Senin, 11 Maret 2013

Te Amo're (part 2)



Author:  Mei F.D

Main cast :

·         Kris EXO M

·         Huang Zi Tao

·         Park Minnie


·         Other cast


Length : multichapter

Genre : married life, romance, family, comedy kriuk=_= saraf , mesum mode on

PG : 17 kesamping

Holaaa~ ibarat hutang maka saya akan bayar(?) ff belum kelar maka akan saya lunasi(?) wqwq maaf ya telat dibilang  sibuk juga, jangan lupa follow twitter aku ya ^^ meiokris
Maaf juga kemaren banyak typo soalnya buru2. Semoga part ini makin baik aja ya J mohon kritik dan sarannya sodara2.
***
Kris’s POV

“yakkk!!!”

“apaa??” bentakku. Pagi-pagi Minnie sudah heboh dengan teriakannya yang hampir mencapai 11 oktaf itu. Semenjak tinggal bersama Minnie sepertinya sebentar lagi telingaku akan tuli mendengar teriakannya setiap hari!

“kau???!!” Minnie yang daritadi sibuk mengutak-atik laptopnya ternyata sibuk men-search fotoku di internet.

“apa??” tanyaku lagi, “kau mau menuduhku gay??” aku melirik sekilas ke arah laptopnya dan mendapati fotoku tengah berpelukan dengan Tao, lawan mainku.

“hampir,....” jawabnya jujur, ia menggigit bibir bawahnya.

“bodoh! Itu namanya fanart!” ujarku ketus.

“jadi? Ini asli??”

“dasar otak pentium | ! rasanya kau harus mengganti isi otakmu dengan segala hal yang lebih bermanfaat! Cari tau sendiri...” ujarku sambil melipat kedua tanganku di depan dada.

Huh?? Nilai bahasa inggrisnya berapa sih sampai aku harus menjelaskan apa arti fanart?? Minnie langsung mendelik kesal ke arahku dan terus mengetikkan sesuatu di laptopnya.

“apa maumu hah??”

“tidak, hanya sekedar memantau keadaan, memastikan apa saja pembohongan publik yang kau lakukan.” Minnie menunjuk beberapa fotoku di sebuah situs yang menunjukkan aku tengah berdansa dengan Tao.

          “ohh iya yang ini terlihat seperti mafia, yang ini terlihat seperti pangeran...yang ini....ummm....” Minnie terus saja menggumamkan kata-kata yang membuat telingaku semakin sakit saja-_-

          “heh??!! Berhenti mencari hal-hal yang tidak penting seperti itu. Lama-lama kau bisa jatuh cinta beneran sama aku!”

          “yah wufan, setidaknya aku tidak terlihat seperti mereka yang jatuh cinta dengan segala hal dari dirimu yang sok berkarisma itu..” ucap Minnie datar.

          “cih... tau apa kau tentang diriku??!!”

          “taulah karena kau terus mondar-mandir di hadapanku” bentaknya sambil berkacak pinggang.

Teng-tooong...

          Aku mendengar suara bel yang langsung menghentikan perdebatan kami di pagi ini, aku langsung mengintip dari kamera pengintai di depan rumahku, Huang Zi Tao? Mau apa dia kesini? Minnie yang daritadi berada di belakangku tiba-tiba langsung tersorot kamera, bodoh! Kenapa dia langsung membukakan pintunya tanpa mengecek keadaan??!! Bagaimana kalau itu perampok atau wartawan??!!

          Aku langsung bergegas menemui Tao, semenjak mendengar kabar aku akan menikah dari mulut nenekku, Tao memang sudah tak menghubungiku lagi..

          “hai..” sapaku datar. Duh Tuhan, kenapa ada desiran halus dari hatiku..

          Memang selama main film dengannya Tao memang meminta nomor hapeku dan berkali-kali mengajakku ketemuan dan mendekatiku dengan alasan agar bisa total dalam berakting. Tentu saja awalnya aku menerimanya dengan baik, hanya saja... kemampuannya dalam menaklukan hati semua orang itu juga berlaku padaku, bagaimana bisa aku berdebar-debar saat berhadapan dengannya. Mungkin kalau dalam masalah berakting aku masih bisa toleransi, ini kan sudah selesai dan film itu juga sudah beberapa kali tayang di televisi kenapa aura Tao masih mengikat dan terasa di hatiku??

          Brengsek. Sialan! Aku mengumpat dalam hati.. semoga ini Cuma perasaanku saja. Aku kapok aku jera menerima tawaran main film bertema homoseksual kalau akhirnya aku akan menjadi gay beneran...!!

          Wajah Tao menegang saat melihat ke arahku dan melirik sekilas kepada Minnie, dia menatapku dan Minnie bergantian..

          “dia??”

          “ahh... saya Minnie..” sahut Minnie kalem. Dia menyodorkan tangan kepada Tao hendak menyalami, tapi malah ditepisnya.

          “istri sahmu atau...istri kontrakan??” tanya Tao lagi, wajahnya berubah, mencari setitik jawaban yang keluar dari mulutku yang bisa menenangkannya.

          “dia...istri sahku...” jawabku pelan dan mantap. Jelas saja dia memang istri sahku, hanya saja dia memang belum memenuhi kriteria sebagai istriku.

          Minnie hanya melongo melihat Tao, dia masih shock ketika aktor yang sering ia lihat di layar kaca menepis tangannya.

          “....” tak ada lagi kata-kata yang keluar dari mulut Tao, dia hanya menatapku dan langsung berbalik pergi.

          “eh?? Loh Tao kok langsung pergi? Kenapa tidak ke dalam dulu??” Minnie yang langsung sadar dari alam bawah sadarnya kembali mengeluarkan suara 11 oktafnya.

          aku hanya mengedikkan bahuku dan langsung masuk ke dalam..

          “wufan, ternyata dunia ini kayak panggung sandiwara aja ya. Dia beneran gay? Kok ketus gitu? Kamu jangan sering-sering bergaul sama dia nanti ketularan loh.. cakep-cakep kok gay, padahal ya di sini tuh banyak banget cewek yang.....” Minnie terus saja mengekoriku yang sedang mengambil roti ke dapur. Aku yang bosaaaan sekali mendengar celotehannya langsung menyumpalkan roti itu ke mulutnya.

          “stttt!! Bisa diam gak sih? Kau bahkan jauh lebih cerewet daripada nenekku!”

          “yakk!!” Minnie langsung ingin memukulku.

          “dia tak jadi mampir ke sini karena melihat makhluk menjijikan sepertimu!”

          “hah??”

          “bodoh!”

          “hah??”

          “duuhh Minnie sayang sepertinya kau harus banyak minum biar cairan otakmu tak kekurangan cairan... bisa tidak kau tidak menyusahkanku sehariiii saja? Rasanya aku adalah makhluk paling sial di muka bumi ini yang menerima perjodohan sialan ini...”

          “oohh... kalau kau dinikahkan dengan sejenismu? Kau akan bahagia? Kau akan menjadi makhluk paling beruntung di dunia?”

          Aku hanya terdiam mendengar sanggahan dari Minnie, benar juga si Minnie Monroe ini, apa jadinya kalau aku beneran jatuh cinta sama Tao? Aku akan menikah di negara yang membolehkan pernikahan sesama jenis? Mengadopsi anak dari panti asuhan dan hidup menjadi ayah dan suami dari pasangan sesama jenisku? Saat itu juga mungkin aku akan mendengar nenekku meminum racun tikus.

          Seorang Wu Yi Fan membuat para gay patah hati?

          The real GAY?

          Wu Yi Fan jatuh cinta dengan lawan mainnya?

          Duhh sebentar lagi dunia akan kiamat rupanya..

          “aku normal..” jawanku singkat, buktinya aku masih punya malu melihat tubuh polos si Minnie waktu itu. “aku tak berani melakukan apa-apa padamu karena kau itu tidak seksi dan selalu menyusahkanku! Kalau kau bukan istriku mungkin sudah lama kutendang..”

          “iya, aku tau kau takkan mau melakukannya karena kau lebih tertarik dengan yang berotot..”

          Lagi... dia benar-benar tidak menangkap apa maksudku atau memang dia itu sangat susah diberitau? Ku getok pakai palu baru bisa kerja otaknya kira-kira.

          “sekali lagi kau menuduhku gay, aku takkan segan-segan melakukan ‘itu’ padamu..” ujarku menyeringai.

          “coba saja kalau berani..” tantangnya.

          “jadi kau menantang?” tanyaku. Berani juga rupanya...

          “ne. Wae??!!”

          “jangan menyesal kalau kau akan kehilangan keperawananmu!!” ujarku sambil memperlihatkan deretan gigiku. Entah setan apa yang mulai merasukiku... Minnie mulai merasa keadaannya mengkhawatirkan, dia mundur perlahan.

          Bagus! Hanya digertak sedikit sudah takut rupanya, lagipula aku takkan tertarik dengan tubuhnya.. goda sedikit tak apa lah~

          “mau kemana sayang?” ujarku sambil menekankan kata sayang di depannya.

          “kau mau apa?” ujar Minnie dengan suara bergetar sambil terus mendorong tubuhku.

          Aku langsung mendorongnya ke dinding dan menguncinya. Dadaku menghimpit dadanya, dari sini saja aku sudah merasakan detak jantungnya yang berpacu, sudah kubilang dia takkan kuasa menolak kekuatan seorang Wu Yi Fan..

          “tadi... kau mau kita mencobanya kan Nyonya Wu??” bisikku tepat di telinga kanannya, aku menggigit telinganya perlahan. Mendaratkan kecupan ringan di bahu dan lehernya.

          BZZZ!! Aku merasakan sebuah petir menyambar tubuhku di hari yang cerah ini. aku seperti tersengat listrik jutaan volt, kenapa tiba-tiba aku seperti mendapatkan nyawa lagi dalam ruang kosong di hatiku??

          Dia... dia...

          “hft..” aku menguasai diriku. Aku tak ingin menyakiti gadis gila ini, aku memalingkan wajahku dari hadapannya. “wajahmu tegang sekali... hahah” ejekku sambil berusaha menetralkan suasana dan menormalkan sengatan listrik yang masih mengalir di tubuhku.

“sudah kukatakan jangan macam-macam denganku” ujarku sambil mengendurkan posisi kami Aku menjauhkan diriku darinya dan langsung berjalan ke dalam kamar. sesuatu sedang tidak beres terjadi dengan hatiku.....

Minnie hanya diam membisu melihat apa yang akan aku lakukan padanya, akhirnya dia jatuh terduduk di lantai dengan keadaan setengah sadar kira-kira.
____
Minnie’s POV

         “ugh, sudah malam tapi Wu Fan belum pulang juga” aku mengintip dari balik kaca jendela menunggu kedatangan Wufan. Sudah beberapa malam ini Wufan pulang telat, entah dia pergi kemana.

         Aku jadi sering ketiduran di sofa, tapi besok paginya aku sudah tergeletak di sampingnya, kata Wufan sih aku sering tidur berjalan.. masa sih? Padahal seingatku aku Cuma mengigau saat tidur, jangan-jangan semenjak menikah aku jadi punya penyakit memalukan yang lain lagi?

         Aihh...aku menggaruk-garukkan kepalaku yang tidak gatal ini. sebenarnya ada atau tidak ada Wufan memang tak begitu berarti bagiku, hanya saja sekarang sedang musim hujan dan suara petir itu sangat keras. Hiiyyy...

         Yasudah lah sebaiknya aku mandi saja dulu. aku langsung mengambil handuk dan berjalan ke bath up.

         BYUURR.... ahh... aku langsung berendam di dalam bath up, menangkupkan kedua lututku dan membenamkan kepalaku di antara lututku.

         Aku menghela napas panjang, bisa-bisanya aku sekarang berada di sini? Sebagai istri seorang wufan? Berawal dari sebuah perjanjian konyol? Rasanya baru kemarin aku masih bersama Ryu, rasanya baru kemarin juga aku merasa sangat kesepian dengan penyakit single kronis yang mengganggu hatiku...

         Rasanya masih kemarin aku naksir sama penjual kimchi, namja imut penjual es krim dan ahjussi gula kapas kenapa sekarang nikahnya sama pangeran dari negeri bawah laut?

         Rasanya masih kemarin mikir-mikir kalau hidupku kaya di drama-drama gitu jatuh cinta sama penjual-penjual ganteng dan langsung ngenalin sama eomma kalau mereka adalah calon suamiku. Tapi... hidup tak semulus paha member girlband... haha buktinya sudah menikah dengan pangeran kera macam Wufan hidupku kaya di atas kapal terombang-ambing. Loh kok kera sih? Katanya pangeran dari negeri bawah laut? Ah sudahlah memang sosok tak jelas macam dia itu tak cocok hidup di darat maupun laut-__-

         Apalagi kalau ingat masalah beberapa hari yang lalu, si wufan kan kayanya ga main-main gitu pake nerima tantanganku buat yadongan, aduh rasanya dekat-dekat gitu sama aku, aku jadi makin lupa bagaimana caranya bernapas, jantungku saja udah kaya mau lepas dari tempatnya, untung aja katup-katup jantungku gak jebol gara-gara kebanyakan memompa darah kaya akan oksigen..

          BYAARRR!! JDEEERRR! (aduh backsound petir sama mati lampu gimana sih-_-)

         “kyaaa!!” astaga ya Tuhan itu petirnya huaaaaaaaahhh...!!
        
         Krieeett....aku merasakan pintu kamar mandiku dibuka? Siapa?
        
         “wufan?” ucapku takut-takut. Aku benar-benar gabisa ngelihat dalam gelap gini... siapa saja tolong aku...
___
Author’s POV

Wu Fan Menikah?

Wu Fan Kawin Kontrak demi Popularitas

Penculikan Isteri Wu Yi Fan

Tao enggan Berkomentar                  

Penculik Tak Kunjung Hubungi Keluarga Wu Fan

        Daaaan segudang headline news di televisi, bisa tidak aku tak disangkut pautkan dalam masalah ini? brengsek. Umpat Tao dalam hati. Ia sangat lelah hari ini karena melayani ribuan pertanyaan dari para wartawan yang meminta pendapatnya perihal penculikan Minnie.

         Matanya kembali fokus menatap ke arah layar televisi begitu melihat liputan tentang dirinya sendiri, hasil wawancara tadi siang.

         “saya tidak mau berkomentar banyak, apalagi masalah penculikan istrinya Kris atau Wu fan itu... dia sudah menikah saja saya baru tahu..”

         Akting yang bagus! Puji Tao kepada dirinya sendiri. Dia terkekeh sambil mematikan layar televisi, matanya menggenggam ke arah iPhonenya dan  mengecek situs jejaring pribadi miliknya, jejaring sosial pribadi yang sangat pribadi tentunya, hanya dia sendiri tau, jejaring sosial yang digunakannya untuk memantau perkembangan gay di seluruh dunia dan yang paling penting ialah agar dia bisa melacak keberadaan seseorang yang sudah sangat lama ia cari.

         Lagi-lagi masalah pernikahan Wu fan pun ikut diributkan dalam dunia ini, komentar miris dari berbagai kalangan gay pun bermunculan di timelinenya, “aduuuh sayang sekali ya sudah punya isteri padahal aku sudah cinta banget sama Wu fan..” ada juga yang memasang status, “akuu bahkan menggilai ketiaknya Wu fan dan bercita-cita bisa memiliki Wu fan dan menghirup aroma ketiaknya setiap pagi..mirisnya hatikuu TTT---TTT”

         Tao semakin dibuat galau dengan segala hal yang ada di timeline. Dia mengecek situs gay terbesar di seluruh dunia dan tak juga mendapati sosok yang di carinya di kolom cari jodoh.

         “need seme” “need top” “i just need top no bot” “need massage? Contact me. Just for top/seme” semuanya saja mencari top! Tak ada yang mencari uke atau bot macam dirinya ini, gumam Tao kesal, dia mengecek beberapa foto gay yang berotot dan tampan tentu saja... hanya saja... mereka tak tertarik dengan uke-uke unyu seperti dirinya.

         Lelah di jejaring sosial miliknya, Tao melirik ke arah jam dinding dan langsung berjalan ke kamarnya, menarik pintu kamar mandi miliknya. Ada kilatan api di matanya.
___
Minnie’s POV
         Ahh nasibku kaya di drama-drama aja ya masalah penculikan begini. Kenapa coba harus diculik? Seandainya Tao memang sudah lama suka sama aku harusnya ngomong dong dari awal biar aku gak nerima perjodohan dengan Wu fan yang gak aku kenal itu, kan aku agak-agak naksir gitu sama Tao sejak ngeliat dia di drama What is Love itu. Aku meringkuk dalam sebuah ruangan yang tak berpenghuni ini... bukan... bukan gudang... ini kamar mandinya Tao!!

         Huaah aku disekap dalam ruangan mesum ini... eh ga ding bukan ruangannya yang mesum tapi otakku yang mesum..huhahah

         Kata si Tao sih aku diculik sama dia, tau deh diculik kok ngomong-ngomong? Disekap di kamar mandi lagi... ga elit banget. Gimana ntar kalau si Tao mandi di sini kan aku kepaksa ngeliat anunya...huaaah... cenat-cenut hatiku duuh mas Taoooo(?)

         Emang Tao bener-bener lelaki sejati ya buktinya saking cintanya dia sama aku sampai rela merampasku dari tangan Wu Fan...
                           
         Eh... ada yang buka pintunya..krieeet....

         “mau ngapain kamu Wo(singkatan dari Tao(?))?”

         “kencing” jawabnya ketus.

         “aaaaaa” refleks saja aku menutup kedua belah mataku yang masih suci ini daripada ngeliatin ehem-ehemnya Tao, sumpah demi apapun juga aku ngerasa hidung ini bakalan ngeluarin darah alias mimisan gitu gara-gara mikirin yang engga-engga.

         Currr.... nah kan ada suaranya lagi.. duh Tuhan... kalo ngintip bukan punya suami sendiri itu dosa engga ya? Lagipula ini kan kesempatan emas.... habisnya Wu fan kan ga pernah ngeliatin itunya sama aku... /plak/

         “Wo..hidung aku berdarah kayaknya” ujarku jujur saat merasa ada yang meleleh di hidungku.. syuuttt...

         “berdarah gundulmu! Itu ingus bodoh!!”

         BZZ!! Ternyata Cuma ingus pemirsah bukan daraah.. ih aku lupa kalau aku lagi kena flu-flu ringan gitu gara-gara kelamaan di dalam kamar mandi, yaudah deh itu cukup buat mewakiliku kalau aku yaaah itu deh pokoknya sama dia(?).

         Namanya juga cewek ya normal lah agak-agak mesum sedikit kalo ngeliat cowok kencing di depan mata, mana gak boleh lihat lagi kan bikin penasaran(?)

         “malam ini kau tidur disini” ujar Tao sadis.

         “hah?? Kok kamu tega?” ujarku sambil nahan muka melas dipucat-pucatin biar dia kasihan, taunya engga...bukannya kasihan sama aku eh dianya malah ninggalin sku yang cantik ini sendirian di kamar mandi, sedih yaaa...
___
         Esok paginya...

         BRUKKK!!

         “kyaaa Wufan ahh kamu ini apa-apaan sih main dorong-dorong orang aja!” teriakku dalam keadaan setengah sadar. Duhh sakit sekali tubuhku ini jatuh dari ketinggian..

         “sejak kapan kau disini?? Tidur di sampingku lagi?? Najis.”              

         Hah?? Eohh?? Bukan suaranya Wufan.. aku berusaha mengingat-ngingat dengan membuka kedua mataku. Astaga, aku kan lagi diculik! Beuhhh, berarti selama ini yang dikatakan Wufan benar kalau aku sering jalan sendiri pas lagi tidur, kirain Wufan yang selama ini gendong aku ke kamar taunya...kretek-kretek hatiku mas...mas... nah loh..kok jadi keinget Wufan?? -__-

         “aku juga tidak tau!” sahutku, “sebenarnya niat kamu menculik aku itu apa sih??”

         “diam kamu!!” ujar Tao yang langsung meraih pisau yang entah tergeletak dimana tiba-tiba sudah berada dalam genggamannya.. ia langsung menempelkannya pada daguku..

         “berisik sekali ya...” ujarnya.. “kau mau tau alasannya apa?? Bagaimana kalau aku menjelaskannya sambil bermain-main denganmu?” Tao mulai memainkan pisau di tangannya sambil menggesekkan pisau itu di antara dagu dan leherku.

         “jangan...Tao..” sahutku pelan.. sumpah ini cerita pas banget kaya di film China yang pernah aku tonton. Alibinya sih mau nyelakain tapi ujung-ujungnya diperkosa. Hiiyy... bedanya sih kalau itu settingnya di bath up kalo ini di kamar. kan sama aja tempatnya mengundang hawa napsu. Loohh(???) /author gagal horor(?)/

         Tapi optimis aja ya dia kan artis masa mau masuk penjara gara-gara pembunuhan atau pemerkosaan. Kurang elit, harusnya kan narkoba gitu biar kece.

         “kau sudah merebut dia!!” Tao yang gak bisa mendengar isi suara hatiku yang lagi random itu kembali berujar.

         “merebut siapaaa??” ujarku bingung, ehh.. bisa-bisanya disaat genting seperti ini otak lemotku kumat.

         “wufan...” Tao menurunkan pisaunya. Fiuuhh... tapi...hah?? hah?? Apa dia bilang??

         “wufan??”

         “kau tau?? Aku baru patah hati sama namjachinguku Rey dan ingin mendekati Wufan tapi kenapa kau yang malah menikah dengan Wufan!!”

         Huaaah mulutku sukses menganga lebay saat mendengar pengakuan dari seorang Huang Zi Tao.  Dia? Rey? Wufan? Gay? Ngiikkk.. entah kiamat makin dekat atau aku yang makin dekat dengan sarang gay? Oke kedua opsi itu sama benarnya.

         “kenapa? Kau takjub? Percuma saja kau tampakkan wajah bodohmu itu. Aku takkan tertarik dengan wanita!”

         Tao bangkit dari sisiku dan langsung mendekat ke arah cermin, “kau tau? Kenapa aku membenci wanita dan menjadi gay?”

         Aku menggeleng takut-takut tapi aku penasaran.

         “ibu yang melahirkanku dan ayah yang merawatku ketika aku masih berumur 1 tahun semuanya telah tewas! Hingga akhirnya aku diasuh oleh ayah tiriku.. kau tau... aku hanya dijadikan sebagai pembantu dan pemuas napsu ayahku saat aku masih kecil!” Tao menangis dan mengusap airmatanya perlahan, “setelah ayahku meninggal karena kecelakaan aku diasuh oleh pamanku. Pamanku yang biasanya merawatku, pamanku yang dewasa dan perhatian hingga aku beranjak remaja ternyata juga menginginkan tubuhku! Bagaimana bisa aku hidup dalam lingkungan gay tapi aku bukanlah seorang gay?? Hah??!!” Tao memukul cermin di depannya sambil terus menangis.

         Sungguh tragis cerita masa kecil Tao, sangat berbeda dengan keadaan hidupku yang serba konyol ini.. mungkin lebih baik mati dalam kekonyolan ya daripada mati dengan kenistaan...

         Tao melanjutkan, “hingga aku dewasa, akhirnya aku dikenalkan pamanku dengan Rey, kita saling mencintai sampai akhirnya Rey meninggalkanku sendirian...tanpa jejak.,.sampai sekarang..” Tao balik menatapku. Wajahnya terlihat sangat kacau. Aku tahu ada luka teramat dalam yang sudah terukir di hatinya sejak ia masih kecil.

         “kau tidak mencoba membuka hatimu untuk wanita?” tanyaku memberanikan diri.

         “persetan dengan wanita! Kau tau wanita yang mendekatiku hanya menginginkan harta kekayaanku dan popularitasku saja!!” ujar Tao.

         “aku benar-benar mencintai Rey sampai dia mengenalkanku dengan dunia sekarang,. Masa depanku.. tapi kenapa ia pergi??” Tao terduduk. Ia kembali menangis.

         “tapi kan dia namja Tao....” ujarku berusaha membawa Tao kembali ke dalam akal sehatnya.

         “persetan dengan gender kalau kau bisa bahagia dengannya!” sahut Tao.
Tring...tringg...

         Perdebatan dengan dua kubu yang berbeda jenis dan berbeda pendapat ini akhirnya terhenti dengan terdengarnya bunyi bel dari luar. Tao langsung bangkit dan mengusap airmatanya. Ia mengintip dari balik jendela kamarnya.

         “dia...dia datang...” Tao setengah berbisik ketika melihat siapa yang datang berkunjung ke rumahnya. Tao berdiam mematung.

         “siapa?” aku memberanikan diri berjalan ke arah jendela kamar Tao, berharap Wufan yang datang menjemputku dan membawaku pulang dari tempat memusingkan ini, sungguh kenapa aku begitu merindukan Wufan saat ini juga?

         “Rey..” ujarnya lirih..
—TBC—
Nyahahah. Gimana ff saiiah? Aneh ya? Mohon kritik dan sarannya pokoknya demi kelangsungan ff nista ini. kkkk oia ff ini terinspirasi dari cerpen Caramello Kiss-o kesayangan saya ‘3’)/

2 komentar:

  1. Balasan
    1. ini ziapa? ngeeeng ia lagi on going kok..sedang mencari inspirasi.haha

      Hapus