Cast :
·
Cho Kyuhyun
·
Lee Donghae
·
Park Minnie
·
Other cast
Genre : romance , straight
Rating : PG-13
Length : multichapter
Hai’-‘)/ author ngebut bikinnya
sebelum UAS tiba. Daripada kepikiran ending nih ff yaudah langsung bikin
endingnya aja ya. Votingnya juga udah kok pada 10reader pertama^^ ok happy
reading ya ;)
***
100124,
15.30
Donghae’s
POV
Aku
membuka mulutku perlahan, menimbang-nimbang efek yang akan kudapatkan apabila
aku mengatakan ini. Kubiarkan Na Young menguasai dirinya sebentar, baru aku
akan angkat bicara. Setidaknya aku tidak harus menjadi seorang pengecut dalam
masalah ini.
Setelah
tangis Na Young sudah mulai mereda, aku menjauhkan tubuhnya perlahan dari
tubuhku dengan tanganku yang masih mencengkeram kedua lengannya. Kalau aku
tidak melakukan ini, bisa saja Na Young akan jatuh terduduk dengan kondisinya
yang terlihat payah ini, aku menatap mata Na Young lekat-lekat, “dengarkan aku Na Young-ahh..” aku menghela
napas panjang dan menghembuskannya perlahan melalui mulutku, “aku mohon, jangan
melakukan tindakan konyol itu, hidupmu masih panjang dan tak pantas berniat
mengakhiri hidupmu hanya karena seorang pengecut sepertiku.. kemana Na Young
yang dahulu? Yang selalu menomorsatukan harga diri dan reputasinya di kalangan
para petinggi perusahaan? Kenapa Na Young sekarang menjadi selemah ini? Na
Young, dengar.. kau akan mempermalukan reputasi keluargamu dengan tersebarnya
berita kematianmu hanya karena namja bodoh sepertiku? Apa kau tidak memikirkan
tentang nasib kedua orang tuamu yang sudah rela menghabiskan puluhan tahun
hidupnya hanya untuk mengurus dan mendidikmu sebagai anak yang sangat
dibanggakan? Mmm.. mungkin kau sudah cukup dewasa untuk mengerti ini semua Na
Young, mianhaeyo, aku tidak bisa kembali lagi menjadi namjachingumu, kalau kau
terus memaksaku menjadi namjachingumu, apa kau yakin akan bahagia? Aku hanya
tak ingin melakukannya secara terpaksa, untuk saat ini sekarang kau boleh
membenciku, memecatku dan menendangku dari kantormu, asalkan kau tidak
mengakhiri hidupmu hanya karenaku, cobalah jalani hidupmu yang baru. Cinta tak
selamanya harus memiliki bukan? Ingat janjiku untukmu Na Young, aku takkan
meninggalkanmu, aku siap menjadi sahabatmu, menghabiskan waktu untuk sekedar
mendengarkan curhatmu, aku takkan menolaknya. Dengar Na Young, suatu saat
nanti, kelak ketika ada seseorang namja yang jauh lebih baik dariku hadir di
hidupmu dan mengisi hatimu kau akan mengingat hari ini, menertawakan kekonyolan
niatmu hanya karena namja sepertiku....” ahh, sial, aku tak bisa berkata-kata.
Erangku.
Aku
melihat reaksi Na Young mendengar penjelasanku. Tak ada sepatah katapun yang
terucap dari bibirnya, hanya aliran airmata itu semakin deras mengucur di
pipinya, aku mengusap airmatanya dengan kedua ibu jariku, “uljimaa..kau gadis
yang kuat.. kajja, pulanglah.. aku akan mengantarkanmu...” ucapku. Aku tidak
tahu ucapanku semengerikan apa untuk di dengar di telinganya, aku benar-benar
tidak bisa berkata apa-apa lagi. Untuk saat ini aku merasa bangga tidak menjadi
seorang pengecut, aku hanya tinggal menunggu reaksi Na Young selanjutnya
setelah mendengar penjelasanku, kuharap dia bisa cukup dewasa untuk memahami
jalan pikiranku. Batinku sambil menggiring Na Young keluar apartemenku untuk ku
antarkan.
100124,
15.30 (at the same time)
Minnie’s
POV
Untuk saat ini aku
benar-benar merasa bingung harus berkata apa. Baru kali ini aku melihat seorang
namja menangis untukku, tapi.. ah.. aku benar-benar tidak bisa menerima
Kyuhyun. Untuk saat ini. Aku benar-benar bingung memahami keadaan perasaanku sendiri,
“aku...aku...Mianhaeyo Kyuhyun..aku tak bisa menjadi yeojachingumu lagi..” aku
menjawabnya takut-takut.
Kyuhyun
langsung melepaskan pelukannya dariku, mukanya terlihat sangat frustasi. Dia
mengguncang-guncangkan tubuhku, ahh lenganku terasa sangat sakit akibat
perlakuannya, “Minnie...Minnie-ahh... kenapa....”
“aku....hanya
tidak bisa Kyuhyun-ahh..aku sudah terlalu sakit hati.. tolong lepaskan aku
Kyuhyun-ahh... bukankah cinta tak harus selalu memiliki?” tubuhku bergetar saat
mengucapkannya.
“cinta
tak harus selalu memiliki? Cih. Persetan dengan kata itu Minnie-ahh.. hanya
orang munafik yang mengucapkannya. Itu hanya merupakan salah satu kebohongan
yang dilakukannya untuk menghibur dirinya sendiri. Semua orang yang mencinta
pasti ingin memiliki!” Kyuhyun meludah, “aku memang egois Minnie-ahh... tapi
aku takkan membiarkanmu lepas dariku.. ” ujarnya.
Tubuhku
menggigil ketakutan melihat perlakuannya terhadapku, kali ini Kyuhyun berusaha
menciumku lagi. Omoo, ini tidak benar.
“hmmpphh...hmpphhh...”
aku berusaha melepaskan bibirnya dari bibirku. PLAKK!! Lagi-lagi tamparan mulus
kembali mendarat di pipinya. Aku berusaha melepaskan diriku dan berlari cepat
menjauhinya. Kyuhyun mengejarku.
“Donghae...to...long..aku...”
ujarku lirih. Lidahku benar-benar kelu untuk sekedar berteriak meminta tolong.
Kyuhyun terus berlari mengejarku. Tuhan, aku sudah tidak mengenalinya lagi.
Aku
berlari tergopoh-gopoh masuk ke dalam kedai ramen di dekatku, aku benar-benar
sudah tidak kuat lagi untuk berlari.
“ahjussi...to..long..a...kuu...dia
menyakitiku” serbuku ke arah meja kasir. Kyuhyun langsung masuk ke dalam kedai
ramen dan berniat untuk menyeretku keluar. Melihat bercak-bercak darah di
bajuku bekas cengkeraman tangan Kyuhyun itu, anak-anak lelaki penjual ramen itu
langsung menyelamatkanku dengan mengusir Kyuhyun dari kedai mereka
“aku bersumpah akan mendapatkanmu
kembali Park Minnie-ahh!!” Kyuhyun berteriak saat anak penjual ramen itu
mengusirnya. Aku bergidik dibuatnya.
Akhirnya,
salah satu dari anak penjual ramen itu mengantarkanku ke rumah. Ahh, aku
benar-benar merasa takut untuk sekedar bertatap muka dengan Kyuhyun, tatapan
matanya waktu itu.. aku benar-benar sudah tidak mengenalinya lagi. Aku tak
melihat tatapan mata cokelatnya yang meneduhkan itu, dia berubah....
***
Seoul,
South Korea
100224,
05.45 am
Tuhan,
aku benar-benar merasa tersiksa akhir-akhir ini. Kyuhyun bertingkah layaknya
orang gila yang selalu mengganggu hidupku. Dia terus menghubungi ponselku
setiap hari, setiap menit, dalam waktu 3 hari saja panggilannya sudah mencapai
1000 panggilan lebih. Aku terlalu takut untuk sekedar mengangkat teleponnya.
Sejak
kejadian itu, memikirkannya saja sudah membuat tubuhku menggigil ketakutan. Dia
sudah kehilangan akal sehatnya. Aku benar-benar merasa di teror oleh Kyuhyun.
Aku juga sudah menceritakan hal ini dengan Donghae, dia sangat menyesal saat
itu karena tak berada satu tempat denganku. Aku tahu Donghae saat itu juga
sedang kacau menghadapi Na Young.
Sekarang,
Kyuhyun berhenti menerorku dengan menelponku terus menerus, dia...mengikutiku!
meskipun Kyuhyun hanya mengikutiku sejak aku keluar rumah dan saat aku pulang
kerja, tapi ini tentu saja cukup menggangguku. Aku tahu dia tak ingin mengusik
hidupku dengan muncul di hadapanku secara tiba-tiba. Dia juga menahan dirinya
untuk tak mengganggu waktuku dengan Donghae, dia hanya berada di belakangku,
mengintai semua aktivitasku,entahlah...mungkin...melindungiku...
Aku
melangkah masuk ke dalam bus itu dengan gontai, aku tak sadar ujung pintu bus
itu runcing dan saat rokku menggesek ujung pintu itu. Sebuah robekan panjang di
sepanjang pahaku pun terjadi.
“aiishhh..”
gerutuku. Aku enggan pulang ke rumah untuk mengganti rokku, bisa-bisa bus ini
meninggalkanku.
Aku
duduk di sudut bus itu dan mulai tenggelam dengan fantasiku lagi, seorang Park
Minnie sekarang benar-benar berubah menjadi wanita yang suka melamun. Tiba-tiba
ada seseorang yang duduk di sampingku dan menyenggol kakiku.
Aku
tersentak kaget dan refleks saja menengok ke arahnya. Cho Kyuhyun?? Untuk
beberapa detik aku hanya melongo melihat Kyuhyun yang nekat menampakkan batang
hidungnya di hadapanku, “wae?” tanyaku. Atmosfer canggung pun menyelimutiku dan
Kyuhyun.
Kyuhyun
hanya terdiam, dia tak mengucapkan sepatah katapun, dia hanya melepaskan jasnya
dan...meletakkannya di pahaku? Dia rela menampakkan dirinya hanya karena ingin
menutupi pahaku yang terbuka ini?
“pakai
ini sampai kau selesai kerja..”ucapnya dingin.
Aku
hanya mengangguk pelan saat dia mengucapkan kata itu, aku menunggu reaksinya
saat kembali memberanikan dirinya muncul di depanku. Entahlah... jantungku
kembali berdetak kencang. Aku bahkan tak dapat menafsirkan arti detakan
jantungku yang bertalu-talu ini saat berada di dekatnya. Apakah Park Minnie
kembali terpesona dengan Cho Kyuhyun? Ataukah... hanya kekhawatiran akan
perlakuan jahatnya saat itu kembali terulang?
Aku dan
Kyuhyun hanya berdiam diri di dalam bus, Kyuhyun tak mengatakan apa-apa lagi
sejak meminjamkan jasnya itu kepadaku. Aku benar-benar bingung... apa yang
harus kukatakan? Hingga sampai bus itu berhenti dan kami berpisah, aku hanya
mampu mengucapkan terima kasih kepadanya. Itupun Kyuhyun tak menjawab ucapanku,
dia langsung berbalik membelakangiku dan mengangkat tangan kanannya ke udara.
Menyiratkan kata ‘no problem’ dari gerakan tangannya. Aku benar-benar bingung
dibuatnya. Kyuhyun kembali ke sifat asalnya, namja angkuh itu.....
Gwangju
park, 08.00 pm
“Yakk!!
Yakk!! Oppa!!” aku berusaha merebut bola basket di tangan Donghae.
“yak!!
Seorang pemain basket tidak ada yang sebising kau!!” Donghae balas meneriakiku.
“aiishhh!!”
aku berniat menendang kaki Donghae namun dia berhasil menghindar. Ahh.. aku
sangat bahagia bersamanya, menghabiskan waktuku dengan Donghae benar-benar
membuatku merasa terbebas dengan segala hal yang membuat otakku stres.
Donghae
pulalah namja yang berusaha meredakan ketakutanku saat Kyuhyun mengejarku saat
itu, dialah namja pertama yang mau mendengarkan curhatku. Ahh...
Keringat mengalir deras di wajah
dan tubuhku malam ini. Donghae menggiring bola menjauhiku, dia mengambil air
mineral dan menyodorkannya padaku, “nih..minumlah.. tunggu disini, aku akan
membelikan es krim untukmu..”
Donghae
langsung berlari setelah menyerahkan botol minuman itu kepadaku, “gomawo”
ucapku sambil berjalan ke arah bangku taman, kakiku benar-benar terasa kebas.
Aku benar-benar merasa spesial
ketika sedang bersama dengan Donghae, merasa benar-benar diperlakukan
semestinya oleh seorang namja. Tidak seperti Kyuhyun saat masih bersamaku, dia
terkesan sangat cuek denganku, hanya untuk memberikan perhatian padaku saja.
Dia seperti harus melawan gengsinya habis-habisan, seperti ketika rokku robek
itu.... tapi, terlepas dari sifatnya yang angkuh dan cuek itu, entah kenapa
dulu aku begitu tergila-gila kepadanya. Ah, kalau saja dia bisa mencintaiku lebih
awal, mungkin sampai sekarang aku masih bertahan dengannya. Bukan harus
menerima kenyataan pahit itu, mencintai sendirian...
“ini,
makanlah” ucap Donghae seraya menyodorkan es krim untukku.
“yaa!
mashitaaa” aku langsung merebut es krim itu dari tangannya dan langsung
melahapnya sampai habis.
“yak!
Pelan-pelan.. mentang-mentang es krim ini berukuran kecil, kau sangat bernapsu
untuk memakannya dalam satu suapan...” Donghae mencubit pipiku pelan.
“yak
oppa!!” aku mendengus kesal, gara-gara dia es krim ini jadi menempel di sudut
bibirku. Donghae menatap mataku lekat-lekat. Ya, matanya terlihat sangat indah
saat cahaya bulan terpantul di matanya.
Donghae
hanya tertawa kecil melihatku, dia langsung menyapu es krim di sudut bibirku
dengan ibu jarinya. Ahh sungguh memalukan, rona wajahku mungkin sudah berubah
menjadi berwarna merah muda, kalau saja ini tidak malam, mungkin Donghae sudah
melihatnya dan langsung menertawaiku habis-habisan.
“hmm..
kau tahu, hari ini Na Young mengirimkanku sebuah surat...”.
Mataku
langsung membulat saat mendengar nama Na Young, “surat pemutusan hubungan
kerja?”
PLETAKK!!
“babo, bukan.. dia tidak jadi memecatku. Haha..” Donghae mendaratkan jitakan
ringan di kepalaku.
“Appeo!!”
aku langsung meringis menahan sakit, “lalu?”
“hm,
dia mengirimiku surat, isi permintaan maafnya, ucapan terima kasihnya karena
aku sudah menyadarkannya sehingga dia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri,
dan... dia mengabariku kalau dia sekarang sudah berada di Tokyo, melanjutkan
kuliahnya yang sempat tertunda.... dan mungkin... belajar melupakanku...”
Donghae menceritakannya dengan mimik wajah yang terkesan sangat sedih.
Tiba-tiba dia bangkit dari sampingku dengan langsung mencengkeram kedua
tanganku hingga membuatku kaget, “Minnie-ahh..kau tau, aku diundang untuk
meramaikan perayaan di kantormu dengan menyumbangkan beberapa buah lagu!! Aish,
aku berani bertaruh momen ini sangat langka, kau akan mengalami kerugian yang
cukup besar apabila melewatkan malam itu..” Donghae langsung menatapku dengan
pandangan matanya yang berbinar-binar.
“yak!!
Donghae-ahh!!” aku langsung bangkit dari hadapannya sambil berkacak pinggang,
“aku benar-benar tidak mengerti dengan kelakuanmu Donghae-ahh~ pertama, kau
baru saja menceritakan masalah Na Young yang terdengar sangat menyedihkan
untukmu, tapi sedetik kemudian, kau malah berteriak-teriak di depanku kalau kau
akan tampil di acara kantorku.. sebenarnya kau itu sedang bersedih apa bahagia?”
aku benar-benar merasa frustasi dibuatnya.
Donghae
terkekeh, “dua-duanya. Di satu sisi, aku bersedih karena Na Young mengucapkan
kata perpisahan untukku, padahal aku berharap aku masih bisa menjadi
sahabatnya. Tapi di sisi lain, aku merasa bahagia karena dia berniat untuk
meneruskan hidupnya, bahkan meneruskan kuliahnya dan... aku juga merasa sangat
senang karena aku baru pertama kali di undang ke perayaan kantormu bukan
sebagai undangan saja, tapi juga sebagai penghibur...”
Aku
mendesah pelan saat mendengar penjelasannya kepadaku, benar-benar tipikal orang
yang aneh. Menurutku.
“Ada-ada
saja... mungkin aku akan datang ke perayaan kantorku sambil membawa penutup
kuping dan penutup mata, supaya tak bisa mendengar teriakan dan tak bisa
melihatmu di atas panggung” kataku berusaha menggodanya.
“aisshh...
awas kau Park Minnie!!”
***
100224, 05.00
pm
Hft,hari ini memang sungguh
melelahkan bagiku. Aku harus membantu mendekor beberapa ruangan karena
keterlambatan para pekerja suruhan itu untuk perayaan di kantornya hari ini. Aku
menyeka keringat di dahiku.
Kenapa sampai sekarang tak ada
bus yang lewat? Batinku. Aku terus mengamati jalan dan berharap ada bus yang
lewat di depanku. Seperti biasa, aku
menunggu di halte bus yang berada tak jauh dari perusahaan Kyuhyun. Ya! Babo!
Kenapa kau malah mengingat namja itu. Aku merutuki diriku sendiri.
“ah, aku tak membawa cukup uang
untuk membayar taksi..” keluhku sambil terus menatap ke jalan.
Tiba-tiba sebuah mobil mewah
berhenti di depanku, pemilik mobil itu membuka kaca mobilnya, mengisyaratkanku
untuk masuk.
“Kyuhyun..” desisku. Aku melirik
jam tanganku, ini sudah sangat sore dan apabila aku menolak tawaran Kyuhyun,
tentu akan lama sekali untuk bisa sampai ke rumah. Ahh sudahlah masuk saja, akhirnya
tanpa pikir panjang aku pun langsung masuk ke dalam mobil Kyuhyun.
“ah.. gomawoyo....” kataku
tersenyum kikuk ke arahnya.
Bingo! Tak ada sambutan yang
kuharapkan bakal keluar dari mulutnya. Kyuhyun hanya diam membisu, melajukan
mobilnya menuju arah rumahku.
Hening. Tak ada sepatah kata yang
terucap dari mulutku maupun Kyuhyun. Aish, aku benar-benar tidak tahan lagi.
Sampai kapan namja ini terus mendiamkanku? Akhirnya aku pun memberanikan diri
membuka mulut mungilku, “ehm... Kyuhyun-ahh.. bagaimana kabarmu?” tanyaku.
Aishh.. kenapa terdengar sangat aneh di telingaku?
Kyuhyun tetap saja tak
menghiraukan ucapanku, dia malah membelokkan setirnya menjauhi rumahku.
“ya! Kyuhyun-ahh.. kau mau
membawaku kemana??” aku mulai berteriak panik. Apa yang akan Kyuhyun lakukan
terhadapku? Dia... ingin membawaku kemana? Aku mulai terhanyut dengan
pikiran-pikiran burukku terhadapnya. Apa aku harus nekat membuka pintu mobil
Kyuhyun? Tanganku mulai berkeringat mencengkeram erat tangkai pintu mobil
Kyuhyun. Yak! Minnie, Jangan berpikiran konyol...
Kyuhyun tetap saja berdiam diri,
sampai pada akhirnya dia memarkirkan mobilnya di depan butik La Sora. Sebuah
butik yang cukup terkenal di Seoul.
“aku tau kau tak akan punya baju
pesta yang bagus. Makanya aku membawamu ke sini..” pada akhirnya Kyuhyun
langsung membukakan pintu mobilnya untukku.
“shireo...” tolakku. Aish,
Kyuhyun-ah. Aku tidak punya uang untuk membeli baju mahal di butik ini. Batinku.
“aku yang akan membayar semuanya.
Kau.. berbelanjalah sepuasmu...” Kyuhyun langsung membalas penolakanku itu
seperti membaca pikiranku. Aku tetap tak bergeming di tempatku. Berbelanja? Mendengarnya
saja aku sudah merasa mual. Aku sangat jarang berbelanja. Biasanya ibuku yang
selalu mengirimiku baju-baju baru untuk kupakai.
“Park Minnie...kita tidak akan
datang ke pesta sampai aku berhasil menemukan baju yang cocok untukmu..”
Kyuhyun langsung menarik tanganku. Aku hanya mengikutinya dengan langkah
terseret-seret. Datang ke pesta dengannya? Maksudnya apa?
Kyuhyun langsung membawaku ke
dalam butik, “tolong carikan baju yang bagus untuk yeoja ini” Kyuhyun langsung
menyodorkanku pada seorang yeoja yang sepertinya tak berbeda jauh denganku.
Minnie’s
Office
08.00 pm
Aku
melangkahkan kakiku perlahan masuk ke dalam kantorku dengan Kyuhyun berada tak
jauh dari tubuhku. Lebih tepatnya, dia berada di sampingku.
Sampai
sekarang aku bahkan tak bisa menebak jalan pikirannya, Kyuhyun hanya terdiam
sepanjang perjalanan yang dihabiskannya bersamaku. Selama tiga jam itu dia
menghabiskan waktu untuk membawaku ke butik dan ke salon. Ayolah. Ini hanya
perayaan biasa di kantorku. Kenapa Kyuhyun memperlakukanku dengan begitu
manisnya. Aku menelan ludah. Mataku sibuk mencari-cari Donghae.
Ya,
seandainya saja yang menemaniku ke butik hari ini adalah Donghae, entahlah..
aku selalu saja merasa frustasi setiap berhadapan dengan Kyuhyun. Hanya
Donghae, namja yang bisa menenangkan hati dan perasaanku. Bukankah Donghae hari
ini merangkap sebagai undangan dan penghibur di kantorku?
Aku
berjalan perlahan, menjauhi Kyuhyun. Aku hanya tak ingin Donghae melihatku
sedang bersama Kyuhyun dan dia memikirkan hal yang tidak-tidak. Mataku menatap
sosok namja yang sedang bernyanyi di atas panggung. Itu dia! Aku melihat
Donghae sedang bernyanyi dengan merdunya. Suaranya yang manis itu...
Aku
mendengarkan suara Donghae yang merdu itu..matanya tak pernah lepas dari
mataku, aku tahu Donghae sedang melihat ke arahku. Aku tak pernah berhenti
tersenyum kepadanya. Tiba-tiba aku merasakan kepalaku berputar hebat dan
semuanya berubah menjadi gelap.
GREP!!
Sebuah lengan menangkapku dan mengangkat tubuhku. Setelah itu...aku tak bisa
mengingat apa-apa lagi.
Author’s
POV
Kedua bola mata Minnie
tak pernah lepas melihat pertunjukan Donghae, dia benar-benar menikmati lagu
yang dinyanyikan Donghae dan tak menyadari ada sepasang mata yang senantiasa
mengamati gerak-geriknya.
Minnie
tak sadar bahwa Kyuhyun terus melihat ke arahnya dengan tatapan matanya yang
sangat menyedihkan, menatap Minnie yang sama sekali tak pernah melihat ke
arahnya.
Kyuhyun
melihat perubahan wajah Minnie yang berubah menjadi pucat. Dia mulai mendekati
Minnie, tiba-tiba saja Minnie jatuh pingsan, refleks saja tangan Kyuhyun
menangkap kedua lengan Minnie, tangannya mengangkat tubuh Minnie.
Membawanya
menuju ke ruang kerja yang tidak di pakai dalam pesta ini. Rekan-rekan kerja
Minnie ingin membantu Kyuhyun menyadarkan Minnie, namun Kyuhyun menghentikan
niat mereka.
Sebelum
Minnie sadar, usai bernyanyi, Donghae langsung berlari menyusul Minnie dan
Kyuhyun yang berada disana.
Matanya
menatap tajam ke arah Kyuhyun yang daritadi diam membatu dengan kedua tangan
yang dilipat di dadanya sambil melihat ke arah Minnie yang masih terbaring
pingsan, “ehhmmm” Donghae berdehem pelan mencoba memecahkan keheningan di sini.
Kyuhyun menoleh ke arahnya.
“engghh..gamsahamnida....”
Donghae melanjutkan, “sudah menyelamatkan gadis....ini ” dengan susah payah dia
mengganti kata ‘ku’ dengan mengucapkan kata ‘ini’ mengingat Minnie belum sah
menjadi miliknya.
“ne,dia
yeoja yang sangat kucintai... tentu saja aku akan selalu menjaganya...” jawab
Kyuhyun datar.
“ah,
ne.. arasseo Kyuhyun-ssi.. ” kata Donghae, dia sudah dapat menebak siapa namja
yang ada di hadapannya ini hanya dengan mendengar ucapan namja yang satu itu.
Kyuhyun
langsung berdiri dan berjalan ke arah Donghae, “ahh... mungkin aku yang
membuatnya pingsan, sepertinya dia melupakan jam makannya saat pergi ke salon
denganku” kata Kyuhyun. “kau? Namja yang selama ini menjaga Minnie.. aku harap
kau bisa menjaganya dengan baik. Mungkin minggu adalah hari terakhirku bisa
menjaganya...”
Donghae
membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Kyuhyun, “maksudmu?”
Kyuhyun
terdiam sesaat, dia menarik napas dan menghembuskannya perlahan, “waktuku sudah
tidak lama lagi di sini, sekarang, berjanjilah kau akan menjaga Minnie, baik
suka maupun duka, jika kau berani menyia-nyiakan kepercayaan yang kuberikan..
aku tidak akan segan-segan membunuhmu..” bisik Kyuhyun tepat di telinga
Donghae, dia menepuk-nepuk bahu Donghae dan berniat meninggalkan tempat Minnie
sedang istirahat.
“tu..tunggu
dulu...” cegah Donghae, “bisakah kau menjelaskan maksudmu?”
Minnie’s
POV
Aku
terbangun saat cahaya lampu mulai menusuk mataku. Aku memicingkan mataku
berusaha beradaptasi dengan intensitas cahaya yang masuk ke dalam retina
mataku.
GREP!!
Ada sepasang tangan yang menyentuh kulit lenganku yang berakhir dengan
menggenggam tanganku.
“Minnie-ahh..
kau sudah bangun?” tanya Donghae.
“ahh..
iya..” aku menyipitkan mataku sekali lagi, merasakan pusing yang masih mendera
otakku. Donghae membantu mendudukkanku.
“kau
pasti melewatkan jam makanmu kan?”
Aku
mengangguk lemah masih berusaha menguasai diriku.
“makanlah
ini... setelah kesehatanmu membaik, aku akan membuat suatu kejutan untukmu”
Donghae menyodorkan sebungkus roti dan air mineral untukku. Dia menungguku
memakan roti pemberiannya sampai habis.
“baju
yang bagus...” ujarnya jujur.
“ah...ne....”
aku melirik dress biru safir yang kupakai, pemberian dari Kyuhyun. Bisikku
dalam hati.
Setelah
roti pemberiannya habis, aku mulai membuka mulutku lagi, “seingatku, kau masih
berada di panggung saat aku jatuh pingsan. Lalu, siapa yang menyelamatkanku?”
Donghae
menatapku dengan penuh penyesalan,“ne, Kyuhyun yang menyelamatkanmu, tapi dia
sudah pamit pulang kepadaku saat aku datang kesini melihat keadaanmu,
seandainya saja dia tak berada di dekatmu, mungkin kau akan jatuh ke lantai.
Aku takkan mungkin menyelamatkanmu mengingat jarak kita cukup jauh...” dia
melanjutkan, “aku merasa gagal sebagai namja yang ingin melindungimu, kau tahu,
aku bahkan selalu tak ada saat kau membutuhkanku. Saat Kyuhyun mengejarmu, saat
kau pingsan hari ini. Aku selalu berada dalam keadaan yang tak memungkinkan
untuk bisa ada di dekatmu.. aku tahu, keberuntungan memang selalu tak berpihak
padaku..”
Aku
menatap Donghae dan menautkan jari-jari kami, “kau tahu, aku tak pernah
mengharapkanmu untuk selalu menjadi dewa penolongmu. Terlepas dari ada atau
tidaknya kesempatan yang brpihak padamu, bukankah itu semua sudah di gariskan
oleh Tuhan? Kau hanya perlu menikmati hidupmu, jangan selalu menyesali
hidupmu... itu takkan merubah keadaan..” terangku.
Donghae
langsung tersenyum lebar mendengar penjelasanku, “ya! Yeoja pintar! Apa kau
sudah mendingan? Aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu...”
“MWOO??”
belum sempat aku menjawabnya, Donghae sudah menyeretku, membawaku ke atas
panggung, mendudukkanku di sebuah kursi.
“aku
sudah menyiapkan ini semua..” bisik Donghae sambil mengedipkan sebelah matanya
kepadaku.
Donghae
mengambil sebuah topi yang dilemparkan seseorang untuknya, dia mengenakan topi
itu dan mulai menggerakkan badannya.
You are completely beautiful
I just can’t live without you, girl
You are completely beautiful
I just can’t be without you, girl
I think of what we were like when I first met you
Your bashful smile, your shy words, your cold hands
I thought of you every day
I couldn’t do anything (almost going crazy)
Unable to turn my gaze away
Like a fool, I could only lose myself in you
I want to walk together with you for a lifetime
I will protect you, I love you, oh love
Cause you are so beautiful
Let me gasp against your lips, to say this phrase, “I love you”
I just can’t live without you, girl
You are completely beautiful
I just can’t be without you, girl
I think of what we were like when I first met you
Your bashful smile, your shy words, your cold hands
I thought of you every day
I couldn’t do anything (almost going crazy)
Unable to turn my gaze away
Like a fool, I could only lose myself in you
I want to walk together with you for a lifetime
I will protect you, I love you, oh love
Cause you are so beautiful
Let me gasp against your lips, to say this phrase, “I love you”
Donghae menyanyikan sebuah lagu untukku,
tangannya meraih tanganku dan kemudian mengeluarkan sebuah bunga mawar dan
menyodorkannya padaku.
“Minnie-ah...
kalau kau menyukaiku dan ingin aku menjaadi namjachingumu, terimalah bunga
mawar ini.. kalau kau tidak ingin menerimanya, berarti kau menolakku..” kata
Donghae yang di sambut dengan sorakan dari para penonton.
Aku
benar-benar malu dibuatnya, yak Lee Donghae! Kau benar-benar....
“ehmm..”
tanganku bergerak perlahan menyambut bunga mawar pemberian Donghae...
“YAA!!
CHUKKAE!!” seluruh undangan langsung memberiku dan Donghae ucapan selamat.
“gomawoyo...tuan
putri” kata Donghae sembari berlutut di hadapanku dan mencium punggung
tanganku..
Aishh...
***
100228, 10.00 AM
GwangJu Park
Aku
menunggu Donghae pagi ini di taman, biasanya setiap hari minggu, Donghae sudah
mengajakku bermain basket. Namun sampai sekarang, Donghae belum menampakkan
batang hidungnya.
Tiba-tiba
seseorang menyentuh bahuku, “yak! Lee Donghae.. seenaknya saja kau....” aku
menghentikan ucapanku saat menyaksikan sosok namja yang berada di hadapanku
sekarang.
“mian, aku
meminta Donghae untuk tak menemuimu hari ini, aku ingin berbicara denganmu”
kata Kyuhyun.
Aku hanya
terdiam mendengar ucapannya, sejak kapan? Sejak kapan dia kenal dengan Donghae
dan sejak kapan Donghae mau menuruti keinginan namja ini?
Kyuhyun duduk
di sampingku, aku melirik benda yang dibawanya, sebuah album foto?
“ah... aku
hanya ingin memberikan ini untukmu...” Kyuhyun menyodorkan sebuah album foto
untukku.
“iniapa?” tanyaku
bingung.
“bukalah...”
katanya sambil tersenyum simpul.
Aku membuka
halaman pertama dari album foto itu... fotoku? Aku memperhatikan berbagai
ekspresi yang terpancar dari wajahku. Tak terasa airmataku menetes. Aku bahkan
tak mengerti untuk apa airmataku menetes?? Dadaku terasa sesak saat membolak
balik album foto itu. Kyuhyun merekam semuanya dengan baik.
“Minnie-ahh...
mungkin hari ini adalah hari terakhir kita bertemu.. aku meminta orangtuaku
untuk bisa memindahkanku ke perusahaan appa yang lain. Aku akan mengelola
perusahaan appaku di Jepang Minnie-ahh... besok aku sudah harus ada di Jepang. aku...
aku harap kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti.. ” suara Kyuhyun terdengar
parau saat mengucapkan kalimat itu.
“ke...kenapa??”
tanyaku disela isak tangisku
“a..ani.. aku
hanya ingin menjadi pribadi yang lebih baik disana..mungkin..menemukan cintaku
yang baru.. Minnie-ahh.. aku tahu, keadaanku di sini hanya membuatmu tersiksa”
ujarnya, dia menunjuk beberapa ekspresi wajahku yang tergambar dalam album foto
itu. Aku memperhatikan foto-fotoku dengan seksama. Foto-foto itu ditempel
sesuai tanggal yang tertera di album itu... aku melihat semakin banyak halaman
foto yang kubalik, senyumku semakin mengembang, tergambar jelas dalam hamparan
kertas foto itu.
“lihat Minnie
ah.. kau sangat bahagia saat bersama dia..” Kyuhyun menunjuk sebuah foto. Fotoku
yang terlihat seperti berteriak saat Donghae merebut bola basketku. Aku baru
tersadar. Kyuhyun mengikutiku hanya untuk menangkap semua aktivitas dan mimik
wajahku.
“Minnie-ah..aku
rasa dia memang namja yang cocok untukmu, chukkae... aku kira aku akan mencoba
melepaskanmu..” lagi-lagi aku merasakan getaran suara Kyuhyun saat mengucapkan
itu padaku, “aku sudah berbicara banyak dengannya, saat kau terjatuh pingsan
itu.. aku percaya kau akan bahagia bersamanya.. simpanlah album foto itu dan
berjanjilah senyum itu takkan pernah pudar dari bibirmu” lagi-lagi Kyuhyun
menunjuk fotoku, fotoku yang diambil kemarin malam, malam saat Donghae
menyatakan cinta kepadaku. Aku tak menyadari kehadiran Kyuhyun malam itu.
“Minnie-ah..bolehkah
aku memelukmu untuk terakhir kalinya?” pinta Kyuhyun.
“ne...”
jawabku parau. Aku benar-benar tak percaya apa yang sudah Kyuhyun lakukan
untukku. Dia memelukku erat. Sebuah pelukan perpisahan, sebuah pelukan yang
begitu menyesakkan rongga dadaku. Membuat
airmataku mengucur dengan derasnya. Entahlah.. aku bahkan tak bisa menafsirkan
rasa yang tertinggal dari hatiku untuk Kyuhyun. Tapi, aku sudah memilih masa
depanku Lee Donghae, orang yang selalu membuatku tersenyum, orang yang
membuatku bahagia. Selamat tinggal Kyuhyun-ah... selamat tinggal masa
laluku.........
THE END
***
Hai. Author datang, jelek ya endingnya? Udah ya. Jadi
sedih nih T.T