik kelas 2 aja dan Kai naik kelas 3. HHHH.
Gue berniat memanggil Kai yang duduk termenung di depan kelasnya.
"Kak...." lidah gue terasa ngilu begitu melihat pemandangan yang gue lihat sekarang.
Posisi gue bener-bener kayak orang ketiga di sini.
Gue lagi ngamatin Kai yang tengah menerawang ke sebuah titik. Gue pikir dia cuma ngelamun doang. Ternyata enggak. Dia lagi nungguin Kak Wendy keluar dari kelasnya.
Benar saja. Begitu kak Wendy keluar dari kelas, dia langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari mendatangi kak Wendy.
Hhhhhhh. Ini kenapa nafas gue sesak banget ya. 
Jadi begini ya rasanya mengejar orang yang juga lagi ngejar orang lain.
Gue tanya sama kalian. Di mana titik temunya coba?
Gue siapa? Gue cuma seorang Oggy. Cewek numpang lewat yang kebetulan nggak sengaja diintipin cowok populer seantero sekolah pas lagi pipis.
Baru aja gue melayang gara-gara di anterin sama Kai. Taunya sekarang udah begini aja.
Ah. gue aja yang terlalu cepat bahagia.
Ternyata yang sering nyakitin cewek itu Bukan badboy, tapi cowok baik. Gimana enggak, orang dia baik ke semua orang yang dikenalnya.
Ini. Sakit. Banget. 
Cekit. Cekit. Cekit.
***
Hari ini gue ulang tahun ke 16 yaaaayyy! 
Oke gue ngaku kalo gue udah ngaku-ngaku umur 16 tahun sejak awal masuk SMA. Biar gue cepet gede dan ngintipin cowok pipis itu bukan hal terlarang.
Lo tau kan kalo ulang tahun itu identik dengan yang namanya "dikerjain" ?
Cuma orang bolot aja yang pura-pura bego kalau ulang tahun itu identik dengan kejutan. Oke bahasa gue ribet. Ya pokoknya gitu lah.
Bener aja pas kelas udah sepi, pintu kelas terbuka dramatis. Tao datang disertai asap-asap yang bikin gue sakit mata. Oke gue bohong masalah asap-asap alay.
"Heh!" Bentaknya sambil menggebrak meja gue.
"Apaan?" Sahut gue ogah-ogahan. Sandiwara lagi? Basi tau nggak.
"Lo ngapain nyebarin berita yang nggak bener tentang gue? Hah?" Tao menyilangkan kedua lengannya di depan dada.
"Nyebarin berita apa?" Gue tersenyum miring. Ini pasti bagian dari rencana teman-teman yang mau ngerjain gue.
"Nyebarin berita kalau gue normal kan? Kasihan tuh Kris mewek-mewek dari kemarin gara-gara cemburu!!" Labraknya dengan muka di serem-seremin.
Krik.....
"Gue nggak ngomong apa-apa tuh." Sahut gue cuek.
"Halah nggak usah sok suci lo. Buruan lo temuin Kris di depan. Lo harus ngakuin perbuatan lo dan minta maaf with my sexy galaxy Kris." Paksanya sambil berkacak pinggang.
Dramatis banget. Gue berdecih pelan. "Ogah." Sahut gue sambil ngupil.
Upil gue sekarang tinggal dikit. Akhirnya setelah menggali cukup lama dan berusaha keras ngeluarinnya. Gue sentil tuh upil satu-satunya ke depan muka Tao yang kayak preman pasar malem buat nunjukin kalo kasus dia cuma gue anggap bagai upil yang nggak penting banget.
Gue menatap Tao angkuh. Nggak ada yang bisa ngerjain gue termasuk trik murahan mereka.
Pintu terbuka kembali. Kali ini sosok Aie yang datang dengan muka panik.
"Oggy! Kak Kai ciuman sama Kak Wendy di kelas!" 
Tik. Tik. Tik. TIga detik setelah gue menerima kabar itu, gue udah nggak bisa berpikir jernih lagi.
Apaaa!! Gue menggebrak meja nggak terima.
Persetan dengan ulang tahun gue!
Persetan dengan Kai yang nggak ngucapin met ultah ke gue.
Gue ngerti kalau gue nggak penting di mata mereka. Tapi nggak gini juga dong! Mesum di sekolah. Gue nggak terima!!
Gue langsung keluar dengan berapi-api. Kalau aja gue punya pedang sekarang mungkin gue udah menghunus pedang dan melayangkannya kemana-mana. Benciiiii bangeeettttt... kesaaalll. Cemburuuuuu!!! Aaaaa!!!
"Woi....ngapă…¡" belum selesai gue ngomong, tiba-tiba............
BYURRRR!! APAAN NIH? KOK BAU?!?!
"HAPPY BIRTHDAY OGGY. HAPPY BIRTHDAY OGGY." 
Teman gue langsung bersorak heboh sambil mengguyur gue dengan air comberan yang bau busuk.
Kok.....
Gue melirik pintu kelas Kai yang terbuka lebar. Kosong! Nggak ada siapa-siapa!
Jadi dari tadi... gue udah masuk perangkap busuk mereka.
"Happy birthday ya Oggy. Semoga otak lo nggak geser lagi dan berenti ngintipin cowok pipis." Kris menyalami gue.
"Maafin gue ya. Tadi gue bohong. Padahal kata teman-teman sih akting gue bagus. Sayangnya gue tadi akting di hadapan cewek setengah jadi kayak lo jadi nggak berhasil deh akting gue." Tao mendadak curcol.
"Cieee sekarang aja nggak bisa denger nama Kai semangatnya langsung berkobar." Goda Aie yang ikutan heboh.
Gue cuma meringis merutuki kebodohan gue yang muncul di luar kendali. Belum sempat gue membalas ucapan mereka, ada orang yang ikut menyapa gue.
"Hai. Lagi pada ngapain nih?"
Suara itu..... 
"ehm, Gy, gue masuk ke kelas dulu ya, mau nyari tutup pulpen gue yang hilang." Aie buru-buru pamit dan bergegas masuk ke kelas.
"Kris, temenin gue pipis dong. Takut nih!" Tao juga ikutan bubar dan menarik pasangan hidupnya pergi menjauhi gue.
Semua yang jadi saksi perayaan ulang tahun gue kini mulai merasakan atmosfir yang nggak enak dan langsung membubarkan diri.
Sementara gue masih mencerna kalimat yang diucapkan Kai barusan....
Lagi pada ngapain nih? 
Lagi ngapain?
LAGI NGAPAIN DIA BILANG?
Gue menatap Kai dengan ekspresi yang nggak bisa ditebak. Speechless, marah, sedih. Waktu itu gue sempat sibuk nyari kado buat perayaan ulang tahun diaă…¡yang berakhir dukaă…¡, tapi dia??? Dia dengan tampang bloon nanya lagi ngapain.
Itu secara nggak langsung dia nggak tahu kalau gue ulang tahun!
"Gy?" dia melambai-lambaikan tangannya di depan wajah gue, "Kok lo basah kuyup gini? Bau lagi. Abis di bully ya?" dia masih menatap gue dengan tatapan yang ahh... sudahlah...
Gue nggak tahu apa yang lebih nyakitin dari pada ini.
"Ngelihat cowok yang lo suka ciuman di hari ulang tahun lo atau dia nggak tau sama sekali kalau lo ulang tahun?" 
Gue nggak tahu lebih nyakitin apa tapi sekarang, faktanya dia ngelupain ulang tahun gue yang semakin memperjelas keadaan. Gue jatuh cinta sendirian.
Gue meremas gelang pocong yang selama ini gue bawa kemana-mana.
Pluk! Gue lempar gelang pocong yang gue simpen selama ini. Gue nggak tahan lagi!
Gue ketawa miris.
"Gue ulang tahun, Kak dan dengan begonya gue malah ngarepin ucapan ulang tahun dari lo yang bahkan nggak tahu kalau gue ulang tahun hari ini." susah payah gue mencoba menahan suara gue biar nggak bergetar.
"Gue nggak tahan lagi. Sorry kalau menurut lo gue gimana-gimana." Gue berusaha keras menahan air mata gue yang udah siap keluar.
Gue menekan gengsi gue kuat-kuat dan melemparkannya ke tanah.
"Gue tahu ini salah. Gue sadar lo pingin dekat sama gue karena pingin minta maaf doang."
Kai diam membisu.
"Tapi ternyata pas gue lihat lo bareng kak Wendy. Ada sebagian dari diri gue yang terbakar. Gue bahkan nggak tau kenapa tapi gue sadar kalo gue cemburu. Gue nggak tahu sejak kapan rasa itu muncul. Gue... minta maaf." Gue mengepalkan tangan kuat-kuat.
"Maaf udah suka sama lo." Gue tersenyum miris.
Gue menghembuskan napas kuat-kuat. 
"Kalo lo pingin maaf dari gue. Biar gue perjelas, gue udah maafin lo dari dulu. Silakan lo pergi dengan tenang. Gue tahu lo nggak biasa dicuekin makanya gencar banget minta maaf." Gue menghapus air mata di sudut mata gue dan berbalik melangkah dengan baju gue yang bau comberan.
Gue tahu ini nggak elit banget. Ngungkapin perasaan gue di saat gue lagi basah kuyup dan bau comberan. Perayaan ke ulang tahun gue yang ke 16, gue ngungkapin perasaan gue sekaligus gue patah hati di saat bersamaan.
Gue berjalan menuju parkiran dan berharap Kai datang manggil gue. Seenggaknya dia jawab pernyataan gue. Meskipun gue yakin dia nggak bisa nerima pernyataan gue.
Tapi itu cuma mimpi.
Kai nggak ngejar gue.. apalagi balas perasaan gue.
Gue menyeka air mata yang kian lama kian deras.
Sebuah kisah itu nggak mesti berakhir bahagia kan?
Happy ending itu nggak mesti lo berakhir dengan orang yang lo suka tapi bagaimana cara lo ngebuat diri lo sendiri bahagia. Dengan atau tanpa orang lain di sisi lo.
Jika... memang diriku bukanlah menjadi pilihan hatimu~
mungkin sudah takdir-Nya kau dan aku takkan mesti bersatu~
----------------------------

Hari ulang tahun gue sebentar lagi bakalan berakhir. Gue nggak mau menyia-nyiakan hidup gue dengan terus-terusan patah hati.
Gue harus bangkit. 
Bagaimana pun caranya.
Gue menatap tiket bioskop di tangan gue dan melangkah sendirian masuk ke dalam ruang bioskop.
Gue melirik ke kiri, kanan, atas dan bawah. Semua pada bawa pasangan masing-masing. 
Anjir gue baru sadar kalo gue sengenes ini.
Gue menikmati alur film dengan mencoba fokus dari awal sampai akhir cerita.
Nggak bisa! Gue ke kebayang Kai Kai Kai terus! :"( 
Aaaaa Kai brengseeexxxx.
Sampai semua orang mulai meninggalkan ruang bioskop gue menatap layar bioskop dengan wajah kaku.
Lihat sekarang gue bahkan liat tulisan nama gue dan Kai di layar bioskop.
"Oggy oon, abis nonton datangin ke atas atap mall. Gue mau ngomong. By : Pangeran Berkuda Putih, Kai." 
Sementara tetangga tetangga di sebelah gue mulai berisik. 
Apaan sih. Ini juga kenapa gue mulai berhalusinasi.
"Sayang, lihat deh. Cowoknya so sweet banget. Namanya juga bagus. Ceweknya siapa ya. Namanya aja Oggy kayak nama binatang gitu." Celetuk seseorang di samping gue.
What? Kok dia bisa baca pikiran gue?
Gue menatap ke layar bioskop sambil mengucek mata dan... tulisan itu masih sama!
Jadi itu beneran Kai!
***
"KAI BOLOT KELUAR LO." teriak gue begitu sampai di atas atap. Udah malam, dingin lagi.
"Ciyee yang nyariin gue." Goda Kai yang datang dari belakang dan langsung nyubit-nyubit pipi gue.
"Apaan sih? Gue kira hubungan kita udah berakhir. Gue udah maafin lo." Desis gue.
"Gue mau ngomong, Oggy. Kok malah lo yang bawel sih." Dia mengacak-acak rambut gue.
Sumpah ya, kalau dia bukan Kai mungkin gue udah minta cipok kali saking kangennya. Padahal belum ada 12 jam ya sejak acara mewek-mewekan di sekolah.
"Ya udah ngomong." Gue melipat kedua tangan gue sambil membuang muka menghindari tatapan Kai.
"Gue mau ngomong jangan di potong ya." Ia memperingatkan sementara gue masih bertahan pada posisi gue semula.
"Gue nggak ada maksud buat bikin lo sakit hati, Gy. Sorry kalau lo cemburu liat gue sama Wendy."
Cemburu? Watda.. tapi emang iya sih.
"Gue sama Wendy nggak ada apa-apa."
Halah Basi. Klise. Muak. Cowok emang gitu. Kalo udah kepepet aja pasti bilangnya khilaf. 
"Wendy baru putus dari pacarnya. Dia sayang banget sama pacarnya dan... gue sebagai mantan pacar sekaligus sebagai adik kelas yang baik gue ngehibur dia. Sumpah nggak lebih."
O. Terus?
"Gue harap lo maafin gue."
Gitu doang?
Gue bersiap untuk menyemprotnya tapi dia keburu menahan bibir gue dengan jari telunjuknya.
"Gue belum selesai ngomong, Gy." 
"Gue nggak ada niat buat dapetin maaf lo doang, Gy. Gue serius pingin kenal dan dekat dengan lo. Gue... juga sayang sama lo,Gy. Bahkan sejak awal gue ngelihat lo di kamar mandi dengan celana dalam pink polkadot itu."
Deg. Sekali. Betewe. Ini kampret. dia naksir gue apa celana dalam gue sih?
"Dan gue nggak nyangka seorang Oggy yang cuek bisa jatuh cinta sama gue. Cemburu lagi."
Deg. Deg. Dua kali.
"Lo masih nyimpen gelang boneka perak pemberian gue waktu itu kan?"
Deg. Deg. Deg. Tiga kali.
"Itu hati gue, Gy. Hati gue udah terikat sama lo. Dan gue harap lo juga begitu. Lo... mau jadi pacar gue?"
Deg. Deg. Deg. Deg. Empat kali! Gue yakin sebentar lagi posisi jantung gue melorot ke kaki.
"Kalau lo mau jadi pacar gue. lo pertahanin gelang itu. Kalau nggak. Lo bisa kembaliin ke gue."
Detik itu juga gue nggak bisa dengerin suara jantung gue yang mungkin udah berhenti berdetak saking shocknya.
Kai nembak gue!!! 
Gue tersenyum sinis dan langsung melepas gelang pemberian Kai waktu itu.
"Sorry, Kak."
Kai terdiam. Gue juga diam.
"Oh.. oke. No probs." Ia tertawa miris.
"Gue harap lo nggak ngejauhin gue." Sahut Kai pelan. "Gue tetap sayang sama lo, Gy. Meskipun lo jelek, bau, dan oon." Bisiknya pelan. Ia berjalan membelakangi gue menuju tangga hingga suara gue menghentikan langkahnya.
"Woy Kai bolot, item, dekil, gosong! Gue belum selesai ngomong! Kalo lo serius sama gue pasangin dong gelangnya!" Teriak gue.
Detik itu juga wajah murung Kai lenyap dan berganti dengan senyum yang lebaaaar banget. Ia langsung lari ke depan gue dan masangin gelang santet itu.
"Makasih ya, oon." 
"Sama-sama, bolot."
"Kok lo nggak merona kayak cewek kebanyakan kalo ditembak?"
"Ngapain gue kayak gitu di depan dekil kayak lo? Burung lo aja item kayak gagak gitu."
"Wah ketauan lo pernah ngintipin gue pipis ya?"
"Kagak."
"Ngaku lo. Ya Tuhan kok pacar gue otaknya porno gitu."
"Kayak lo enggak."
"Oon oon."
"Bolot bolot."
"Gue sayang sama lo, oon."
"Iya. Gue tau, bolot." 
♡♡♡
 Begitulah kisah cinta gue. Sekarang gue jadi pacar Kai, seneng deh nggak ada saingan lagi. Kak Wendy kan udah tamat sekolah. Yipiiie~~
Btw, back to kebiasaan gue. Gue masih sering pipis kok. Cuman gue udah nggak sempet ngintipin cowok pipis lagi. Kenapa? Karena, gue sibuk berperang melawan adik-adik kelas gue yang baru yang KATANYA pingin di notice Kai sunbae. 
Nama gue juga masih Oggy. Lo tau kan kartun Oggy yang berperang melawan tiga kuman? Nama itu kayak semacam kutukan.
Gue jadi punya kuman di sekolah. Walaupun cuma dua orang. Sebut saja inisialnya, Tao dan Kris. Dua maho yang nggak normal.
Emang ada maho yang normal?

"Lo yakin ini sesuai kayak iklan di TV?" bisik Tao pada Kris yang baru aja beli kamera yang bisa nge-zoom 10x.
"Gue yakin. Sasaran dewa nih." Kris mulai mengarahkan kamera ke Kai yang menjadi sasarannya sekarang.
"Nggak usah zoom sampe 10x. 3x aja. Cuma 3 meter ini. Yang penting keliatan keringatnya di perut six packnya itu." Tao ngiler duluan.
"Kameranya udah di silent kan?" 
"Iyeeee." 
"Buruaaan!" Teriak Tao bersemangat sambil loncat-loncat.
KLIK!
"Astagaa!! Merunduk woy! Kainya ngelihat ke sini!" Perintah Tao yang mendadak panik karena kameranya pakai flash. 
"Kok flash nya on sih?" Kris melirik kameranya. 
"Idih bego. Makanya di cek dulu sebelum ngambil foto." Celetuk Tao.
"Oh jadi lo berdua ngstalk cowok gue? Gitu?"geram seseorang yang tidak lain adalah Oggy. Iya. Gue mergokin mereka lagi ngintipin cowok gue. Dasar kurang ajarrrr!!!
"KABUUUR!!!" mereka akhirnya lari terbirit-birit sebelum gue ngeluarin jurus ketek seribu gue.
Haaaah.
Gue menatap ke arah Kai dan melambaikan tangan. 
Akhirnya gue sadar satu hal lagi, cinta nggak selalu hadir dalam pertemuan pertama, tapi cinta juga bisa hadir seiring dengan banyaknya pertemuan yang dilakukan. Ciao.
Btw, jangan tanyain gue tentang Sehun karena sejak dia adalah titisan buaya buntung, gue nggak pernah lihat dia lagi muncul di hadapan gue. Hehehe.


Tamat.
Vommentsnya ya jangan lupaa~~ makasiihh :*
sorry kalau ngebosenin.