Author: @Meiywu
Main cast :
·
Wu Yi Fan/ Kris EXO M
·
Bang Min ah (OC)
·
Dennis Kane
·
Other cast
Length : oneshot
Genre : married life, romance, comedy gaje=_= , mesum mode
on
PG : 17+(?)
ih maaf ini author lagi kangen krisminah yaudah bikin sequelnya
aja ya. Kkkk sebenarnya juga konfliknya itu... gak ada <//3 tau ah baca
sendiri aja deh-_-v /author frustasi/
***
15 Juli..
05.00 AM
“bangun sayang...” aku mendengar suara yang muncul dari
cahaya terang yang menyilaukan... tiba-tiba cahaya itu lenyap dan muncullah
seorang bidadari bersayap putih datang dan mendekatiku..
Jarak aku dan bidadari itu sangatlah dekat... ahh Minahh~
...
Dia datang ke arahku... 3 meter... 2 meter.. 1 meter...
hingga tinggal berapa centi saja jarak antara aku dengannya. Dia mendekatkan
dirinya ke arahku. Pandangan matanya mengarah ke bibirku... dia tersenyum dan
mendekatkan bibirnya menuju bibirku..
Semakin dekat... dan....
“WAAAA!!!!!”
Byar-_- buyarlah segala mimpi
indah itu.. teriakan dari anakku Dennis mengacaukan segalanya.
Aku bangun dari tidurku dan
mengucek mataku beberapa kali.
“sial-_-”
Aku melirik ke arah tempat
tidurku, kosong. Hanya aku sendirian di sini. Mana Minah??
“sayaaang pakai bajunya dulu
nanti masuk angiinnn~~”
Aku mendengar teriakan dari
luar. Minah pagi ini sudah ribut dengan anak semata wayang kami, Dennis Wu yang
sudah dilahirkannya 3 tahun lalu.
Dennis, anak yang hadir di
tengah keluarga kecil kami memang memberikan warna tersendiri di rumah,
sikapnya benar-benar mirip denganku semasa kecil. Sungguh menyebalkan rasanya
harus hidup dengan orang yang sama menyebalkannya denganku. Haha. Bahkan
sebelum lahirpun dia sudah menyebalkan... aku mengingat masa-masa Minah sedang
mengidam dengan berbagai macam permintaan aneh yang memusingkan..
Anakku. Darah dagingku. Buah
cintaku dengan Minah....
BRAKK!! Aku mendengar pintu
kamarku di buka. Aku mendapati anakku sedang terengah-engah dengan keadaan
telanjang bulat!
“haii appaaa!! Appa...
sssssttt..” dia mengacungkan jari telunjuknya
dan menempelkannya di ujung bibirnya, “jangan kasih tau eomma aku sembunyi di
kamar mandi appa...”
Dia langsung berlari ke arah kamar mandiku dan
Minah dan menutup pintu kamar mandinya.
“Yak!! Anak ini...” aku hanya
bisa menggelengkan kepalaku melihat kelakuannya...
“mana istriku? Aku ingin menagih
morning kissku pagi ini..” aku beringsut dari tempat tidurku dan berjalan ke
luar.
“Dennis sayang tubuhmu masih
basah nanti kalau jatuh gi.....”
BRUKK!! Aku merasakan seseorang
menabrak tubuhku. Minah...
“kyaaaaa!!” belum sempat
tubuhnya jatuh ke lantai. Aku langsung saja menangkapnya dengan lenganku.
“eh....” Minah perlahan membuka
matanya yang terpejam daritadi karena merasakan tubuhnya tak mencium lantai
yang keras itu.
“morning sayang~ morning kiss
dahuluu..”
Cuppp~ aku langsung menempelkan
bibirku ke bibirnya...
Bukannya menikmati ciuman hangat
dariku, Minah malah marah-marah..
“Yakk!! Kau ini!! jorok
sekalii!! Kau itu harusnya mpphhh mpphh...”
Aku langsung membungkamnya lagi
dengan mulutku. Menggigit bibirnya sebentar dan melepaskannya perlahan.
“mian sayang~ haha” aku
melepaskannya dari pelukanku.
“appa.... sama eomma lagi apa?”
aku mendengar sebuah suara kecil di kamarku. Astaga.. Dennis melihat
pemandangan memalukan ini..
“ahh aniyo sayang~ ” Minah
langsung menunjukkan eyesmilenya kepada Dennis, sebelah tangannya menyelinap ke
pinggangku dan langsung mencubit pinggangku.
“Aw!!” aku meringis. “aniyaaa
Dennis sayang ayo pakai baju dulu, kalau tidak mau pakai baju, nanti eommanya
appa culik..” ancamku.
“andwaee!!” Dennis langsung
berteriak dan memeluk istriku.
“makanya pakai baju dulu sayang”
istriku langsung mengecup dahi Dennis dan mengajaknya keluar.
“cih.. bahkan ketika Dennis tak
memintanya, dia sudah memberikan ciuman hangat kepadanya..” gumamku kesal.
Semacam sebuah rumah tangga dengan anak laki-laki bandel itu sangatlah tidak
menyenangkan. Aku harus berbagi dengan anakku sendiri. Iri... ini tidak adil-_-
“Kris....” aku mendengarkan
teriakan dari istriku lagi.
“ya sayang?” jangan-jangan dia
ingin meminta morning kiss dariku lagi..
“cepatlah mandi... nanti kau
telat...”
“bzzzzzz” ternyata menyuruh
mandi-_- ... aku langsung meraih handukku dan langsung menuju kamar mandi..
*
11.00 PM~
Ahh.. aku lembur malam
ini jadi tak sempat mencicipi masakan Minah.. aku berjalan masuk ke dalam
rumah..
“sayang...” aku mendapati
istriku tengah tertidur pulas di atas sofa di depan televisi.
Aku berniat ingin mengangkatnya
ke kamar, tiba-tiba matanya terbuka..
“Kris.. sudah pulang?” tanyanya.
“ne sayang...” aku mencium
hidungnya. “tidurlah di sini.. aku masih ingin menonton tv” aku duduk di sofa
dan menepukkan pahaku, memberikan isyarat agar Minah merebahkan kepalanya di
pangkuanku.
“eummm...” Minah merebahkan kepalanya
di atas pahaku..
Aku meraih remote televisi dan
mengganti channel beberapa kali, tak ada tontonan yang menarik..
Aku mematikan televisi dan
memandangi wajah istriku yang tengah tertidur, kyeopta~
Apa aku harus membangunkannya?
Bukankah baru sepuluh menit yang lalu aku menyuruhnya tidur di pangkuanku?
Bagaimana kalau aku membangunkannya dengan cara menciumnya saja. Aku terkekeh
dalam hati.. kkkk
Perlahan aku memperbaiki posisi
tidur Minah dan berniat ingin mendudukkannya agar aku bisa menciumnya...
Cupp...cuppp...cupp... aku
menciumnya beberapa kali.
“mmmhhh...” Minah terbangun.
“apa yang kau lakukan??” tanyanya saat mendapati bibirnya sudah basah karena
ulahku.
“hanya menciummu sayang.. aku
merindukanmuu...” aku langsung mendekapnya dan mencium hidungnya.
Cupp~ perlahan aku memegang
tengkuknya dan mencium bibirnya
perlahan..
“mmpphhh...” suara napasnya
tertahan saat aku menciumnya, aku sangat merindukan istriku hari ini..
ciumannya.. masakannya..
Aku mengulum bibirnya...
“mmmpphhh..” menggigit bibirnya perlahan agar ia mau membuka mulutnya...
“ahh..” dia membuka bibirnya dan
membiarkan lidahku masuk ke dalam mulutnya dan mulai mencari lidahnya...
“mmpphhh...” tanganku mulai bergerilya membuka kancing
piyamanya..
“eomma....”
KYAAA!!!! DENNIS KENAPA KAU
HARUS BANGUN DI SAAT SEPERTI INI??? (W;A;)W
“ahh.. hah.. hah... hah...”
Minah kehabisan napas mengimbangi ciumanku, dia langsung melepaskan ciumanku
dan memperbaiki posisi duduknya, “Dennis sayang apa yang kau lakukan di sini?”
“Dennis tidak bisa tidur eomma..
mimpi buruk ;s ” Dennis menatap wajahku dan Minah bergantian.
Matanya langsung berhenti saat menatapku,
“appa... mau ngapain sama eomma?” matanya mengerjap beberapa kali...
“hahaha... appa hanya ingin
bercin... awww!!” lagi-lagi pinggangku dicubit oleh Minah.
“sayang sini tidur sama eomma
biar tidak mimpi buruk lagi...” Minah langsung merentangkan tangannya menunggu
Dennis datang dan memeluknya.
“sial...” umpatku.
Dennis langsung berlari menyerbu
Minah dan duduk di pangkuannya.. “peluk eomma...” rengeknya.
“hadeeh— sini appa nina
bobokan..” ujarku kesal. Anak ini mengganggu jadwalku saja..
Minah memeluk Dennis dan
membiarkan Dennis memeluk pinggangnya.
“ninaa boboo~ oohh ninaaaa bobo~
kalau tidak boboo digigit appa.. ‘-‘ ” aku mulai meracau menyanyikan lagu
selamat tidur untuk anakku.
Dennis langsung bangkit dari
posisinya dan memukul lenganku, “appa tidak bisa bernyanyi... itu salahhh..”
lagi-lagi dia memukul lenganku beberapa kali.
“appo....” aku pura-pura
meringis menahan pukulan dari Dennis.
“ehh sayang tidak boleh seperti
itu sama appa..” Minah langsung menjauhkan Dennis dariku dan mendekapnya erat..
“tapi appa tuh...” Dennis
menggerutu kesal.
“sstt cepetan bobo nanti mimpi
buruk lagi...” Minah mulai melantunkan lagu nina bobo kepada Dennis. Haft.. iri
sama anak sendiri itu rasanya... </3</3
Baru dinyanyikan beberapa bait
lagu tiba- tiba mata Dennis terbuka, tangannya langsung menusuk dada kanan
istriku dengan ujung jari telunjuknya..
“eoh, kenapa sayang?” Minah
kaget saat Dennis menusuk dadanya dan langsung menatap Dennis dengan tatapan
bingung.
“tadi Dennis lihat appa mau
megang itu.. itu punyanya Dennis..” gumamnya kesal.
“eh? Jauh sebelum kamu lahir
appa sudah memiliki...... awww-_-” Minah menginjak kakiku.
“sudah...sudah jangan dengarkan
appamu sayang ayoo cepat tidur..” Minah kembali mendekap Dennis dan mulai
menyanyikan lagu pengantar tidurnya..
10 menit kemudian Dennis sudah
tertidur pulas dalam dekapan istriku.
“sini biar aku saja yang
menggendongnya ke kamar..” aku langsung mengangkat Dennis dari posisi tidurnya
dan membawanya ke kamar.
“jaljayoo Wu kecilku..” Minah
mengecup dahinya sebelum meninggalkan Dennis di kamarnya.
“bagaimana dengan Wu besar?”
tanyaku menunjuk diriku sendiri.
“kau? Tidur sendiri.. haha”
Minah mencibir padaku dan langsung berjalan menjauhiku.
“yakk!! Kau harus terima
akibatnya Nyonya Wu.. sini aku yang akan menidurkanmu..” aku langsung berlari
mengejar istriku dan menggendongnya menuju ke kamarku.
“kyaaaaaa!! Kris ahh
lepaskan....”
“shireo!!”
*
16 Juli...
09.00 PM
“aku pulang..” huah.. letih
sekali hari ini.. meeting dengan klien baru di rumah sakit benar-benar membuat
otakku letih. Sepertinya hari ini aku harus menyegarkan tubuhku dengan
berolahraga malam dengan Minah.
“appa~” Dennis langsung
menyambutku dan memelukku.
“Dennis” aku langsung
menggendongnya dan membawanya ke ruang tengah, “mana eomma?”
“di dapur appa~ wae?” tanyanya
polos.
“aniyoo..”ujarku sambil mencubit
hidung anakku, benar-benar persis hidung Minah.. aku mendudukkannya di sofa dan
memberikannya mainan, “main ini dulu ya appa mau menemui eomma” bisikku pelan
dan langsung meninggalkan Dennis sendirian.
Hmmmm bau aroma masakan... kalau
aku berjalan ke dapur aku pasti teringat saat aku jadi ayah rumah tangga yang
memasakkan nasi untuk Minah. Bzzzz..
“sayang masak apa?” aku langsung
memeluk pinggang istriku dari belakang dan menempelkan daguku di bahunya.
“yak! Kris ahh jangan menggangguku
memasak..” bentaknya.
“ish....” aku mengelus perut
istriku pelan... “aku ingin mengisi sesuatu di sini..”
“yakk!! Apa-apaan ahh Kris..
lepaskan..” Minah langsung menepis tanganku, “jangan menggangguku memasak atau
kau tak akan dapat jatah malam ini..”
“jatah apa?” godaku manja.
“err..jatah makan malam-_-”
wajahnya langsung memanas saat aku mencoba menggodanya malam ini.
“bagaimana dengan jatah membuat
anak?” godaku lagi sambil mencolek dagunya.
“jangan sentuh aku..” ujarnya
ketus.
Eohh?? Ada apa ini? kenapa
wajahnya kusut sekali? Aku memperhatikan wajahnya yang lucu itu kini tengah
berubah seperti wajah seekor singa yang sedang hamil O.O
“kau kenapa?” tanyaku.
“.....” tak ada jawaban dari
Minah.. dia terus mengabaikanku dengan pekerjaannya membuatkan makan malam
untukku dan Dennis.
Aku berjalan keluar dari dapur
dan memilih untuk mandi, berhubung Minah sangat sensitif hari ini aku lebih
memilih menunggu di luar bersama dengan Dennis. Ada apa dengan Minah? Apa dia
sedang datang bulan? Kenapa sensitif sekali?
Aku langsung melihat ke arah
kalender dan melihat bulatan merah di kalender, bukan... ini bukan tanggal dia
datang bulan, terus kenapa?
Aku memutuskan untuk
menanyakannya pada Dennis, siapa tahu dia mengetahuinya.
“Dennis...” aku memanggil Dennis
yang tengah sibuk bermain dengan mobi-mobilannya.
“........” tak ada jawaban..
yak! Kenapa anak ini menyebalkan sekali (-_-“)
“Dennis sayang~” aku mendekati
tempat duduknya dan membisikkan kata itu selembut mungkin di telinganya.
“appa!! Jangan membuatku geli!”
dia langsung memukul wajahku.
“appoo!!” teriakku. “Kau ini
nakal sekali ya... “ aku langsung mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di
pangkuanku.
“appa juga...” protesnya tak mau
kalah.
“eoh? Eh. Kau tahu apa yang
sedang terjadi dengan eomma?” tanyaku serius kepada anakku. Bukankah ucapan
yang keluar dari mulut anak kecil itu selalu benar?
“eomma? Eomma marah sama appa..”
jawabnya.
“eoh? waeyo?” tanyaku lagi.
“karena appa selalu ingin
merebut eomma dari Dennis..” ucapnya.
“yak!” aku langsung mencubit
pipinya gemas. “kalau bukan karena appa kau takkan lahir..”
“Dennis sayang ayo cepat
makan...” aku mendengar teriakan dari dapur.
“tuh, makan yang banyak sana
biar tumbuh besar kaya appa..” aku langsung menurunkannya dari pangkuanku dan
membiarkannya berlari ke dapur.
Aku menunggu panggilan makan
dari Minah... 1 menit... 2 menit.... 3 menit.. kenapa tak ada panggilan??!!
“sayang, kau tak memanggil namja
tampan ini untuk makan??” tanyaku memberanikan diri. Aku mendengarkan dengan
seksama suara lembut yang akan keluar dari mulut mungil istriku.
“........” tak ada jawaban?
(W;A;)W
“appaaa... makan sama Dennis
siniii...” akhirnya aku mendengar teriakan dari anakku.
“iya sayang..” jawabku lemas.
Minah sepertinya sedang benar-benar marah terhadapku, bahkan untuk memanggilku
saja dia harus menyuruh Dennis.
Aku berjalan gontai ke arah meja
makan, aku melihat ke arah meja makan. Semuanya sudah di siapkan oleh Minah
tapi dia tak mengucapkan sepatah katapun untukku.
“selamat makan...” ucapku
canggung kepada Dennis dan istriku.
Aku menyendokkan makanan ini
cepat-cepat ke mulutku, selera makanku hilanglah sudah karena Minah, ada apa
denganku? Aku salah apa?? Kenapa wajah Minah kalut sekali?
Aku yakin sepertinya Minah
sedang memikirkan sesuatu...aku melamun sambil menghabiskan makananku. Aku
langsung melirik ke arah Minah yang masih sibuk menyuapi Dennis.
“sayang, ayo dong makan..” dia
masih berusaha merayu Dennis agar mau menyuap bubur buatannya.
Aku melirik ke arah makanannya
yang masih belum tersentuh sama sekali, “sini biar aku saja yang menyuapinya..”
tawarku.
Aku langsung mengambil mangkuk
bubur Dennis dan meminta sendok makan dari Minah. Dia memberikannya padaku
dengan pandangan mata yang sangat sulit kuartikan. Ahh biarlah malam ini aku
tak mengganggunya saja. Batinku.
“sayang, ayo sini appa
suapin...” aku langsung menyendokkan bubur dan menyuapkan ke arah putraku.
“aa” Dennis membuka sedikit
mulutnya.
“buka lebar-lebar mulutnya sayang-_-“
“aaaaaaaa” Dennis langsung
membuka mulutnya lebar-lebar.
“ammm... makan yang banyak
ne” aku menepuk-nepuk kepalanya dan
terus menyuapkan bubur ke mulutnya...
*
Minah... Kenapa hari ini
sensitif sekali? Daritadi aku terus menerawang menatap langit-langit kamar.
bahkan untuk menyentuhnya saja aku tak berani.
Aku langsung membalikkan tubuhku
menghadap ke arahnya.
“kau kenapa?” bisikku kepada
Minah. Dia menggeliat pelan saat aku membisikkan kata itu kepadanya. Aku
langsung berpura-pura menutup mataku takut ketahuan.
“jam berapa ini?” aku melirik ke
arah jam dinding di kamarku. Ahh.. jam 4 pagi dan aku bahkan belum bisa
memejamkan mataku sama sekali...
Tiba-tiba ponselku bergetar.
“yoboseyo..” kataku saat melihat
nama yang tertera di layar ponselku.
“.....”
“ne appa~” jawabku. Ahh... aku
harus berangkat ke Gyeonggi pagi-pagi sekali untuk menjemput klienku. Apa harus
berpamitan dengan Minah? Aku tak tega membangunkannya sepagi ini..
Aku langsung beringsut dari
tempat tidurku dan mengambil handuk untuk mandi. Selesai mandi aku mendengar
suara tangisan dari dalam kamar Dennis.
“Dennis-ahh waeyo?” aku langsung
mendatangi kamar anakku.
“appaa~ hiks hiks” dia langsung
memelukku. “appa mau kemana?” tanyanya.
“appa mau berangkat.. kamu harus
menjaga eomma ne?” pintaku.
“kemana appa?” tanyanya lagi.
“ke rumah Siwon ahjussi~”
kataku. “kau harus menjaga eomma, uljimaa~ kau harus tidur lagi, ne? Kajja..”
aku langsung menggendong Dennis dan merebahkannya ke tempat tidur.
“appa jangan pergi...” pintanya.
“ne. Appa di sini sayang~ kajja
tidur lagi..” aku mengelus kepala Dennis dan membiarkannya tertidur pulas
sebelum aku pergi.
Tak lupa aku menyelipkan note
untuk Minah di samping bantalnya Dennis. Setiap pagi Minah pasti akan membangunkan
Dennis dan dia akan membaca note dariku.
*
Author’s POV
Hyuk Jae melirik
ke arah Kris yang setelah meetingnya dengan Siwon selesai dia tak juga
bersemangat hari ini.
“kau mau minum apa?” tawarnya
kepada Kris saat mereka memasuki cafe di dekat rumah sakit.
“pesankan saja aku kopi.. aku
mengantuk..” jawabnya.
Hyuk Jae pun langsung memanggil
pelayan dan memesan dua cangkir kopi, “mengantuk? Kau habis begadang bersama
Minah? hahahha”
“ani..hyung... aku habis
bertengkar dengannya..” terang Kris lemas. Dia menghembuskan nafasnya beberapa
kali.
“wae?”
“molla..tiba-tiba saja dia
bersikap dingin padaku hyung, aku bahkan tak tahu karena apa...”
“apa beberapa hari ini kau cuek
terhadapnya?” Hyuk Jae mulai menyelidiki masalah ini.
“anii...”
“jangan-jangan dia mempunyai
pria idaman lain? :O” Hyuk Jae membulatkan matanya menatap ke arah Kris.
BRAKK!! Kris langsung berdiri
dari tempat duduknya dengan tangan mengepal, “aku percaya Minah takkan seperti
itu hyung...” Kris menatap Hyuk Jae dengan tatapan mematikan.
“ahh ya, calm down Kris... aku
hanya bercanda....” Hyuk Jae berusaha menetralkan suasana.
Kris menghirup napas beberapa
kali dan mencoba duduk kembali... “aku rasa aku tak punya salah dengannya..”
keluhnya.
“bagaimana dengan masalah
‘ranjang’?” Hyuk Jae menekankan kata ranjang di akhir kalimatnya.
“yak!! Jangan keras-keras
hyung!!”
“ok. Mian.. bagaimana dengan..
masalah.. ranjang?” Hyuk Jae kembali mengucapkannya dengan setengah berbisik
kepada Kris.
“eoh?? Aku pikir aku selalu
memuaskannya..” Kris langsung memandang ke jendela, mengingat kegiatan rutin
yang ia lakukan setiap malam dengan Minah.
“apa Minah pernah mengeluh
padamu?” tanyanya.
“anii.”
“NAH!!!” Hyuk Jae langsung
mengagetkan Kris, ucapannya langsung terhenti ketika melihat pelayan datang ke
arah mereka mengantarkan pesanan mereka.
“gomawo cantik ;)” ujar Hyuk Jae
sambil mengedipkan sebelah matanya kepada pelayan wanita itu.
Mata Hyuk Jae kembali menatap ke
arah Kris yang merasa jijik atas kelakuan hyungnya itu. “apa kalimat terakhir
yang diucapkan istrimu padamu?” tanyanya penuh selidik.
“dia bilang, jangan sentuh aku..
wae?” tanya Kris.
“NAH!!” Hyuk Jae menjentikkan
jarinya, “sudah jelas permasalahannya. Minah merasa kurang puas denganmu Kris...
mungkin kau kurang hebat di atas ranjang...”
“mwoo?” sekarang giliran mata
Kris yang membelalak mendengar opini yang dilontarkan oleh rekan kerjanya.
“ini sudah jelas Kris, biasanya
wanita itu mengatakan kebalikannya, ketika dia bilang ‘aku tak apa’ itu berarti
artinya ‘aku sedang terluka’ , ketika dia bilang ‘jangan sentuh aku’ itu
tandanya ‘sentuh aku lebih...sayang’ hahaha ” Hyuk Jae menaikkan alisnya
beberapa kali ke arah Kris.
“teori bodoh macam apa itu?”
Kris merasa semakin frustasi dengan keterangan yang diberikan Hyuk Jae.
“yak!! Jangan salah! Banyak
orang yang mengatakan itu Kris Wu Fan! Kau ini!! kau tak percaya karena kau
hanya jatuh cinta dengan Minah kan? Babo~ sudah turuti saja apa kataku.
Lagipula aku lebih tua darimu tentu saja aku lebih berpengalaman. Puaskan saja
istrimu malam ini, kalau dia merasa kurang puas, kau bisa meminum ini..” Hyuk
Jae mengeluarkan bungkusan kecil dari kantungnya.
“apa itu?”
“obat perangsang” bisiknya. “ini
akan sangat membantumu~”
“yak! Shireo!” tolak Kris. Dia
merasa tertampar saat dituduh kurang bisa memuaskan istrinya di atas ranjang.
Bagaimana bisa seorang Wu fan kalah dengan wanita? Dan sekarang? Dia harus
meminum obat bodoh itu untuk membantunya?
“aiissshh,... terserah padamu
saja Kris...”
Mendengar itu Kris langsung
bangkit dari tempat duduknya dan berniat ingin meninggalkan Hyuk Jae, “yak! Mau
kemana kau?”
“aku? Aku ingin menemui
istriku,hyung.”
“lalu? Siapa yang akan membayar
semua ini?” Hyuk Jae mulai panik saat mendapati dirinya yang terancam akan
membayar sendirian.
“kau hyung..” jawab Kris
langsung berlalu dari hadapan Hyuk.
“bagaimana kalau uangku tak
cukup untuk membaar dua cangkir kopi ini?” Hyuk mulai mengeluarkan jurus ‘tak
ada uang’ nya kepada Kris.
“kau bisa membayarnya dengan
tubuhmu.” Ucap Kris sadis.
“yak!! Baiklah aku akan
membayarnya tapi kau harus janji, setelah istrimu kembali baik padamu, kau
harus membayar hutangmu..!!“ serunya.
“hmm..next time...”
“YAKK!!! WU YI FAN!!”
Kris langsung berjalan keluar tanpa menghiraukan lolongan derita si
Hyuk Jae dari dalam cafe. Pikirannya kembali di selimuti dengan Minah yang
masih marah dengannya.
Perlahan dia mengemudikan mobilnya pulang ke rumahnya dengan harapan
akan mendapatkan kehangatan cinta dari istrinya.
*
Kris’s POV
“huh? Apa benar yang dikatakan
Hyuk Jae hyung?” aku diam-diam mulai memikirkan ucapan dari Hyuk Jae.
“Minah... sekuat apa kau sampai
aku tak bisa menandingimu?” aku mulai meracau. “bahkan aku rela cuti siang ini
hanya untuk menemuimu..” keluhku.
DEG! Aku melihat sebuah mobil
mewah terparkir di depan rumahku. Nuguya?
Aku memarkirkan mobilku di depan
rumahku dan berjalan mengendap-endap ke arah pintu masuk.
Sebelum aku membuka pintu
rumahku, pintu itu sudah terbuka..
“nanti aku akan datang lagi ke sini, ne?”
Aku mendengar suara seorang namja sebelum pintu itu sepenuhnya terbuka.
Nuguya? Minah bersama siapa? Di rumah? O.O
“ne, aku menunggumu Seungho oppa..” sahut istriku.
Pintupun terbuka sepenuhnya, Minah dan namja itu terkejut saat melihat
kedatanganku.
“emm... Minah.. sepertinya aku harus permisi sekarang.. permisi Tuan
Wu..” kata namja yang mencoba tersenyum padaku.
Cih.. darahku sudah benar-benar naik ke ubun-ubunku. Bagaimana bisa
Minah bersama dengan namja itu di rumah? Kata-kata Hyuk Jae kembali terngiang
di telingaku. Pria.Idaman.Lain?
“Kris-ahh..” Minah mencoba menyapaku dengan nada lembut.
“mmm?” aku langsung berjalan
melewatinya, menuju ke kamarku dan mengganti bajuku.
“kau mau kemana?” Minah menanyaiku saat melihatku sudah mengganti
pakaianku dan kembali meraih kunci mobil.
“bukan urusanmu!!” jawabku ketus. Arrgghhh!!
Aku masuk ke mobilku dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.
*
“Gyaaahhh!!” aku menghempaskan tubuhku di atas sofa.
“waeyo? Kenapa wajahmu kusut sekali?” tanya eommaku.
“Minah...”
“wae?”
“semalam dia marah-marah..” lanjutku.
“hmmm... apa dia sedang datang
bulan?”
“ani..”
“lalu? Apa yang membawamu kesini?”
“dia bersama dengan namja di dalam rumah dan dia tak meminta ijin
terlebih dahulu.. apalagi dia memanggilnya dengan sebutan Oppa=_= ” aku memijit
keningku. Semua ini benar-benar membuatku pusing.
“mungkin saja itu teman semasa kecilnya, jangan berpikiran yang
tidak-tidak Wu fan-ahh..”
“terus apa yang membuatnya sensitif?” tanyaku frustasi.
“ mungkin saja kau hanya belum bisa membahagiakan istrimu...”
“maksud eomma?” aku menatap eomma dengan tatapan tak percaya. Lagi? Tak
bisa membahagiakan istri? Dalam hal apa?
“maksud eomma... dalam masalah ‘ranjang’ ” eomma membisikkan kata-kata
menjijikan itu kepadaku.
“apa hubungannya? -____-” aku semakin dibuat pusing. Kenapa eomma bisa
mempunyai pendapat yang sama dengan monyet itu.
“berapa lama istrimu tak ingin disentuh olehmu?”
“hampir 24 jam..” jawabku mantap.
“itu berarti dia tak mempunyai pria idaman lain..” eomma menerangkan
hal ini padaku.
“bagaimana dengan masalah ‘ranjang’?”
“molla, hanya menebak, bisa saja kan kau tidak melayaninya dengan baik.
Aku tak bisa memastikan lebih jauh, kau bisa menanyakan itu pada istrimu
sendiri... ingat, tanyakan baik-baik. Ne?”
“arasseo..” jawabku.
“ne, lebih baik kau tenangkan dirimu di sini , eomma sangat
merindukanmu... ” eomma beranjak dari tempat duduknya dan memelukku erat.
“ne eomma, aku akan pulang nanti malam saja...” aku mengiyakan
permintaan eommaku. Haha. Aku merasa benar-benar mirip dengan Dennis sekarang.
Sudah kubilang, aku dan Dennis itu sama..
“sesekali bawalah Dennis ke sini Wu fan-ahh.. eomma sudah
merindukannya. Dia benar-benar mirip denganmu... ahh Wu kecil... cucuku~”
“ne eomma... dia benar-benar tumbuh menjadi anak yang aktif. Aku bahkan
kewalahan mengurusnya...”
“hahha, sewaktu kecil kau bahkan lebih aktif daripada dia..”
“bzz...eomma..-_-”
*
11.00 PM~
Author’s POV
“kau belum bisa membahagiakan istrimu...”
“mungkin kau belum bisa memuaskan istrimu..”
kata-kata itu kembali muncul di benak Kris. Ucapan Hyuk Jae hyung dan
eommanya benar-benar membuatnya frustasi....
Kris membuka pintu rumah perlahan, ia mendengar suara Minah.
“ahh...nanti aku akan menelponmu...” Minah langsung menutup teleponnya.
“siapa yang kau telpon?” tanya Kris tiba-tiba.
“anu.. Seungho Opp...”
BRAKK!! Kris langsung memukul dinding, tangannya mengepal saat
mendengar nama Seungho disebut, dia menarik tangan Minah dan menyeretnya ke
kamar.
“yakk... Kris-ahh,.. lepaskan...” Minah merasakannya lengannya
berdenyut nyeri saat Kris menarik tangannya.
Kris langsung menutup pintu kamar dan menghempaskan Minah ke tempat
tidur. Tangannya mengunci kedua tangan Minah saat Minah mencoba melepaskan diri
darinya.
“Kris... apa yang kau..mpphh....mpphhh” Kris mengunci mulut Minah
dengan bibirnya. Dia mencium Minah dengan kasar.
Merasa Minah mulai kehabisan napas dan berhenti melakukan perlawanan
kepadanya, Kris mulai bisa menguasai dirinya. Ada sesuatu yang membakar hati
dan perasaannya. Dia..cemburu....
Perlahan dia mulai melepaskan ciumannya.
“katakan padaku siapa Seungho?” Kris memperbaiki posisinya. Tubuhnya
disandarkan pada ujung ranjang.
“hah...hah...” Minah benar-benar kehabisan napas oleh ulah Kris,
“dengarkan penjelasanku dulu...”
“ne..” Kris memijit keningnya dan berusaha mendengarkan penjelasan dari
istrinya.
“Seungho oppa itu anak sahabat appaku. Kami sudah lama berteman. Dia
kemarin kesini... hanya untuk memeriksa keadaan Dennis..”
“mwo?? Bahkan Dennis sakit saja kau tidak memberitahuku?”
“ani...Dennis tidak sakit... kemarin itu...” Minah mulai menceritakan
tentang Dennis.
Flashback
“Appa
berangkat kerja,ne?” Kris mengecup dahi Dennis dan Minah.
“jangan
pulang lagi, yah appa...” Dennis melambaikan tangan kepada Kris.
“aisshh..
tidak boleh begitu sama appamu sayang..” Minah mencubit pipi Dennis pelan dan
menunggu Kris masuk ke mobil dan meninggalkan mereka.
“kamu
main dulu, ne? Eomma mau memasakkan bubur untukmu... ”
“Dennis
mau mengajak Nessa main kesini eomma...”
“Nessa?
Nugu?”
“yeojachingu Dennis laa”
“mwo?” Minah membelalakkan matanya. “Ada-ada saja. Sudah
sana main dengannya. Eomma mau ke dapur”
Minah meninggalkan Dennis yang pergi menjemput Nessa.
Selesai memasak Minah mendapati Dennis yang tengah bermain dengan Nessa.
“yak! Dennis... sini...” Nessa berlari mengejar Dennis.
“kejar Dennis laaa...” Dennis berlari memutari Nessa.
“yak! Dennis-ahh... kyaaaaaa...” Nessa terjatuh saat
mencoba mengejar Dennis.
“Nessa!” Dennis langsung berlari menemui Nesssa dan
membantunya berdiri, “uljimaa... aku akan menyembuhkanmu...” Dennis langsung
mengecup pipi Nessa.
“yak! Kenapa kau menciumku?” tanya Nessa bingung.
“Dennis belajar dari appa. Appa sering mencium eomma..”
“jinjja?”
“ne.. appa juga mencium eomma di sini...” Dennis
mendekatkan bibirnya ke arah Nessa dan menciumnya.
“yak! Dennis apa yang kau lakukan??!” Minah langsung
mendatangi Dennis.
“Dennis hanya bermain dengan Nessa eomma..” Dennis
memandang Minah dengan tatapan memelas.
“tapi tidak boleh begitu sayang, cepat masuk eomma mau
berbicara denganmu.” Minah langsung menyuruh Dennis masuk dan mengantarkan
Nessa pulang ke rumahnya.
“maafkan Dennis ya sudah membuatmu kaget.” Minah meminta
maaf kepada Nessa sebelum Nessa masuk ke rumahnya.
Flashback
end.
“haha... jadi... seungho itu
psikolog?” Kris terkikik mendengar tentang kelakuan Dennis.
“ne..”
“kenapa kau tak mengatakannya
padaku?”
“karena aku tau kau takkan
menanggapi masalah ini.”
“kenapa Seungho harus datang
kesini? Kenapa kau tidak membawa Dennis ke klinik saja?” selidiknya.
“kau lupa dengan kebencianmu
terhadap hal-hal yang berbau kedokteran? Dennis mewarisinya darimu. Makanya aku
yang meminta Seungho datang ke sini...”
“Ooh... sebagai appanya, aku
mendukung Dennis berpacaran dengan Nessa..” terang Kris bangga.
PLETAKK!
“kau pikir umur Dennis berapa? Hah? Shireo! Dia tak boleh berpacaran...”
Minah mendaratkan pukulan ringan ke kepala Kris.
“ Aw!! terus? Kenapa harus ke psikolog?”
“karena dia meniru perbuatan mesummu-___- aku tak ingin mendapat kabar anakku menjadi
mesum sepertimu..” Minah mengerucutkan bibirnya.
“haha.. lalu.. apa kata psikolog itu??”
“dia bilang, ini masa-masa Dennis meniru segala hal jadi disarankan
kita tak boleh melakukan hal yang aneh-aneh dihadapan Dennis...”
“mwoo? Aku tak pernah melakukan hal-hal aneh padamu..” protes Kris.
“kau pikir menciumku di hadapan Dennis itu bukan hal yang aneh? Eoh?”
lagi-lagi Minah mengerucutkan bibirnya.
“itu kecelakaan-- ” Kris mencoba membela diri, “kau ingin tahu apa yang
dikatakan eomma dan rekan kerjaku tentang masalah ini?”
“apa yang mereka katakan??”
“mereka bilang kau tidak puas denganku di atas ranjang..” Kris
mendekatkan bibirnya ke kuping Minah. Dia sengaja menghembuskan napasnya di
sekitar leher Minah.
“MWOOO??” Minah membelalakkan matanya kaget.
“makanya....aku ingin membuktikannya dan membuatmu puas malam ini..”
Kris mulai mendekati Minah dengan tatapan yang mengerikan.
“Kris..hentikan...aku..aku...” Minah menyilangkan kedua tangannya di
depan dadanya.
“apa?” tantang Kris.
“jangan sentuh aku atau aku akan teriak...” Minah mulai mengancam Kris.
“aku tak peduli...” Kris terkekeh pelan.
“Kris-ah aku mohon hen..,mmpphh..mpphh...”
“diam Nyonya manis...aku bersumpah akan menghancurkan teori tentangku
itu...”
“apa maks...mmpphh...mpphh...”
***
Kyahhahah akhirnya selesai juga ff nista ini... gimana? Jelek? Oh iya
udah tau-_-v
‘-‘)/ bye reader ‘-‘) sampai jumpa lagi’-‘)? Di sekuel berikutnya’-‘)/