Author: Mei F.D
Main cast :
·
Kris EXO M
·
Kim Jongdae EXO M
·
Bang Min Ah
·
Eunhyuk SJ
·
Dennis Kane
·
Other cast.
Length : oneshot,
series
Genre : Family,
married life, romance, drama alay
PG : 13+
Cerita series
KrisMinah lanjut ya hehe. Tapi Dennisnya dikesampingin dulu waks. Jangan lupa follow kkkk è
meiokris
***
Minah’s POV
“apa
tidak apa-apa membiarkan Dennis bersama eomma selama beberapa hari?” aku
menatap putera kesayanganku yang berada dalam gendongan eomma untuk yang
terakhir kali sebelum berpisah. Dennis akan ikut bersama eomma dan appa Kris
yang sedang bertugas, hitung-hitung liburan berhubung Dennis tak pernah diajak
ke luar negeri, begitu sih kata eomma.
Dennis
yang dikenal sangat aktif ini terkadang suka menyusahkan orang dengan sifatnya
yang kelewat polos dan serba ingin tahu.
“ah tidak kok,
eomma sudah puluhan tahun merawat anak kecil” liriknya pada Kris, yang disindir
merasa malu.
“ah eomma, kalau
sekarang kan sudah ada yang baru jadi eomma tak perlu merawatku lagi..”
sahutnya sambil memeluk pinggangku seenaknya.
“ishh... dasar
tidak sopan di hadapan eomma!” protesku.
“appa!! Jangan
bikin eomma marah...” Dennis yang biasanya tak mau kalah dari appanya lantas
meronta-ronta di gendongan eomma dan memukul-mukul Kris.
“haha, tidak kok
appa hanya bercanda.” Aku memandang geli ke arah Dennis dan berusaha melerai mereka.
“jangan banyak
bergerak sayang nanti kalau halmeoni jatuh gimana?” Kris melepaskan lingkaran
tangannya dari pinggangku dan menatap Dennis dengan pandangan khawatir.
Aku meringis,
dasar dua orang mahkota hatiku ini memang tak pernah akur, bisanya Cuma bertengkar
memperebutkanku, tunggu saja kalau aku punya anak lagi??!! Eehh??! Mikir apa
aku-_- yang ini saja masih belum becus mengurusnya.
“ayo kita
pergi... masih banyak yang harus dipersiapkan di sana..” Kris membelai pundakku
dan menyuruhku berpamitan.
“ah ya.. eomma
sama appa pergi dulu sayang, baik-baik sama halmeoni, saranghae..” aku mengecup
puncak kepala Dennis.
Dennis tak
berkomentar banyak hanya mengangguk-angguk tanda mengerti. Akhirnya aku dan
Kris berpamitan dengan eomma sebelum akhirnya menuju ke RS.
Begitu aku
memasuki mobil dan mengenakan sabuk pengaman tiba-tiba Dennis memanggil.
“appa!! Eomma!!”
Kris yang
berniat menjalankan mobilnya menatap bingung ke arah Dennis dan membuka kaca
jendela.
“wae?” tanya
Kris yang langsung menoleh ke arah sumber suara.
“jagain eomma!!”
teriaknya.
“sip..” Kris
mengacungkan jempolnya ke udara dan langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit.
Aku hanya bisa
senyum-senyum sendiri membayangkan tingkah Dennis tadi.
“kenapa kau?”
tanya Kris yang melirik sekilas ke arahku, “pasti gara-gara morning kiss tadi ya?
Atauuu...”
“stop!” ujarku,
“siapa yang mikirin itu sih...” aku langsung membayangkan kejadian tadi
pagi,ketika aku baru bangun tidur Kris langsung membungkamku dengan bibirnya.
Hiiih bisa tidak ia tidak membuat jantungku copot dengan rutinitas pagi yang
bisa dibilang agak.... err.....
“hahaha” Kris
tergelak, “mikirin Dennis ya? Anak itu memang ada-ada saja..” gumamnya.
Aku tersenyum,
“bagus dong nanti Dennis tumbuh jadi anak yang perhatian dan sayang sama wanita
bukan orang yang mesum dan sok sepertimu..”
Kris mendelik
kesal, “biar saja. Tapi kau tetap saja suka denganku..” sahutnya bangga.
“ugh. Jangan
bermimpi..” ucapku sambil tertawa.
Kris berdecak,
tangan kirinya mengelus belakang rambutnya,”dasar, kau mengecat rambutmu lagi?”
tanyaku yang baru sadar perubahan warna rambutnya yang di cat lebih gelap.
“ne, tampankan?”
dia melirikku. Aku mencibir gemas.
“turunkan aku di
dekat rumah sakit saja ada beberapa bahan makanan yang harus kubeli untuk
Dennis..”
Kris mengangguk kemudian
merapatkan mobilnya di dekat trotoar depan supermarket, “mau kutunggui?”
tawarnya.
“tak usah, kau
duluan saja ke rumah sakit, masih banyak yang lebih membutuhkan tenagamu di
sana daripada menungguiku.” Tolakku halus.
Kris tersenyum
kemudian menjalankan mobilnya pelan menuju ke rumah sakit pribadinya yang
jaraknya sangat dekat itu sementara aku masuk ke dalam supermarket. Malam ini
pesta perayaan rumah sakit yang sudah satu dekade itu jadi pantas saja
dirayakan besar-besaran karena pesta ultahnya Cuma dirayakan setiap lima tahun
sekali, tepat sehari pesta ulang tahun rumah sakit, aku yang ultah. Hehehe.
Kuharap Kris tak
melupakan ulang tahunku, dia ingat saja aku sudah sangat senang.
**
“ugh..” aku
membawa barang-barang yang tadi kubeli dari supermarket ke ruangan untuk pesta
perayaan ulang tahun malam ini.
Dokter Fred Lee
sedang ada bisnis di luar negeri yang akhirnya menyuruh Kris untuk menangani
urusan perayaan ulang tahun ini sementara beliau tak ada. Mataku mencari-cari
sosok suamiku ini sementara aku menaruh barang-barangku di tempat penitipan
barang.
“siang min...”
sapa Jongdae, supir pribadi keluarga Fred.
“siang..” sapaku
riang.
“siang cantik..”
Hyukjae menyapaku sambil terus berlalu membawa pot bunga.
“haha siang
ya..” aku tersenyum melihat kelakuan sahabat Kris yang ini. dasar penggombal
ulung. Olokku dalam hati.
Mana sih Kris?
Daritadi aku tak melihatnya. Mataku tertuju pada beberapa perawat yang tidak
bertugas memilih untuk membantu mendekor ruangan.
“kenapa datang
sendiri-sendiri? Lagi bertengkar ya?” tanya Jongdae yang langsung mendekatiku.
“ah tadi aku
bersama Kris kok tapi aku turun di supermarket dekat sini” jelasku.
“Ooh..” aku
melihat dia terlihat bingung harus membicarakan topik apa lagi.
“emm.. kau
melihat Kris tidak? Aku daritadi tak melihatnya” ujarku bingung.
Ruangannya
memang sangat luas. Ada dua ruangan yang dihias di sini, satu untuk acara
puncak dan satu ruangan disulap menjadi seperti club malam untuk acara penutup.
Warna magenta dari ruangan ini kian bersemarak begitu pita-pita dan dekorasi
menarik terpasang di sisi-sisi ruangan.
“mungkin sedang
keluar..”
“hmm.. para
perawat yang baru ya?” bisikku pada Dae begitu melihat beberapa perawat yang
terasa asing di pandanganku berjalan melintas di hadapanku.
Dulu aku sangat
ingin menjadi perawat, kalau saja ayah dan ibuku masih hidup mungkin aku sudah
menjadi perawat sekarang. Hanya saja takdir berkata lain, toh walaupun aku tak
menjadi perawat aku takkan pernah menyesali takdirku menjadi istri seorang
laki-laki sok tampan dan mesum seperti Kris, di rumah kan aku sudah menjadi
perawat, merawat dua pasien, Dennis dan Kris. Haha.
“iya, beberapa
memang dipindahtugaskan ke sini, sekarang kepala perawat juga sudah berganti.
Yang terdahulu sudah pensiun..” terang Dae.
Aku membulatkan
mulutku membentuk huruf O. Sudah lama sekali aku tak pergi ke sini padahal
tempat ini merupakan saksi bisu sejarah pertemuanku dengan Kris.
“aku membantu
yang lain dulu ya.” Pamitku pada Dae dan berjalan ke pojok ruangan mendekati
pekerja yang lain.
“Minaaah...”
“ya?” aku
menoleh ke arah sumber suara.
“kau bisa
memindahkan pot bunga yang di dalam ruangan itu ke luar?” dia menunjuk sebuah
ruangan, “hanya tiga buah pot kecil lagi. Aku sudah memindahkan pot yang
besar-besar. Le...lah.... hah...” Hyukjae mengusap peluh yang mengucur di
keningnya.
Aku menyodorkan
sebungkus tisu yang kubeli tadi, “nih... pakailah.. tunggu di sini ya. Tenang
saja aku yang akan mengambilnya.”
Aku langsung
berjalan ke sisi ruangan itu, “permi....si....” napasku langsunng tercekat
melihat Kris yang sedang bercengkrama dengan seorang wanita muda sambil
menghias ruangan itu.
“eh.. Min... kau
sudah datang?” tanya Kris begitu melihatku. Sadar akan tatapan wanita muda yang
memandangku seakan berkata –kau menggangguku— membuatku terdiam membisu
sejenak. Ada sesuatu dari dalam dadaku yang jatuh terbakar dan terasa panas,
hatiku terasa ngilu. Aku mencoba tersenyum dan mengabaikan rasa itu. Tak ada
salahnya kan mencoba berfikir positif, mungkin semenjak sudah berkeluarga, Kris
mulai membebaskan dirinya dengan mulai mencoba beramah tamah dengan orang di
sekitarnya. Mengingat pertemuanku dengan Kris itu sangat tidak menyenangkan.
Pandangan jutek dan tatapan dingin itu. Mungkin wanita ini beruntung bisa
mengenal Kris dengan keadaan Kris sekarang yang jauh lebih ramah.
Aku mencoba
tersenyum, “ne... aku hanya ingin mengambil pot bunga itu..” aku menunjuk tiga
buah pot bunga dan bergegas mengambilnya sebelum hatiku semakin terbakar.
“biar kubantu..”
tawar Kris. Aku hanya diam, tak menolak tapi tak juga mengiyakan. Tapi sudut
mataku menangkap kalau wanita itu tengah mencegah Kris membantuku, “selesaikan
ruangan ini dulu Kris..” cegahnya sambil mengusap-usap bahu Kris.
“ah... aku bisa
sendiri kok...” ujarku sambil berlalu dari hadapan mereka dan meninggalkan
ruangan itu.
“hooii Min...
maaf merepotkanmu...” ujar Hyukjae dari kejauhan, tangannya menenteng sebotol
air mineral dan mengacungkan padaku, memberi isyarat menyuruhku duduk di
sisinya setelah aku memindahkan pot bunga ini.
“tidak apa...”
jawabku pendek sambil terus membawa tiga buah pot bunga yang cukup berat
dan menaruhnya di luar.
**
“huft....”
membawa pot bunga ini jadi melelahkan karena aku membawanya dengan sedikit
tidak ikhlas, membayangkan Kris bersama wanita itu benar-benar menyebalkan.
“minumlah...”
Hyukjae menawarkan sebotol air mineral yang tadi sudah dipegangnya padaku.
“ahh ne tidak
usah..” tolakku, “di dalam ruangan tadi aku bertemu Kris dengan wanita muda,
dia siapa?” tanyaku.
Belum sempat aku
menjelaskan secara mendetil tentang wanita muda yang bersama Kris itu, Hyukjae
sepertinya sudah mengetahuinya, “ugh bersama Kris? Mungkin kepala perawat baru,
namanya Jessica Han. Dia memang dekat dengan Kris karena dia masih perlu banyak
belajar tentang rumah sakit ini..” jelasnya. Aku mengangguk-angguk. Kutekan
dadaku pelan sambil berkata dalam hati, Cuma rekan kerja,. Rekan kerja....
“dia cantik
sekali kan? Pintar lagi, sayang dia galak dengan semua anak buahnya jadi aku
tak berani mendekatinya.” Keluh Hyukjae.
Aku
menepuk-nepuk pelan bahunya begitu mengetahui Hyukjae menyukai gadis itu,
“kalau jodoh tak kemana” hiburku.
“haha kajja.
Kita membantu Kris dan Jessica.” Ajak Hyukjae.
Aku mengikuti
sambil terus meyakinkan hati bahwa tidak ada hubungan yang spesial antara Kris
dan Jessica.
“hooii kami
datang~ yoo waddup...!!” Hyukjae menyapa Kris dan Jessica yang masih sibuk
menghias ruangan.
“halo nona
cantik” Hyukjae menyapa Jessica dengan membelai rambut panjang Jessica diikat
rapi ke belakang, yang disapa malah memalingkan muka.
“tidak sopan..”
gerutunya.
“Kris mau
kugantikan tidak posisimu?” tanya Hyukjae sambil mengedipkan matanya pada Kris.
Belum sempat
Kris menjawab Jessica yang masih berdiri di atas tangga langsung menyahut,
“tidak usah, aku Cuma mau dibantu sama Kris. Apalagi aku Cuma memakai rok, aku
takut matamu mengamati hal yang tidak-tidak.”
Hyukjae nyengir
karena niatnya ketahuan, “galak amat sih nona” celetuknya.
“sudah Hyuk,
denganku saja” aku menengahi.
Jessica
menatapku sambil tersenyum menang. Kris hanya bisa menatapku pasrah, berusaha
menyampaikan sesuatu, mungkin lebih seperti, jangancemburu... aku yang kurang pandai mengartikan tatapan
seseorang hanya bisa tersenyum getir.
Aku membantu
Hyukjae memasang beberapa kertas warna warni di sudut ruangan. Menggunting beberapa
pita dan membentuknya jadi bunga yang cantik.
Tok...tok...tok...
Semua mata
tertuju pada seseorang yang mengetuk pintu, “ada apa Hyo?” Jessica yang
mengenali anak buahnya ini langsung bergegas ingin turun dari tempat ia
berpijak tadi. aku melirik sekilas sebelum akhirnya memutuskan ia pegawai baru
di sini.
“kau
ke....AAAAAA” Jessica yang tatapannya daritadi mengarah ke arah seseorang yang
bernama Hyo itu kehiangan keseimbangan.
BUKK!! Jessica
jatuh, bukan.. bukan jatuh ke tanah, tapi jatuh ke gendongan Kris, tangannya
yang mulus dan putih bersih itu terlihat melingkar erat di leher Kris sementara
Kris –yang melakukan gerak refleks menggendong wanita cantik dan seksi- ini
sedikit terhuyung. Aku mengamati ekspresinya, kaget dan... entahlah, aku rasa untuk
sekarang aku lebih ingin membutakan mata dan hatiku. Pelupuk mataku terasa
panas, oh hey, sejak kapan seorang wanita sepertiku menangis?
“ehemmm...” Hyo
mencoba mencairkan suasana yang terlihat membeku ini, apa? Adegan ini terasa
seperti slow motion dalam pandanganku, tak ada yang bergeming dari tempatnya
dan mata Kris.. mata itu masih menatap Jessica!
Suasana kembali
normal, Kris menurunkan Jessica, matanya melirikku sekilas, aku hanya
tersenyum, miris...
Asisten itu
membicarakan beberapa hal yang tak ku mengerti pada Hyukjae, Kris, dan Jessica.
Apa aku wanita paling bodoh di sini? Aku hanya menangkap kalau Jessica dan Kris
diminta mengikutinya. Aku mengamati diriku sekilas, membandingkan diriku
dengannya, ah rambutnya yang sehat, lurus dan menawan itu, kakinya yang
jenjang, wajah cantik ditambah polesan make up tipis, bibir yang selalu merona
merah dan.. pintar.... bukankah itu yang pantas di dapatkan dari seorang putra
pendiri sekaligus pemilik rumah sakit ini?
“Hyukjae hyung,
temani aku...” ajak Kris sementara matanya beralih kepadaku, “kau mau ikut
atau...”
“tidak, aku di
sini saja” jawabku cepat, semakin sering aku mengikuti mereka maka akan
terlihat semakin bodohlah aku.
Jessica
menatapku sebal, aku lebih memilih diam.
“jangan menatap
Minah seperti itu sayang, Minah kan sudah....”
“hentikan mulut
menjijikanmu itu Hyukjae-ssi..” sela Jessica dengan tatapan sinis begitu
merasakan tatapannya padaku diperhatikan oleh Hyukjae.
Aku menunduk,
berharap Kris akan mengatakan, hei-aku-sudah-menikah. Apa wanita ini tidak tahu
hubunganku dengan Kris? Tapi kata-kata itu hanya berputar-putar dalam otakku
saja, ia tak mengatakan ataaupun meyakinkanku kalau ia dan Jessica tidak ada
hubungan spesial.
“kami pergi
dulu..” hanya itu kalimat yang terdengar di telingaku, aku bahkan tak tahu
apakah sekarang Kris melihatku atau tidak. Aku mendongakkan kepalaku begitu
suara Kris lenyap dari kedua telingaku, hanya ada Hyo, Jessica dan aku di
ruangan ini, aku kembali menyelesaikan dekorasiku tanpa memandang sedikitpun
pada mereka berdua.
Tak ada sesuatu
yang spesial di telingaku saat mereka berdiskusi, hanya sekedar masalah
pekerjaan sampai akhirnya celetukan dari Hyo yang membuatku membeku sejenak,
mematikan syaraf-syaraf di tubuhku dan membuat rasa nyeri itu kembali menyesakkan
dan menghantam hatiku.
“nona, kau mesra
sekali dengan Kris, kalian ssangat cocok”
“benarkah?
Selama ini aku belum berani menanyakan statusnya, ku harap ia masih sendiri”
entah rasa ingin tahuku yang begitu besar aku memberanikan diri memalingkan
wajahku menatap mereka, “setidaknya...ia lebih melihat ke arahku daripada
seorang wanita yang daritadi diperhatikannya..” sindir Jessica sinis.
“hha, nona lebih
baik kita menyusul mereka sekarang” ujar Hyo mengingatkan Jessica.
Sesuatu yang
basah dan berair mendesak keluar dari pelupuk mataku dengan lancangnya, wanita
ini, wanita ini mengincar suamiku!
Buru-buru aku
memalingkan mukaku dan bergegas meninggalkan ruangan ini sebelum wanita itu
melihat airmataku.
aku bergegas menyeka
bulir-bulir airmataku sampai akhirnya aku berhenti di sebuah cafe.
Aku
mengetuk-ngetukkan kesepuluh jari tanganku ke meja cafe, sesekali aku berhenti
mengetukkan jariku hanya untuk sekedar menyedot Caramel Macchiato yang berada
di depanku.
Sebentar lagi
acara akan dimulai, beberapa bagian dari cafe ini juga akan diisi oleh para
tamu undangan.
Sepi, bukan...
bukan cafenya yang sepi, hanya hatiku yang rasanya kosong, hampa, Kris masih
sibuk bertugas dengan Jessica sedangkan aku hanya bisa menunggu, mengusir jenuh
sambil mencoba membunuh kebosananku dengan memainkan gadgetku.
Ahh, kenapa Kris
tak mengatakan pada Jessica kalau ia sudah mempunyai istri? Apakah aku sangat
tidak pantas untuk dikenalkan sebagai istri pewaris satu-satunya rumah sakit
ini?
Tring.... sebuah
pesan Line masuk dari eomma, Omg! Eomma mengirimkan sebuah video padaku,
tanganku bergerak lincah mengklik link yang dikirimkan, Dennis sedang
menyanyikan lagu bear song?aku tersenyum begitu melihat aksi dari anakku, buah
hatiku.. aku terus memandanginya sampai-sampai aku tak sadar ada seseorang yang
duduk di hadapanku
“Minah” sapanya
yang membuatku terlonjak kaget.
“Seungho Oppa”
pekikku pelan begitu menyadari keberadaannya.
Ia tersenyum
manis, “suamimu pemilik rumah sakit ini ya?” tanyanya antusias. Aku tersenyum
mengiyakan.
“lantas apa yang
sedang kau tertawakan Minah?” tanya Seungho Oppa.
“ini, lihatlah”
aku menyodorkan video Dennis yang sedang bernyanyi dengan riangnya, aku
tersenyum senang. Kulihat Seunghopun tampak puas dengan perkembangan Dennis
sekarang.
“emm... Min. Itu
bukannya Kris?” tanya Seungho, aku yang daritadi sibuk memegang gadgetku kini
mengarahkan pandangan tepat di manik mata Kris yang ternyata sedang menatapku
tajam.
Aku tersenyum
mengejek, siapa yang harusnya mencemburui siapa? Aku mencoba bernapas melalui mulutku
begitu melihat pasangan Kris dan Jessica yang berlalu di hadapanku, aku rasa
ini adalah ulang tahun terburuk yang pernah kutemui.
Kami pun makan
dalam diam, Seungho akhirnya menyadari ada yang tidak beres dengan hubunganku
dengan Kris, “kau, tidak apa-apa Min?” tanyanya pelan.
Aku yang sedari
tadi hanya mengaduk-aduk makananku akhirnya memilih untuk mengalah dan
bertindak. Kutekan dalam-dalam harga diriku dan membuangnya jauh-jauh sebelum
akhirnya aku menemui meja Kris yang tengah sibuk bercanda dengan Jessica. Apa
peduliku dengan perayaan ulang tahun rumah sakit kalau akhirnya tepat di depan
mataku aku melihat suamiku berselingkuh terang-terangan.
“kau” tudingku
langsung pada Kris, “lelaki macam apa kau ini?”
Kris menatapku
tanpa ekspresi dan akhirnya membuatku gemas, kalau saja dia bukan suamiku
mungkin aku sudah menumpahkan wine di depannya.
“yak~ berani
sekali kau dengan Pak Kris” kali ini Jessica menegurku. Aku tersenyum
sinis,”berani katamu?setidaknya aku tidak sepengecut dia yang tidak mau mengakui
istrinya di depan umum” aku berusaha keras menahan airmataku.
Mataku beralih
pada Kris, “kenapa kau tak mengatakan padanya kalau aku ini istrimu? Memangnya
kau malu?” aku mengepalkan tanganku, “dasar penjahat! Suami bodoh! Tidak setia!
Aisssssshhh!!”
Aku
langsung membuang muka da n berlari meninggalkan cafe itu, pesta tetap akan
berjalan tanpaku kan? Aku mengasingkan diri di sebuah ruangan yang kuyakini
adalah ruang penyimpanan peralatan medis dan menangis tanpa suara, berusaha
menahan gejolak yang berlomba-lomba ingin segera dikeluarkan.
Usai
aku menangis, aku melirik jam tanganku yang terlihat mulai kabur karena air
mata yang terus menggenang di pelupuk mataku. Sudah jam 11 malam, perayaan
utama pasti sudah selesai kan? Setidaknya sekarang aku mengirimkan pesan Line
pada Dae supaya mengantarkanku pulang ke rumah.
Aku melangkah
pelan melewati ruangan dan menyelinap ke parkiran. Tiba-tiba seseorang mencekal
tanganku, memutar tubuhku hingga dadaku berbenturan dengan dadanya.
“jangan pernah
kabur dariku tanpa seijinku nona Minah” bisiknya di dekat kupingku, bahkan aku
merasakan bau-bauan khas yang menguar dari seseorang yang kukenali adalah Kris.
Aku meronta
dalam pelukannya, “lepaskan aku” jeritku.
Dia malah
tersenyum dan menggigit pelan kupingku, membuat mulutku meloloskan desahan
karena ulahnya.
“apa-apaan ini”
jeritku tertahan yang langsung dihentikannya dengan membungkam bibirku,
lidahnya yang basah memaksa masuk ke dalam mulutku. Air mataku turun sedemikian
derasnya, membiarkan tubuh mungilku terperangkap dalam dekapannya dan
membiarkannya mencecap bibirku tanpa ampun.
Begitu dirasanya
aku mulai kehabisan napas karena mengimbangi ciumannya, dia melepaskan diri dan
langsung berujar, “dengar ya sayang, aku tidak ada niat seeeedikitpun untuk
selingkuh darimu jadi tolong hilangkan pikiran-pikiran bodohmu itu” ia
menyentil keningku.
Aku masih belum
bisa menjawab pernyataannya, napasku semakin terengah-engah akibat ciuman dan
pernyataannya tadi.
“Sini
kutunjukkan padamu. HUP” dengan satu gerakan tangan dia menggendongku ke atas
bahunya.
“yak!
Turunkan!” pukulku pada punggungnya.
“diam sayang,
aku mau bernyanyi untukmu” ia bersiul kegirangan, hei apa-apaan ini? jangan
bilang ini adalah bagian dari rencana gilanya. Kau ditipu mentah-mentah Bang
Min Ah, rutukku dalam hati.
Akhirnya aku
memasrahkan diri merasakan tangannya yang menumpu pahaku dan sesekali ia
mencubit pantatku dengan gemas. “dasar lelaki sialan! Bejat! Kurang ajar!
Mesum! Penjahat kelamin! Sialan!” teriakku berang.
“sssttttt...orang
rumah sakit bisa mendengarnya sayang” ia memelankan suaranya dan sekali lagi
aku tercekat karena ia membawaku masuk ke aula dan sekarang menuju ke atas
panggung.
“wo...woaaah
ganas sekali” seseorang yang kuyakini Hyukjae bersuara dari tempat duduknya.
“lepaskan aku
Kris ini memalukan” desakku.
“tidak sampai
kau mendengarkan permintaan maafku” tolaknya dan langsung mendudukkanku di atas
kursi. Dengan cekatan beberapa perawat
pria langsung memegangi kedua tanganku dan mengikatnya di kursi.
“apa-apaan ini?”
teriakku marah.
“ini namanya
BDSM sayang, masa kau tidak tahu sih? Semakin kau meronta maka akan semakin
kencang ikatannya” papar Kris dengan senyum kemenangan.
“suami sialan!”
umpatku menahan malu, beberapa pengunjung ada yang berbisik-bisik mengenai
percintaanku dengan Kris, ada yang tersenyum, ada juga yang dengan antusiasnya
seperti mengatakan, “liar” “panas” “ganas” “amatir” “polos” dan berbagai
kata-kata yang teramat sangat menjijikan di telingaku.
“sayang~” Kris
memanggilku dan dengan cekatannya ia sudah berada di sebuah piano berwarna
putih.
“mau apa kau?”
kutekan harga diriku kuat-kuat, rasanya harga diriku sudah jauh terkikis
semenjak bersuami dengan lelaki gila seperti Kris.
“aku mau
meluruskan, aku tadi hanya berpura-pura dengan Jessica, semua warga dirumah
sakit ini juga tahu kalau aku itu milikmu sayang~” ia memamerkan giginya dan
mengacungkan tangannya kepada Jessica yang sekarang sedang duduk berdua dengan
Hyukjae.
“aku
menyayangimu sayang, aku takkan berpaling” ucapnya dengan nada menjijikan yang
membuatku membuang muka, “well. Baiklah sudah jam 12, cukup aku berbasa-basinya,
happy birthday sayang” ia datang menghampiriku dan mengecup kedua keningku
sementara para perawat pun mulai membebaskan tanganku.
Tak terasa
airmata pun kembali berjatuhan dari pelupuk mataku, “dasar lelaki jahat”
umpatku, benar-benar ya kali ini aku dibuat naik darah hanya karena ulang
tahunku sendiri.
“aku kan Cuma
bercanda sayang” ia meringis dan langsung membimbingku untuk duduk di
sampingnya sambil mendengarkannya bermain piano. Awalnya aku menolak tapi dia
mengancam akan memperkosaku di sini kalau aku tidak mau.
“para hadirin,
lagu ini khusus untuk istri saya yang sedang berulang tahun” ia tersenyum
sumringah, tangannya dengan lincahnya langsung menekan tuts piano.
Ahh, lagu ini...
aku memejamkan mataku pelan mendengarkan lagunya.
When your heart is
flying away to my heart
I will catch with all
my love
Like a ship that
sailing on the sea
Is it you where i
rest all my heart??
Kris memalingkan
wajahnya dan mata kamipun saling bertemu, ia tersenyum, dan mengecup bibirku
sekilas.
Im sitting on the
parkbench of downtown
Im laughing remember
all that you’ve done
There’s a bird is
singing on the tree
And you are running
around in my head
It is long time since
I first met you
I feel my heart is
start to grow
Im so happy that I
love you with no wonder
And I promise never
break it away
Ia
meringis sambil menyanyikannya begitu aku mendengar ia mengucap janji yang akan
kupegang itu, ahh tapi dulu ia bahkan lebih dulu mewanti-wantiku kalau setiap
orang yang berumah tangga itu pasti mempunyai masalah dan ia bisa saja secara
tak sadar menyakiti hatiku. Kalau saja ia tidak mengatakan hal semacam itu
lebih dulu padaku mungkin aku sudah mencakar wajahnya karena ia melanggar
janjinya.
My love is true
There’s a long way to
go
There’s a long day to
know
My love is true
I love you just as
you and please dont gonna be somebody new
Kali ini
ia mengecup tanganku mesra dan memandangku lekat-lekat.
“That your
love so beautiful and i want it forever” bisiknya lagi. “Happy birthday sayang,
I love you” tutupnya yang diiringi teriakan riuh dari penonton.
-END-
Argh udah gregetan ternyata kris hanya... T.T
BalasHapuskeren thor huhu
hanya apa hayoo wkwk
HapusBikin cerita lebih banyak ttg krismin thoorr >o< suka bangeet ssma mereka hehehehe good job!
BalasHapussabar yaaa belum ada pencerahan sama keluarga alay itu wkwk
Hapus