Kamis, 29 November 2012

FF: CHANCE PART 2 (END)



Cast :
·         Cho Kyuhyun
·         Lee Donghae
·         Park Minnie
·         Other cast
Genre : romance , straight
Rating : PG-13
Length : multichapter

Hai’-‘)/ author ngebut bikinnya sebelum UAS tiba. Daripada kepikiran ending nih ff yaudah langsung bikin endingnya aja ya. Votingnya juga udah kok pada 10reader pertama^^ ok happy reading ya ;)
***
100124, 15.30
Donghae’s POV
                Aku membuka mulutku perlahan, menimbang-nimbang efek yang akan kudapatkan apabila aku mengatakan ini. Kubiarkan Na Young menguasai dirinya sebentar, baru aku akan angkat bicara. Setidaknya aku tidak harus menjadi seorang pengecut dalam masalah ini.
                Setelah tangis Na Young sudah mulai mereda, aku menjauhkan tubuhnya perlahan dari tubuhku dengan tanganku yang masih mencengkeram kedua lengannya. Kalau aku tidak melakukan ini, bisa saja Na Young akan jatuh terduduk dengan kondisinya yang terlihat payah ini, aku menatap mata Na Young lekat-lekat,  “dengarkan aku Na Young-ahh..” aku menghela napas panjang dan menghembuskannya perlahan melalui mulutku, “aku mohon, jangan melakukan tindakan konyol itu, hidupmu masih panjang dan tak pantas berniat mengakhiri hidupmu hanya karena seorang pengecut sepertiku.. kemana Na Young yang dahulu? Yang selalu menomorsatukan harga diri dan reputasinya di kalangan para petinggi perusahaan? Kenapa Na Young sekarang menjadi selemah ini? Na Young, dengar.. kau akan mempermalukan reputasi keluargamu dengan tersebarnya berita kematianmu hanya karena namja bodoh sepertiku? Apa kau tidak memikirkan tentang nasib kedua orang tuamu yang sudah rela menghabiskan puluhan tahun hidupnya hanya untuk mengurus dan mendidikmu sebagai anak yang sangat dibanggakan? Mmm.. mungkin kau sudah cukup dewasa untuk mengerti ini semua Na Young, mianhaeyo, aku tidak bisa kembali lagi menjadi namjachingumu, kalau kau terus memaksaku menjadi namjachingumu, apa kau yakin akan bahagia? Aku hanya tak ingin melakukannya secara terpaksa, untuk saat ini sekarang kau boleh membenciku, memecatku dan menendangku dari kantormu, asalkan kau tidak mengakhiri hidupmu hanya karenaku, cobalah jalani hidupmu yang baru. Cinta tak selamanya harus memiliki bukan? Ingat janjiku untukmu Na Young, aku takkan meninggalkanmu, aku siap menjadi sahabatmu, menghabiskan waktu untuk sekedar mendengarkan curhatmu, aku takkan menolaknya. Dengar Na Young, suatu saat nanti, kelak ketika ada seseorang namja yang jauh lebih baik dariku hadir di hidupmu dan mengisi hatimu kau akan mengingat hari ini, menertawakan kekonyolan niatmu hanya karena namja sepertiku....” ahh, sial, aku tak bisa berkata-kata. Erangku.
                Aku melihat reaksi Na Young mendengar penjelasanku. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya, hanya aliran airmata itu semakin deras mengucur di pipinya, aku mengusap airmatanya dengan kedua ibu jariku, “uljimaa..kau gadis yang kuat.. kajja, pulanglah.. aku akan mengantarkanmu...” ucapku. Aku tidak tahu ucapanku semengerikan apa untuk di dengar di telinganya, aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Untuk saat ini aku merasa bangga tidak menjadi seorang pengecut, aku hanya tinggal menunggu reaksi Na Young selanjutnya setelah mendengar penjelasanku, kuharap dia bisa cukup dewasa untuk memahami jalan pikiranku. Batinku sambil menggiring Na Young keluar apartemenku untuk ku antarkan.

100124, 15.30 (at the same time)
Minnie’s POV
            Untuk saat ini aku benar-benar merasa bingung harus berkata apa. Baru kali ini aku melihat seorang namja menangis untukku, tapi.. ah.. aku benar-benar tidak bisa menerima Kyuhyun. Untuk saat ini. Aku benar-benar bingung memahami keadaan perasaanku sendiri, “aku...aku...Mianhaeyo Kyuhyun..aku tak bisa menjadi yeojachingumu lagi..” aku menjawabnya takut-takut.
                Kyuhyun langsung melepaskan pelukannya dariku, mukanya terlihat sangat frustasi. Dia mengguncang-guncangkan tubuhku, ahh lenganku terasa sangat sakit akibat perlakuannya, “Minnie...Minnie-ahh... kenapa....”
                “aku....hanya tidak bisa Kyuhyun-ahh..aku sudah terlalu sakit hati.. tolong lepaskan aku Kyuhyun-ahh... bukankah cinta tak harus selalu memiliki?” tubuhku bergetar saat mengucapkannya.
                “cinta tak harus selalu memiliki? Cih. Persetan dengan kata itu Minnie-ahh.. hanya orang munafik yang mengucapkannya. Itu hanya merupakan salah satu kebohongan yang dilakukannya untuk menghibur dirinya sendiri. Semua orang yang mencinta pasti ingin memiliki!” Kyuhyun meludah, “aku memang egois Minnie-ahh... tapi aku takkan membiarkanmu lepas dariku.. ” ujarnya.
                Tubuhku menggigil ketakutan melihat perlakuannya terhadapku, kali ini Kyuhyun berusaha menciumku lagi. Omoo, ini tidak benar.
                “hmmpphh...hmpphhh...” aku berusaha melepaskan bibirnya dari bibirku. PLAKK!! Lagi-lagi tamparan mulus kembali mendarat di pipinya. Aku berusaha melepaskan diriku dan berlari cepat menjauhinya. Kyuhyun mengejarku.
                “Donghae...to...long..aku...” ujarku lirih. Lidahku benar-benar kelu untuk sekedar berteriak meminta tolong. Kyuhyun terus berlari mengejarku. Tuhan, aku sudah tidak mengenalinya lagi.
                Aku berlari tergopoh-gopoh masuk ke dalam kedai ramen di dekatku, aku benar-benar sudah tidak kuat lagi untuk berlari.
                “ahjussi...to..long..a...kuu...dia menyakitiku” serbuku ke arah meja kasir. Kyuhyun langsung masuk ke dalam kedai ramen dan berniat untuk menyeretku keluar. Melihat bercak-bercak darah di bajuku bekas cengkeraman tangan Kyuhyun itu, anak-anak lelaki penjual ramen itu langsung menyelamatkanku dengan mengusir Kyuhyun dari kedai mereka
“aku bersumpah akan mendapatkanmu kembali Park Minnie-ahh!!” Kyuhyun berteriak saat anak penjual ramen itu mengusirnya. Aku bergidik dibuatnya.
                Akhirnya, salah satu dari anak penjual ramen itu mengantarkanku ke rumah. Ahh, aku benar-benar merasa takut untuk sekedar bertatap muka dengan Kyuhyun, tatapan matanya waktu itu.. aku benar-benar sudah tidak mengenalinya lagi. Aku tak melihat tatapan mata cokelatnya yang meneduhkan itu, dia berubah....
***
Seoul, South Korea
100224, 05.45 am
            Tuhan, aku benar-benar merasa tersiksa akhir-akhir ini. Kyuhyun bertingkah layaknya orang gila yang selalu mengganggu hidupku. Dia terus menghubungi ponselku setiap hari, setiap menit, dalam waktu 3 hari saja panggilannya sudah mencapai 1000 panggilan lebih. Aku terlalu takut untuk sekedar mengangkat teleponnya.
                Sejak kejadian itu, memikirkannya saja sudah membuat tubuhku menggigil ketakutan. Dia sudah kehilangan akal sehatnya. Aku benar-benar merasa di teror oleh Kyuhyun. Aku juga sudah menceritakan hal ini dengan Donghae, dia sangat menyesal saat itu karena tak berada satu tempat denganku. Aku tahu Donghae saat itu juga sedang kacau menghadapi Na Young.
                Sekarang, Kyuhyun berhenti menerorku dengan menelponku terus menerus, dia...mengikutiku! meskipun Kyuhyun hanya mengikutiku sejak aku keluar rumah dan saat aku pulang kerja, tapi ini tentu saja cukup menggangguku. Aku tahu dia tak ingin mengusik hidupku dengan muncul di hadapanku secara tiba-tiba. Dia juga menahan dirinya untuk tak mengganggu waktuku dengan Donghae, dia hanya berada di belakangku, mengintai semua aktivitasku,entahlah...mungkin...melindungiku...
                Aku melangkah masuk ke dalam bus itu dengan gontai, aku tak sadar ujung pintu bus itu runcing dan saat rokku menggesek ujung pintu itu. Sebuah robekan panjang di sepanjang pahaku pun terjadi.
                “aiishhh..” gerutuku. Aku enggan pulang ke rumah untuk mengganti rokku, bisa-bisa bus ini meninggalkanku.
                Aku duduk di sudut bus itu dan mulai tenggelam dengan fantasiku lagi, seorang Park Minnie sekarang benar-benar berubah menjadi wanita yang suka melamun. Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingku dan menyenggol kakiku.
                Aku tersentak kaget dan refleks saja menengok ke arahnya. Cho Kyuhyun?? Untuk beberapa detik aku hanya melongo melihat Kyuhyun yang nekat menampakkan batang hidungnya di hadapanku, “wae?” tanyaku. Atmosfer canggung pun menyelimutiku dan Kyuhyun.
                Kyuhyun hanya terdiam, dia tak mengucapkan sepatah katapun, dia hanya melepaskan jasnya dan...meletakkannya di pahaku? Dia rela menampakkan dirinya hanya karena ingin menutupi pahaku yang terbuka ini?
                “pakai ini sampai kau selesai kerja..”ucapnya dingin.
                Aku hanya mengangguk pelan saat dia mengucapkan kata itu, aku menunggu reaksinya saat kembali memberanikan dirinya muncul di depanku. Entahlah... jantungku kembali berdetak kencang. Aku bahkan tak dapat menafsirkan arti detakan jantungku yang bertalu-talu ini saat berada di dekatnya. Apakah Park Minnie kembali terpesona dengan Cho Kyuhyun? Ataukah... hanya kekhawatiran akan perlakuan jahatnya saat itu kembali terulang?
                Aku dan Kyuhyun hanya berdiam diri di dalam bus, Kyuhyun tak mengatakan apa-apa lagi sejak meminjamkan jasnya itu kepadaku. Aku benar-benar bingung... apa yang harus kukatakan? Hingga sampai bus itu berhenti dan kami berpisah, aku hanya mampu mengucapkan terima kasih kepadanya. Itupun Kyuhyun tak menjawab ucapanku, dia langsung berbalik membelakangiku dan mengangkat tangan kanannya ke udara. Menyiratkan kata ‘no problem’ dari gerakan tangannya. Aku benar-benar bingung dibuatnya. Kyuhyun kembali ke sifat asalnya, namja angkuh itu.....

Gwangju park, 08.00 pm
            “Yakk!! Yakk!! Oppa!!” aku berusaha merebut bola basket di tangan Donghae.
                “yak!! Seorang pemain basket tidak ada yang sebising kau!!” Donghae balas meneriakiku.
                “aiishhh!!” aku berniat menendang kaki Donghae namun dia berhasil menghindar. Ahh.. aku sangat bahagia bersamanya, menghabiskan waktuku dengan Donghae benar-benar membuatku merasa terbebas dengan segala hal yang membuat otakku stres.
                Donghae pulalah namja yang berusaha meredakan ketakutanku saat Kyuhyun mengejarku saat itu, dialah namja pertama yang mau mendengarkan curhatku. Ahh...
Keringat mengalir deras di wajah dan tubuhku malam ini. Donghae menggiring bola menjauhiku, dia mengambil air mineral dan menyodorkannya padaku, “nih..minumlah.. tunggu disini, aku akan membelikan es krim untukmu..”
                Donghae langsung berlari setelah menyerahkan botol minuman itu kepadaku, “gomawo” ucapku sambil berjalan ke arah bangku taman, kakiku benar-benar terasa kebas.
Aku benar-benar merasa spesial ketika sedang bersama dengan Donghae, merasa benar-benar diperlakukan semestinya oleh seorang namja. Tidak seperti Kyuhyun saat masih bersamaku, dia terkesan sangat cuek denganku, hanya untuk memberikan perhatian padaku saja. Dia seperti harus melawan gengsinya habis-habisan, seperti ketika rokku robek itu.... tapi, terlepas dari sifatnya yang angkuh dan cuek itu, entah kenapa dulu aku begitu tergila-gila kepadanya. Ah, kalau saja dia bisa mencintaiku lebih awal, mungkin sampai sekarang aku masih bertahan dengannya. Bukan harus menerima kenyataan pahit itu, mencintai sendirian...
                “ini, makanlah” ucap Donghae seraya menyodorkan es krim untukku.
                “yaa! mashitaaa” aku langsung merebut es krim itu dari tangannya dan langsung melahapnya sampai habis.
                “yak! Pelan-pelan.. mentang-mentang es krim ini berukuran kecil, kau sangat bernapsu untuk memakannya dalam satu suapan...” Donghae mencubit pipiku pelan.
                “yak oppa!!” aku mendengus kesal, gara-gara dia es krim ini jadi menempel di sudut bibirku. Donghae menatap mataku lekat-lekat. Ya, matanya terlihat sangat indah saat cahaya bulan terpantul di matanya.
                Donghae hanya tertawa kecil melihatku, dia langsung menyapu es krim di sudut bibirku dengan ibu jarinya. Ahh sungguh memalukan, rona wajahku mungkin sudah berubah menjadi berwarna merah muda, kalau saja ini tidak malam, mungkin Donghae sudah melihatnya dan langsung menertawaiku habis-habisan.
                “hmm.. kau tahu, hari ini Na Young mengirimkanku sebuah surat...”.
                Mataku langsung membulat saat mendengar nama Na Young, “surat pemutusan hubungan kerja?”
                PLETAKK!! “babo, bukan.. dia tidak jadi memecatku. Haha..” Donghae mendaratkan jitakan ringan di kepalaku.
                “Appeo!!” aku langsung meringis menahan sakit, “lalu?”
                “hm, dia mengirimiku surat, isi permintaan maafnya, ucapan terima kasihnya karena aku sudah menyadarkannya sehingga dia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri, dan... dia mengabariku kalau dia sekarang sudah berada di Tokyo, melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda.... dan mungkin... belajar melupakanku...” Donghae menceritakannya dengan mimik wajah yang terkesan sangat sedih. Tiba-tiba dia bangkit dari sampingku dengan langsung mencengkeram kedua tanganku hingga membuatku kaget, “Minnie-ahh..kau tau, aku diundang untuk meramaikan perayaan di kantormu dengan menyumbangkan beberapa buah lagu!! Aish, aku berani bertaruh momen ini sangat langka, kau akan mengalami kerugian yang cukup besar apabila melewatkan malam itu..” Donghae langsung menatapku dengan pandangan matanya yang berbinar-binar.
                “yak!! Donghae-ahh!!” aku langsung bangkit dari hadapannya sambil berkacak pinggang, “aku benar-benar tidak mengerti dengan kelakuanmu Donghae-ahh~ pertama, kau baru saja menceritakan masalah Na Young yang terdengar sangat menyedihkan untukmu, tapi sedetik kemudian, kau malah berteriak-teriak di depanku kalau kau akan tampil di acara kantorku.. sebenarnya kau itu sedang bersedih apa bahagia?” aku benar-benar merasa frustasi dibuatnya.
                Donghae terkekeh, “dua-duanya. Di satu sisi, aku bersedih karena Na Young mengucapkan kata perpisahan untukku, padahal aku berharap aku masih bisa menjadi sahabatnya. Tapi di sisi lain, aku merasa bahagia karena dia berniat untuk meneruskan hidupnya, bahkan meneruskan kuliahnya dan... aku juga merasa sangat senang karena aku baru pertama kali di undang ke perayaan kantormu bukan sebagai undangan saja, tapi juga sebagai penghibur...”
                Aku mendesah pelan saat mendengar penjelasannya kepadaku, benar-benar tipikal orang yang aneh. Menurutku.
                “Ada-ada saja... mungkin aku akan datang ke perayaan kantorku sambil membawa penutup kuping dan penutup mata, supaya tak bisa mendengar teriakan dan tak bisa melihatmu di atas panggung” kataku berusaha menggodanya.
                “aisshh... awas kau Park Minnie!!”
***
100224, 05.00 pm
Hft,hari ini memang sungguh melelahkan bagiku. Aku harus membantu mendekor beberapa ruangan karena keterlambatan para pekerja suruhan itu untuk perayaan di kantornya hari ini. Aku menyeka keringat di dahiku.
Kenapa sampai sekarang tak ada bus yang lewat? Batinku. Aku terus mengamati jalan dan berharap ada bus yang lewat di  depanku. Seperti biasa, aku menunggu di halte bus yang berada tak jauh dari perusahaan Kyuhyun. Ya! Babo! Kenapa kau malah mengingat namja itu. Aku merutuki diriku sendiri.
“ah, aku tak membawa cukup uang untuk membayar taksi..” keluhku sambil terus menatap ke jalan.
Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di depanku, pemilik mobil itu membuka kaca mobilnya, mengisyaratkanku untuk masuk.
“Kyuhyun..” desisku. Aku melirik jam tanganku, ini sudah sangat sore dan apabila aku menolak tawaran Kyuhyun, tentu akan lama sekali untuk bisa sampai ke rumah. Ahh sudahlah masuk saja, akhirnya tanpa pikir panjang aku pun langsung masuk ke dalam mobil Kyuhyun.
“ah.. gomawoyo....” kataku tersenyum kikuk ke arahnya.
Bingo! Tak ada sambutan yang kuharapkan bakal keluar dari mulutnya. Kyuhyun hanya diam membisu, melajukan mobilnya menuju arah rumahku.
Hening. Tak ada sepatah kata yang terucap dari mulutku maupun Kyuhyun. Aish, aku benar-benar tidak tahan lagi. Sampai kapan namja ini terus mendiamkanku? Akhirnya aku pun memberanikan diri membuka mulut mungilku, “ehm... Kyuhyun-ahh.. bagaimana kabarmu?” tanyaku. Aishh.. kenapa terdengar sangat aneh di telingaku?
Kyuhyun tetap saja tak menghiraukan ucapanku, dia malah membelokkan setirnya menjauhi rumahku.
“ya! Kyuhyun-ahh.. kau mau membawaku kemana??” aku mulai berteriak panik. Apa yang akan Kyuhyun lakukan terhadapku? Dia... ingin membawaku kemana? Aku mulai terhanyut dengan pikiran-pikiran burukku terhadapnya. Apa aku harus nekat membuka pintu mobil Kyuhyun? Tanganku mulai berkeringat mencengkeram erat tangkai pintu mobil Kyuhyun. Yak! Minnie, Jangan berpikiran konyol...
Kyuhyun tetap saja berdiam diri, sampai pada akhirnya dia memarkirkan mobilnya di depan butik La Sora. Sebuah butik yang cukup terkenal di Seoul.
“aku tau kau tak akan punya baju pesta yang bagus. Makanya aku membawamu ke sini..” pada akhirnya Kyuhyun langsung membukakan pintu mobilnya untukku.
“shireo...” tolakku. Aish, Kyuhyun-ah. Aku tidak punya uang untuk membeli baju mahal di butik ini. Batinku.
“aku yang akan membayar semuanya. Kau.. berbelanjalah sepuasmu...” Kyuhyun langsung membalas penolakanku itu seperti membaca pikiranku. Aku tetap tak bergeming di tempatku. Berbelanja? Mendengarnya saja aku sudah merasa mual. Aku sangat jarang berbelanja. Biasanya ibuku yang selalu mengirimiku baju-baju baru untuk kupakai.
“Park Minnie...kita tidak akan datang ke pesta sampai aku berhasil menemukan baju yang cocok untukmu..” Kyuhyun langsung menarik tanganku. Aku hanya mengikutinya dengan langkah terseret-seret. Datang ke pesta dengannya? Maksudnya apa?
Kyuhyun langsung membawaku ke dalam butik, “tolong carikan baju yang bagus untuk yeoja ini” Kyuhyun langsung menyodorkanku pada seorang yeoja yang sepertinya tak berbeda jauh denganku.

Minnie’s Office
08.00 pm
                Aku melangkahkan kakiku perlahan masuk ke dalam kantorku dengan Kyuhyun berada tak jauh dari tubuhku. Lebih tepatnya, dia berada di sampingku.
                Sampai sekarang aku bahkan tak bisa menebak jalan pikirannya, Kyuhyun hanya terdiam sepanjang perjalanan yang dihabiskannya bersamaku. Selama tiga jam itu dia menghabiskan waktu untuk membawaku ke butik dan ke salon. Ayolah. Ini hanya perayaan biasa di kantorku. Kenapa Kyuhyun memperlakukanku dengan begitu manisnya. Aku menelan ludah. Mataku sibuk mencari-cari Donghae.
                Ya, seandainya saja yang menemaniku ke butik hari ini adalah Donghae, entahlah.. aku selalu saja merasa frustasi setiap berhadapan dengan Kyuhyun. Hanya Donghae, namja yang bisa menenangkan hati dan perasaanku. Bukankah Donghae hari ini merangkap sebagai undangan dan penghibur di kantorku?
                Aku berjalan perlahan, menjauhi Kyuhyun. Aku hanya tak ingin Donghae melihatku sedang bersama Kyuhyun dan dia memikirkan hal yang tidak-tidak. Mataku menatap sosok namja yang sedang bernyanyi di atas panggung. Itu dia! Aku melihat Donghae sedang bernyanyi dengan merdunya. Suaranya yang manis itu...
                Aku mendengarkan suara Donghae yang merdu itu..matanya tak pernah lepas dari mataku, aku tahu Donghae sedang melihat ke arahku. Aku tak pernah berhenti tersenyum kepadanya. Tiba-tiba aku merasakan kepalaku berputar hebat dan semuanya berubah menjadi gelap.
                GREP!! Sebuah lengan menangkapku dan mengangkat tubuhku. Setelah itu...aku tak bisa mengingat apa-apa lagi.

Author’s POV
            Kedua bola mata Minnie tak pernah lepas melihat pertunjukan Donghae, dia benar-benar menikmati lagu yang dinyanyikan Donghae dan tak menyadari ada sepasang mata yang senantiasa mengamati gerak-geriknya.
                Minnie tak sadar bahwa Kyuhyun terus melihat ke arahnya dengan tatapan matanya yang sangat menyedihkan, menatap Minnie yang sama sekali tak pernah melihat ke arahnya.
                Kyuhyun melihat perubahan wajah Minnie yang berubah menjadi pucat. Dia mulai mendekati Minnie, tiba-tiba saja Minnie jatuh pingsan, refleks saja tangan Kyuhyun menangkap kedua lengan Minnie, tangannya mengangkat tubuh Minnie.
                Membawanya menuju ke ruang kerja yang tidak di pakai dalam pesta ini. Rekan-rekan kerja Minnie ingin membantu Kyuhyun menyadarkan Minnie, namun Kyuhyun menghentikan niat mereka.
                Sebelum Minnie sadar, usai bernyanyi, Donghae langsung berlari menyusul Minnie dan Kyuhyun yang berada disana.
                Matanya menatap tajam ke arah Kyuhyun yang daritadi diam membatu dengan kedua tangan yang dilipat di dadanya sambil melihat ke arah Minnie yang masih terbaring pingsan, “ehhmmm” Donghae berdehem pelan mencoba memecahkan keheningan di sini. Kyuhyun menoleh ke arahnya.
                “engghh..gamsahamnida....” Donghae melanjutkan, “sudah menyelamatkan gadis....ini ” dengan susah payah dia mengganti kata ‘ku’ dengan mengucapkan kata ‘ini’ mengingat Minnie belum sah menjadi miliknya.
                “ne,dia yeoja yang sangat kucintai... tentu saja aku akan selalu menjaganya...” jawab Kyuhyun datar.
                “ah, ne.. arasseo Kyuhyun-ssi.. ” kata Donghae, dia sudah dapat menebak siapa namja yang ada di hadapannya ini hanya dengan mendengar ucapan namja yang satu itu.
                Kyuhyun langsung berdiri dan berjalan ke arah Donghae, “ahh... mungkin aku yang membuatnya pingsan, sepertinya dia melupakan jam makannya saat pergi ke salon denganku” kata Kyuhyun. “kau? Namja yang selama ini menjaga Minnie.. aku harap kau bisa menjaganya dengan baik. Mungkin minggu adalah hari terakhirku bisa menjaganya...”
                Donghae membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Kyuhyun, “maksudmu?”
                Kyuhyun terdiam sesaat, dia menarik napas dan menghembuskannya perlahan, “waktuku sudah tidak lama lagi di sini, sekarang, berjanjilah kau akan menjaga Minnie, baik suka maupun duka, jika kau berani menyia-nyiakan kepercayaan yang kuberikan.. aku tidak akan segan-segan membunuhmu..” bisik Kyuhyun tepat di telinga Donghae, dia menepuk-nepuk bahu Donghae dan berniat meninggalkan tempat Minnie sedang istirahat.
                “tu..tunggu dulu...” cegah Donghae, “bisakah kau menjelaskan maksudmu?”

Minnie’s POV
                Aku terbangun saat cahaya lampu mulai menusuk mataku. Aku memicingkan mataku berusaha beradaptasi dengan intensitas cahaya yang masuk ke dalam retina mataku.
                GREP!! Ada sepasang tangan yang menyentuh kulit lenganku yang berakhir dengan menggenggam tanganku.
                “Minnie-ahh.. kau sudah bangun?” tanya Donghae.
                “ahh.. iya..” aku menyipitkan mataku sekali lagi, merasakan pusing yang masih mendera otakku. Donghae membantu mendudukkanku.
                “kau pasti melewatkan jam makanmu kan?”
                Aku mengangguk lemah masih berusaha menguasai diriku.
                “makanlah ini... setelah kesehatanmu membaik, aku akan membuat suatu kejutan untukmu” Donghae menyodorkan sebungkus roti dan air mineral untukku. Dia menungguku memakan roti pemberiannya sampai habis.
                “baju yang bagus...” ujarnya jujur.
                “ah...ne....” aku melirik dress biru safir yang kupakai, pemberian dari Kyuhyun. Bisikku dalam hati.
                Setelah roti pemberiannya habis, aku mulai membuka mulutku lagi, “seingatku, kau masih berada di panggung saat aku jatuh pingsan. Lalu, siapa yang menyelamatkanku?”
                Donghae menatapku dengan penuh penyesalan,“ne, Kyuhyun yang menyelamatkanmu, tapi dia sudah pamit pulang kepadaku saat aku datang kesini melihat keadaanmu, seandainya saja dia tak berada di dekatmu, mungkin kau akan jatuh ke lantai. Aku takkan mungkin menyelamatkanmu mengingat jarak kita cukup jauh...” dia melanjutkan, “aku merasa gagal sebagai namja yang ingin melindungimu, kau tahu, aku bahkan selalu tak ada saat kau membutuhkanku. Saat Kyuhyun mengejarmu, saat kau pingsan hari ini. Aku selalu berada dalam keadaan yang tak memungkinkan untuk bisa ada di dekatmu.. aku tahu, keberuntungan memang selalu tak berpihak padaku..”
                Aku menatap Donghae dan menautkan jari-jari kami, “kau tahu, aku tak pernah mengharapkanmu untuk selalu menjadi dewa penolongmu. Terlepas dari ada atau tidaknya kesempatan yang brpihak padamu, bukankah itu semua sudah di gariskan oleh Tuhan? Kau hanya perlu menikmati hidupmu, jangan selalu menyesali hidupmu... itu takkan merubah keadaan..” terangku.
                Donghae langsung tersenyum lebar mendengar penjelasanku, “ya! Yeoja pintar! Apa kau sudah mendingan? Aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu...”
                “MWOO??” belum sempat aku menjawabnya, Donghae sudah menyeretku, membawaku ke atas panggung, mendudukkanku di sebuah kursi.
                “aku sudah menyiapkan ini semua..” bisik Donghae sambil mengedipkan sebelah matanya kepadaku.
                Donghae mengambil sebuah topi yang dilemparkan seseorang untuknya, dia mengenakan topi itu dan mulai menggerakkan badannya.
You are completely beautiful
I just can’t live without you, girl
You are completely beautiful
I just can’t be without you, girl

I think of what we were like when I first met you
Your bashful smile, your shy words, your cold hands
I thought of you every day
I couldn’t do anything (almost going crazy)

Unable to turn my gaze away
Like a fool, I could only lose myself in you
I want to walk together with you for a lifetime
I will protect you, I love you, oh love

Cause you are so beautiful
Let me gasp against your lips, to say this phrase, “I love you”
            Donghae menyanyikan sebuah lagu untukku, tangannya meraih tanganku dan kemudian mengeluarkan sebuah bunga mawar dan menyodorkannya padaku.
                “Minnie-ah... kalau kau menyukaiku dan ingin aku menjaadi namjachingumu, terimalah bunga mawar ini.. kalau kau tidak ingin menerimanya, berarti kau menolakku..” kata Donghae yang di sambut dengan sorakan dari para penonton.
                Aku benar-benar malu dibuatnya, yak Lee Donghae! Kau benar-benar....
                “ehmm..” tanganku bergerak perlahan menyambut bunga mawar pemberian Donghae...
                “YAA!! CHUKKAE!!” seluruh undangan langsung memberiku dan Donghae ucapan selamat.
                “gomawoyo...tuan putri” kata Donghae sembari berlutut di hadapanku dan mencium punggung tanganku..
                Aishh...
***

100228, 10.00 AM
GwangJu Park
            Aku menunggu Donghae pagi ini di taman, biasanya setiap hari minggu, Donghae sudah mengajakku bermain basket. Namun sampai sekarang, Donghae belum menampakkan batang hidungnya.
                Tiba-tiba seseorang menyentuh bahuku, “yak! Lee Donghae.. seenaknya saja kau....” aku menghentikan ucapanku saat menyaksikan sosok namja yang berada di hadapanku sekarang.
                “mian, aku meminta Donghae untuk tak menemuimu hari ini, aku ingin berbicara denganmu” kata Kyuhyun.
                Aku hanya terdiam mendengar ucapannya, sejak kapan? Sejak kapan dia kenal dengan Donghae dan sejak kapan Donghae mau menuruti keinginan namja ini?
                Kyuhyun duduk di sampingku, aku melirik benda yang dibawanya, sebuah album foto?
                “ah... aku hanya ingin memberikan ini untukmu...” Kyuhyun menyodorkan sebuah album foto untukku.
                “iniapa?” tanyaku bingung.
                “bukalah...” katanya sambil tersenyum simpul.
                Aku membuka halaman pertama dari album foto itu... fotoku? Aku memperhatikan berbagai ekspresi yang terpancar dari wajahku. Tak terasa airmataku menetes. Aku bahkan tak mengerti untuk apa airmataku menetes?? Dadaku terasa sesak saat membolak balik album foto itu. Kyuhyun merekam semuanya dengan baik.
                “Minnie-ahh... mungkin hari ini adalah hari terakhir kita bertemu.. aku meminta orangtuaku untuk bisa memindahkanku ke perusahaan appa yang lain. Aku akan mengelola perusahaan appaku di Jepang Minnie-ahh... besok aku sudah harus ada di Jepang. aku... aku harap kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti.. ” suara Kyuhyun terdengar parau saat mengucapkan kalimat itu.
                “ke...kenapa??” tanyaku disela isak tangisku
                “a..ani.. aku hanya ingin menjadi pribadi yang lebih baik disana..mungkin..menemukan cintaku yang baru.. Minnie-ahh.. aku tahu, keadaanku di sini hanya membuatmu tersiksa” ujarnya, dia menunjuk beberapa ekspresi wajahku yang tergambar dalam album foto itu. Aku memperhatikan foto-fotoku dengan seksama. Foto-foto itu ditempel sesuai tanggal yang tertera di album itu... aku melihat semakin banyak halaman foto yang kubalik, senyumku semakin mengembang, tergambar jelas dalam hamparan kertas foto itu.
                “lihat Minnie ah.. kau sangat bahagia saat bersama dia..” Kyuhyun menunjuk sebuah foto. Fotoku yang terlihat seperti berteriak saat Donghae merebut bola basketku. Aku baru tersadar. Kyuhyun mengikutiku hanya untuk menangkap semua aktivitas dan mimik wajahku.
                “Minnie-ah..aku rasa dia memang namja yang cocok untukmu, chukkae... aku kira aku akan mencoba melepaskanmu..” lagi-lagi aku merasakan getaran suara Kyuhyun saat mengucapkan itu padaku, “aku sudah berbicara banyak dengannya, saat kau terjatuh pingsan itu.. aku percaya kau akan bahagia bersamanya.. simpanlah album foto itu dan berjanjilah senyum itu takkan pernah pudar dari bibirmu” lagi-lagi Kyuhyun menunjuk fotoku, fotoku yang diambil kemarin malam, malam saat Donghae menyatakan cinta kepadaku. Aku tak menyadari kehadiran Kyuhyun malam itu.
                “Minnie-ah..bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kalinya?” pinta Kyuhyun.
                “ne...” jawabku parau. Aku benar-benar tak percaya apa yang sudah Kyuhyun lakukan untukku. Dia memelukku erat. Sebuah pelukan perpisahan, sebuah pelukan yang begitu menyesakkan rongga dadaku.  Membuat airmataku mengucur dengan derasnya. Entahlah.. aku bahkan tak bisa menafsirkan rasa yang tertinggal dari hatiku untuk Kyuhyun. Tapi, aku sudah memilih masa depanku Lee Donghae, orang yang selalu membuatku tersenyum, orang yang membuatku bahagia. Selamat tinggal Kyuhyun-ah... selamat tinggal masa laluku.........

THE END
***
Hai. Author datang, jelek ya endingnya? Udah ya. Jadi sedih nih T.T

1 komentar:

  1. Halo, aku temen sekampusnya cici dan permata hahaha.. Bagus ffnya, tapi sejujurnya aku lebih suka kyu
    Izin baca2 yg lain lg yaa

    BalasHapus