Author: Mei F.D
Main cast :
·
Kris
EXO M
·
Huang
Zi Tao
·
Park
Minnie
·
Other
cast
Length :
multichapter
Genre : married
life, romance, family, comedy kriuk=_= saraf , mesum mode on
PG : 17
kesamping
Hehe mampus
author stres mau UN ini huweeee yaudah deh capcus dibaca part ketiga dari ff
paling abal yng pernah aku buat,hwhwh, jangan lupa follow twitter aku ya ^^ meiokris
***
Minnie’s POV
Aku menatap ke arah layar televisi
milik Tao, “ini racun, ini Minnie...daripada gak nemu Minnie, mending minum
racun..” ujar halmeoninya Wufan sambil bergaya ala artis kayak lagi promosiin
barang aja padahal itukan iklan orang hilang.
“Minnie
... ohh Minnie... ku ingin kau selalu bersamaku Minnie.. oohh Minnie...
keluarga menanti dirimu.. ” eomma dan halmeoniku jadi biduan nyanyi di televisi
kaya ost sinetron kesayangan Minnie waktu Minnie masih kecil.
Keluarga
besarku memang lagi gencar-gencarnya mengiklankan diriku hingga penjuru bumi
pelosok Korea Selatan sudah mengetahui tampangku yang acak-acakan ini. tapi
tetap saja hasilnya nihil. Buktinya aku masih segar bugar fresh from the
oven(?) di rumah Tao. Memang sih semenjak kedatangan Rey kemarin Tao jadi gak
banyak bicara... dia lebih sering menyendiri dan tak menyahut ketika ditanya.
Aku pun bingung harus berbuat apa. Aku ingin pulang tapi tak tau arah jalan
pulang.. mau menghubungi Wufan, tak punya handphone dan tak hapal nomor. Mau
minta anterin Tao kan gak mungkin, kan ceritanya lagi diculik? Akhirnya aku
teronggok tak berdaya di rumah Tao, sendiri.... tanpa kehangatan .
Wufan’s POV
“aku pulaaang...” aku datang dengan
segenap kecapekan dan rasa penat di dada dan pundak ini, keinginan tidur pun
amat sangat membara dalam benakku /ceileh bahasa gue/
Aku pun mencari seonggok makhluk
astral si Minnie Monroe. Oohh dia lagi tergeletak di sofa. Tidur ternyata.
Sambil ngangkang lagi. Cih.. aku langsung mendekatinya dan berniat ingin
menggendongnya, niatnya aja sih.. eh tapi gak jadi deh... ntar dianya lebay
kaya ibu-ibu di sinetron anak tiri yang tertukar.
Liatin mukanya bentar ah.. aku
mendekat ke arah Minnie Monroe, “ehh...itu belek bukan ya?” lagi... perlahan
kudekati. Tiba-tiba Minnie langsung bangun di saat yang gak tepat ini..
“hah?? Hah?? Mau ngapain kamu??”
tanyanya gelagapan. Ini nih scene yang paling aku gak suka, kebanyakan nonton
drama sih..
“eung,..” aku Cuma bisa garuk-garuk
kepala saking bingungnya mau jawab apa. Lagi..dia grepe-grepein tubuhnya
mastiin kalau dia gak kenapa-kenapa.
“aku...dimana??” tanyanya kaya orang
linglung.
“di neraka” jawabku seadanya dan
langsung ngeloyor masuk ke dalam kamar.
“wufan,.. hey...” seseorang
melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku. Kreeek. Cuma hayalanku aja
ternyata tentang Minnie.. sekarang kan aku lagi gak sama Minnie.
“eh ya?” tanyaku bingung.
“bisa-bisanya kamu ngelamun disaat
semua orang lagi mikirin cara buat nemuin Minnie...” kata halmeoni sambil
berusaha menurunkan volume aslinya yang biasanya suka bikin gendang telinganya
pecah tiba-tiba sekarang suaranya halmeoninya berubah kaya semut lagi ngeden.
“aku lagi mikirin Minnie halmeoni...”
mikirin dia yang jelek-jelek tapi... sambungku dalam hati.
“tuhkan Wu Fan sudah jatuh cinta
banget sama Minnie, pasti dia kangen banget sama istrinya yang seksi dan cantik
itu...” kata mertuaku yang langsung kepedean tingkat internasional begitu aku
ngomong lagi inget anaknya.
Aku mendadak ingin muntah, akhirnya
mutusin daripada ke kamar mandi mending nyengir kuda aja daripada ntar dapat bacokan
bacotan.
“kalau Minnie gak balik-balik sampai
besok aku mau minum waygon aja aaaaa” halmeoniku kembali mendramatisir keadaan.
“pakai sHIT, yang lebih mahal banyak
yang bagus Cuma sHIT...” mertuaku ikut-ikutan mendadak jadi bintang iklan
ngiklanin produk obat nyamuk gak penting itu.
Aku langsung beranjak dari tempatku
demi keselamatan jiwa dan kesehatan otakku dan langsung berjalan menuju kamar
mandi.
“yak!! Mau kemana kau Wu fan??”
halmeoniku yang lagi mendramatisir kini kembali ke tempat asalnya.
“mau nyari Minnie lah halmeoni...”
ujarku malas-malasan menjawab.
“hah?? Nyari Minnie di kamar mandi?”
otak mertuaku sama aja konsletnya sama otak Minnie.
“mau mandi dulu maksudnya...” ujarku
mencoba tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi-gigiku yang rapi dan
sedikit tonggos tapi cakep ini ke seluruh penjuru ruangan. Tring, ada satu gigi
yang mengeluarkan cahayanya. Silau meeen B). Mertua saja langsung mimisan
akibat ulahku yang membahana ini.
Entah...kenapa otakku jadi lebih
banyak bacot sekarang? Ohh mungkin gara-gara Minnie gak ada, batinku mencelos.
Setelah wangi, akupun langsung bergegas
mengambil kunci mobil dan melajukan mobilku ke suatu tempat.
***
Minnie’s POV
Duuhh...bosan sangat ampuun deh masa
ceritanya diculik gini malah penculiknya yang uring-uringan di kamar? aku
melahap macaroni gorenganku sendiri pakai tepung mamasuka sendirian sambil
menatap layar televisi dengan tatapan kosong.
Tiba-tiba Tao datang ke arahku dan
langsung mengajakku pergi.
“kajja.. kita berangkat..”
“kemana?” tanyaku.
“pulanglah... kau tidak rindu dengan
suamimu?”
“loh...katanya aku diculik??” kok
balik kerumah?
“kali ini aku maafkan...cepat! nanti
keburu siang..”
“eung...” aku berniat langsung pulang
dengan keadaan masih memakai pakaian Tao. Pakaian waktu Tao masih kurus ceking
dan belum berotot itu. Tapi niat ini langsung kuurungkan ,apa jadinya kalau Wu
Fan melihat isterinya memakai baju lelaki lain? nanti dia salah paham dan aku
gak mau rumah tanggaku retak hanya karena masalah ini.. /eaaa/
“aku belum mandi sama sikat gigi
tapinya..” kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal ini. kutunya sudah
gak ada sih udah dipakein obat pembasmi kutu dari negeri Kutub Utara. Sekali di
semprot pakai obat itu di kepala kutunya langsung mengkristal gara-gara
kedinginan (abaikan kalimat tidak penting ini pemirsah...)
“yaampun yeoja tapi kok jorok...
yaudah sana mandi...” Tao yang sudah cool dan kuereen geulla ini langsung duduk
di sofa menungguku mandi sambil menonton televisi.
“tenang Tao,. Aku bakalan cepat kok
mandinya... secepat kecepatan cahaya wushuuu~~” aku langsung mandi dengan
kecepatan cahaya, mandi bebek maksudnya. Nyiprat-nyiprat dikit yang penting
basah langsung handukan, huahahha
Akhirnya aku melangkah keluar dari
kamar mandi dengan anggunnya dan berniat buat ngagetin Tao yang lagi nonton
televisi itu. Ulalaaa~ ternyata Tao lagi nonton acara senam pagi berjamaah
dengan peserta yeoja-yeoja asoy geboy..
“dar!!” aku langsung ngagetin Tao.
“udah selesai mandinya?” Tao yang
sepertinya tidak terkejut dengan kejutan yang kuberikan Cuma menanyakan hal
yang pasti ia sudah tau jawabannya.
“udah dong” jawabku mantap.
“sikat
gigi?”
“eung...belum...” lagi... aku langsung
ngacir ke kamar mandi buat sikat gigi sebelum burung Chanyeol datang nimpukin
batu api (abaikan).
Taraa!! Sudah.. mandi sudah, sikat
gigi sudah, pake parfum juga sudah, akhirnya aku mau ngagetin Tao lagi. Pas
mataku ngelirik ke arah saluran televisi, sekarang channelnya berganti jadi
acara fashion show yeoja-yeoja berbikini.
“baaa!!” aku mengagetkan Tao sekali
lagi dan berusaha terliat seriang mungkin sebelum meninggalkan rumah Tao,
pertama karena aku akan bertemu dengan keluargaku dan yang kedua karena Tao
nonton yang begituan. Ada peningkatan kan kalau Tao mulai demen sama yeoja.
Tew.. tew..
“kajja..” Tao langsung mematikan
televisinya.
“aku pulangnya kapan-kapan aja deh
Wo...” kataku bersungguh-sungguh.
“why?” tanya Tao sok inggris.
“eungg... kau kan lagi asyik ngeliatin
acara senam pagi sama fashion show itu... aku jadi gak enak ganggu.. itu
ceweknya cantik-cantik loh..” aku turut menimpali.
“ohh...aku tidak tertarik dengan
ceweknya...”
“hah?? Terus??”
“sama instruktur senamnya yang berotot
dan designer tampannya...”
ZDUUAAGHH... SHINGG.... NGIIIINGG....
aku mangap lebay lagi ngedenger pengakuan Tao.
“sudah jangan tampakkan wajah bodohmu
itu..” Tao langsung menarik tanganku.
Pas kami sudah sampai di depan pintu.
Tao mulai membuka pintu rumahnya perlahan.. /slow motion ceritanya/ aku pun
langsung mengikuti dari belakang sambil ngelap keringat, sambil bedakan, sambil
keritingin bulu mata /abaikan/ sampai pintu pun terbuka sepenuhnya...
JRENG...JRENGG..JREEENG... sesosok menyilaukan
datang ke hadapan kami berdua.
“Wu Fan..” desis Tao. Aku ikutan
melonjak kaget melihat siapa yang berada di balik pintu rumah Tao.
“kau apakan isteriku?? Hah??” Wu fan
sok gentlemen langsung membawa Tao masuk ke dalam. Ia menarik kerah baju Tao
dan langsung meninju Tao.
“jadi selama ini kau yang menculik
isteriku?? Hah??” lagi.. Wu Fan mendaratkan bogem mentah ke muka Tao. Tao Cuma
bisa pasrah. Aku yang menganga parah. Bisa-bisanya Wu Fan jadi kasar begitu
sama orang.
Akhirnya aku yang menengahi, “Wu Fan
cukup!! Aku akan menjelaskan semuanya padamu..” aku menyelamatkan Tao. Kkk
Sebenernya ini seharusnya jadi scene
menegangkan, biasanya sang suami akan langsung menuduh isterinya yang
engga-engga. Tenang Wu Fan, Tao, aku sudah menyiapkan semua dialog ini lebih
dulu.
Taunya...semua ini jauh di luar perkiraan akal
sehatku, bukannya menuduhku yang tidak-tidak Wu fan langsung memelukku erat dan
langsung mendorongku ke sofa.. ia langsung menciumku dengan ganas /plak/
“Wu Fan... ini...rum...ah,..orang...”
ujarku sambil terus mendorong tubuhnya yang menindih tubuhku. Aku benar-benar
kehabisan napas gara-gara perlakuan Wu fan yang diluar dugaan,kebiasaan, dan
kemampuan ini..
“ehemmm...” tao berdehem saat Wu fan
melakukan perbuatan memalukan itu.
“kau bisa melakukannya di rumahmu
sendiri tuan Wu fan..” sindirnya.
Aku langsung gaje-gaje mesum sendiri
ngelihat perlakuan Wu fan yang bikin jantung aku copot ini.
Akhirnya aku dan Tao menjelaskan apa
yang terjadi sama kami selama ini. untung Wu fan bisa ngerti..
“eommamu dan halmeoni kita pasti
sangat senang” ujar Wu fan yang tak henti-hentinya tersenyum lebay melihatku
yang sudah kembali.
Aku langsung menempelkan tanganku ke
keningnya, “kamu gak lagi sakit atau kerasukan kan Wu fan?” tanyaku bingung.
Jujur aku juga kangen sama dia tapi ya ga nepsong-nepsong amat kayak dia.
“gak lah Monroeku sayang..aku lagi
bahagia karena aku sudah positif..” Wu fan menjauhkan tanganku dari keningnya
dan menggenggamnya erat.
“hah?? Positif apa? Positif hamil?”
“positif aku mencintaimu dan positif
aku normal” jawab Wu Fan yang langsung mengecup punggung tanganku yang
sepertinya akan membuatku kejang-kejang dengan mulut berbusa.
Aku langsung bergidik ngeri. Ini
sangat mendadak, tiba-tiba dan mengerikan. Seorang monster jadi manis kayak
gini? Heloooow. Neraka sanah.
***
“aaaa Minnie akhirnya kau
kembaliiii..” para halmeoni dan eommaku langsung menyambutku dengan suka cinta.
Mereka langsung ber-Harlem Shake saat aku datang.
“halmeoni...apa kau tidak menanyakan
apa yang terjadi denganku selama ini?” tanyaku sok mendramatisir.
“tak perlu laah aku menanyakan hal
yang seperti itu kalau kau sudah ada di sini,.” Jawab halmeoniku acuh tak cuih.
Benar juga ya. Aku garuk-garuk kepala sendiri. Buat apa mengingat masa lalu
kalau kau sudah ada di sini? Baik-baik saja lagi.
Akhirnya setelah berpesta pora
menyambut kedatanganku semua halmeoni dan ibuku meninggalkanku dengan Wu fan
berduaan. Tapi Wu fan nya sudah tidur duluan sih. Hehehe
Tadi siang Wu fan beneran sehat-sehat
aja ya? Aku langsung masuk ke kamarku dan mengecek keadaan Wu fan. Panas...
gumamku saat aku mencoba mengecek dahinya lagi.
Tuhkan
dia demam... pantas ngelantur gitu...
“tuhkan kamu sakit..” ujarku lirih.
“hmmm” Wu fan Cuma bisa mengatakan itu
kepadaku.
“kau mau makan?”
“hmmm...”
“makan bubur? Mau kubuatkan buburnya?”
“hmmm...” lagi-lagi Wufan Cuma
menggumamkan kata itu.
Wufan benar-benar KO karena panas yang
menyerangnya. Aku langsung panik dan berniat ingin menelpon dokter tapi
kuurungkan karena aku gatau nomor hape dokter, terus gimana dong? Di gotong ke
RS? Digendong? Gila aja.
Akhirnya aku mutusin buat nelpon
halmeoni, “halmeoni... Wu fan sakit..” ujarku lirih sambil tanganku yang bebas
dengan cekatan memasukkan beberapa bumbu untuk bubur Wu fan.
“hah? Mungkin dia kecapekan. Yasudah
berarti keberangkatan kalian ditunda sehari...”
“hah?? Maksud halmeoni??” aku terus
mengaduk-aduk bubur di dalam panci
“hehe... surpraiiiiiisssss cu... kau
akan tahu sendiri nanti. Pokoknya setelah Wu fan sembuh kalian harus
siap-siap...”
“MAKSUD HALMEONII APAA??” aku langsung
menutup mulutku ketika suaraku yang cetar ini kembali membahana dan terdengar
sampai keluar angkasa(?)
“Wu fan sudah tau kok...ini kejutan
sayang, yasudah kamu rawat Wu fan sampai sembuh ya biasanya setelah 23 jam dia
sakit dia akan langsung sembuh seperti sedia kala. Jadilah isteri yang baik.
Love ya!<3” klik... suara telepon di tutup pun terdengar.
“halmeoni....halmeoni...”
Aku langsung garuk-garuk kepala
sendiri melihat reaksi dari halmeoniku yang satu ini. kejutan apa? Hngghhh
***
“Wu fan makan dulu” ujarku sambil
menepuk-nepuk pipi Wu fan.
“ngghh... bisa tidak kau
membangunkanku sedikit romantis??” omelnya. Ahh syukurlah sudah rada baikan. Ujarku
dalam hati.
“maunya diapain?” tanyaku
“harusnya kau menciumku” ujarnya. Ya
ampun otaknya sudah kegeser rupanya.
“hah?? Kayaknya kamu harus memperbaiki
susunan saraf otakmu deh..” sahutku. Duh ini anak kok tiba-tiba jadi aneh
begini? Apa pas Tao nyulik aku kemaren dia ngasih aku obat pelet ya sampe Wu
fan jadi aneh begini sama aku? :<
“aku mau makan...” bisiknya tepat di
depan telingaku.
Aku yang kaget refleks saja langsung
memundurkan badanku tapi Wu fan sudah mencegahku dengan kedua tangannya yang
mencengkeram lenganku, “aku tak bisa makan sendiri.. kau harus menyuapiku...”
***
-Hawaii-
05.00 PM
Astaga ini pemandangannya bagus banget...
pohon-pohon kelapa yang banyak, pasir putih... laut yang biru, burung camar
yang menari-nari di angkasa.. perfect!
“bagus kan...” Wu fan mencolek bahuku.
“ne...tapi,, kita kesini untuk apa?”
tanyaku. Hatiku masih bingung dan bertanya-tanya. Setelah Wu fan sembuh dari
sakit kami langsung terbang ke hawaii, katanya sih akan ada kejutan yang bisa
bikin aku pingsan, gatau deh kejutan apaan.
“aaaa lautnya..” halmeoniku langsung
kembali ke dalam jiwa mudanya dengan berlarian di atas pasir-pasir putih.
“bagus tidak?” Wu fan memperlihatkan
seutas cincin kepadaku.
“waahh... bagus sekali.. mahal
sepertinya..” pujiku padanya. Loh.. cincin??
“ini untuk apa?” tanyaku lagi.
“rahasia...” Wu fan langsung menyembunyikan
cincinnya dan menarikku bermain ke pantai.
___
“bangun.. kamu harus berdandan
dahulu... ayoo” tiba-tiba selimutku sudah disingkap oleh halmeoninya Wu fan.
“eung...” aku mengucek-ngucek mataku.
“kau harus berdandan cantik hari
ini...” kata halmeoni yang langsung menyeretku ke kamar mandi.
“Wu fan mana?” tanyaku yang daritadi
tak mendapati Wu fan di pagi yang cerah ini.
“dia sudah berangkat dan mempersiapkan
segala sesuatunya.” Ujar halmeoni sok misterius.
“kenapa dia tak membangunkanku?”
keluhku.
“karena mungkin kau suka telat
bangunnya..” celetuk halmeoni. Mukaku langsung tersipu malu. Cucu menantu macam
apa ini? bisanya Cuma molor di pagi hari setelah menyiapkan makan suami.
Usai mandi-sarapan-dandan dan
sebagainya akhirnya aku menuju ke suatu tempat... gereja?
“ayoo..” halmeoni langsung menarikku
ke dalam gereja. Ada Wu fan? Kenapa dia memakai pakaian pengantin? Aku melirik
sekilas ke para tamu undangan, ada halmeoni dan ibuku, juga ada beberapa
undangan yang tak kukenal.
Wu fan yang sepertinya gugup langsung
menarikku keluar gereja.
“ini...maksudnya apa?” tanyaku
bingung. Gereja? Cincin? Wu fan memakai baju pengantin?
“aku... biarku jelaskan padamu...” dia
menggenggam tanganku.
“sebelumnya..aku minta maaf..karena saat
baru menikah denganmu aku sudah mempunyai pacar, namanya Re Vie, gadis
keturunan Cina-Belanda... karena mabuk dan saat itu berada di bawah
tekanan..akhirnya... aku dan Re Vie...” Wu fan tak langsung meneruskan
ucapannya.
Aduh rasanya kok kepalaku langsung
berputar-putar ya? “jadi...kau menghamilinya.???” Tanyaku. Astaga aku bukan
anak kecil lagi, tentu saja aku mengetahui dengan jelas pokok permasalahan di
sini..
“jadi...aku ke sini ingin meminta ijin
darimu..” pintanya bersungguh-sungguh.
Ijin menikahinya? Aku akan menjadi
isteri tua? Astaga Tuhan kok ada orang sejahat dia ya? Kalau aku gak ngijinin,
aku jahat juga gak ya? Terus aku harus
ngapain? Aaa galau galau galau.
Terus emangnya kalau aku gak
ngerestuin pernikahan ini akan terhenti gitu? Engga.........
“hmmmm...baiklah” ujarku akhirnya.
Sakittt banget, baru aja jatuh cinta sama suami sendiri taunya dapat
pengkhianatan kaya begini, perih hatiku;....cekit-cekit cekit-cekit kaya di
tusuk ribuan jarum...
“Ey... Wu fan kau dimana? Pengantin
wanitanya sudah menunggu...” panggil halmeoniku.
Halmeoni bahkan sudah menyetujui
masalah ini? tapi kalau gak direstuin kan kasihan bayinya. Heung, makhluk tidak
berdosa itu harusnya dapaat kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya.
Ah... galau galau galau....
Belum sempat aku melangkah dan berniat
untuk pergi dari kawasan gereja ini halmeoniku sudah memanggilku. Aku berhenti
sejenak, tak langsung berbalik, mengusap pelan bulir airmata yang keluar dari
pelupuk mataku /ceileh bahasa gue/
Semua menikmati proses pernikahan ini
dengan khidmat kecuali aku, huaaaa kenapa otak dan mulutku sepertinya tidak
sinkron lagi, memang secara logika aku sudah merestuinya tapi lain di mulut
lain di hati. Sekeras apapun aku menolak akhirnya gagal juga.
“Wu Yi Fan, bersediakah kau untuk
menjaga dan merawat Re Vie seumur hidupmu?”
Wu Yi Fan sudah bersedia membuka
mulutnya namun langsung aku cegah, “ANDWAAAAAAAAAEEEEEEE!!!!!!!!!!”
“ANDWAAAAAAAAAEEEE!!!”
“Minnie kau kenapa? Hei...hei...banguun...”
suara Wu Fan terdengar jelas di telingaku, aku membuka mataku perlahan,
ternyata hanyalah mimpi... ahh sialan. Hahaha.
“aku..dimana??” tanyaku, masih tak
percaya kalau yang kualami tadi hanyalah mimpi, jangan-jangan sebentar lagi ada
wanita cantik yang mengetuk ke dalam kamar ini dan memperkenalkan diri sebagai
isteri keduanya Wu fan.
“di neraka..” jawabnya asal.
“ngawur!”
“jelas-jelas ini kamar masih saja
bertanya..” omelnya.
“isterimu ada berapa?” tanyaku lagi.
“10-___-”
“aku serius Wu Fan...!!”
“menurutmu berapa? Hah? Sudah sana
mandi aneh-aneh saja kau ini... cepatlah bersiap-siap.. hari ini kita akan
kencan...” ujarnya.
“kemana?” tanyaku, jangan-jangan aku
bakalan di ajak ke gereja kayak di mimpi tadi.
“ke pantai lah...aku akan memanggang
kulitmu di sana dan menjadikannya lauk saat makan malam..” guraunya yang
langsung mendapatkan pukulan dariku.
Yah begitulah kehidupan dari Minnie
dan Wu Fan yang tak pernah rukun, pasangan ababil aneh yang saling mencintai
itu.
Tamatkah sudah? Belon. Masih ada noh
cerita dari Tao. hehe
***
“untuk apa kau ke sini?” Tao
memalingkan wajahnya begitu melihat seseorang yang datang ke rumahnya.
“hei..hei..kau begitu sombong... aku
datang ke sini untuk menemuimu..” ujar Rey yang langsung melingkarkan tangannya
di pinggang Tao, buru-buru Tao menepisnya.
“jangan temui aku lagi...aku capek...”
“aku akan pergi, asalkan kau masih
mencintaiku..”
“bodoh!! Aku sudah berubah!”
“ayolah, aku tau hatimu berkata
tidak...” rayu Rey.
“tolong Rey, pergi.. aku mohon....”
brengsek! Untuk apa aku memohon pada bajingan ini? Tao menarik napas perlahan. Aku
harus berubah. Aku harus berubah. Harus!!
___
Setahun kemudian....
“kau tak apa-apa? Sudah hamil besar
seperti ini masih saja memaksa memakai high heels.” Wu Fan terus mengomel
padaku.
“biarkan saja! Masa aku harus memakai
sendal jepit ke sana? Lagipula ini momen penting... Tao menikah... Tao
menikah.. dengan wanita..” aku mengguncang-guncang bahu Wu Fan.
“yasudah kalau begitu jangan salahkan
aku kalau kau melahirkan di sana..” ujar Wu Fan.
“dan orang pertama yang akan aku bunuh
di sana juga kau..” ujarku geram. Hiihhh Wu Fan sudah mau punya anak juga masih
saja kelakuannya sama cueknya saat ia masih single, masih belum ada rasa sama
aku-__-
“kajja” Wu fan tak menghiraukanku dan
langsung saja membukakan pintu mobil.
Aku masuk mobil dengan wajah kusut, “kalau
sampai wajahku jelek pas di nikahannya Tao, kaulah penyebabnya..” omelku.
“kok aku??” dia terperanjat.
“kau sudah menghancurkan moodku pagi
ini..” ujarku kesal.
“susah emang ibu-ibu hamil tua, di
tegur sedikit langsung mengomel..” gumamnya.
“apa kau bilang??”
“tidak...”
__
“aaaa Tao akhirnya kau menikah..”
ujarku pede dan dengan sksdnya langsung cipika cipiki sama pengantin cowoknya,
lumayan bernostalgila. Akukan jadi keinget waktu aku di culik sama dia,
menggelikan.
Rasanya aku pengen banget cerita sama
isterinya kalau aku pernah satu rumah sama dia, tapi niat itu langsung
kuurungkan. Bisa bumi gonjang ganjing dan Tao batal menikah, ngeeeng.
“kau... akhirnya sudah tobat jadi gay?”
sindir Wu fan yang tiba-tiba sudah ada di sampingku.
“brengsek. Lainkali kalau kau ke sini
akan kubenamkan kepalamu di kuali panas..” ujar Tao kesal.
Aku langsung mendelik ke arah Wu fan,
Wu fan langsung memalingkan wajahnya dariku dan berpura-pura melihat ke arah
tamu.
“wah,, ternyata kenalanmu
cantik-cantik semua ya” puji Wu Fan yang langsung di susul dengan teriakan
kesakitannya karena mendapat tinju di belakang kepalanya oleh tanganku.’’
“dasar mata keranjang! Pergi kau ke
neraka!” umpatku, hiiihh semenjak jadi isteri seorang Wu Fan mulutku tak kalah
pedasnya. Habisnya dia selalu bertingkah sembarangan. Aku menghentak-hentakkan
kakiku ke tanah saking kesalnya.
Tiba-tiba Tao memekik, “Minnie...”
“apa??” tanyaku bingung..
”itu...” dia menunjuk ke arah
perutku...bukan sedikit ke bawah lagi.....
Awalnya aku tak merespon, begitu
melihatnya aku langsung berteriak, “Wuuu Faaaan aku akan melahirkaaaaaaannn!!”
huhh..hah..huhh..hah
Wu Fan pun tak kalah kagetnya
denganku, ia langsung memapahku dan menenangkanku,“tenanglah...sebentar lagi
ambulan akan datang... Tao.. telpon ambulan...”
“aaa.... huh...hah...huh...hah” aku
mulai menjambak-jambak rambut Wu Fan karena merasakan kontraksi dari rahimku.
“aaaaaaaaaaaa......”
----TAMAT----
Haha ya ampunini
ff paling gajelas dan aneh yang pernah aku bikin :’D yasudahlah Cuma iseng
doang... hehe /kabur/