·
Kris EXO M / Wu Fan
·
Bang Min Ah
·
Aleyna Yilmaz
·
Other cast
Genre :
Romance, PG 15
Hai
‘-‘ author baru nih-_,- nyoba buat bikin ff.. hakhak mian kalo jelek, soalnya
ini jg terinspirasi dari RP _-_ lagipula sebenernya ini FF lebih mengutamakan
ceritanya daripada yadongnya. Sebenarnya ff ini didedikasikan(?) untuk ex-couple di RP yang hilang entah kemana -_-v maaf jg kalo ffnya kepanjangan _-_ , kalo responnya bagus bisa dilanjutin...
Dont
bashing me if u dont like ma ff. It’s just for fun.. happy reading all ^^
Minah POV :
Aku membolak-balik halaman dari sebuah novel yang
daritadi kubaca, pada akhirnya aku menutup novel itu dan menghela nafas
panjang. Aku bosan.
Aku melihat ke arah appaku yang sedang terbaring
lemah, appaku sedang tidur, akhir-akhir ini dia mengeluhkan kalau sakit
jantungnya kambuh. Mau tak mau aku harus membawanya ke rumah sakit di kotaku,
Busan. Aku sangat mencintai appaku karena aku hanya tinggal bersama appaku di
sebuah apartemen sederhana, ibuku sudah lama meninggal.
Aku menengok ke luar, dari balik jendela rumah sakit
mataku menangkap sesosok namja bertubuh tinggi dan tegap sedang memandang ke
arah taman, sudah 3 hari ini aku melihat namja itu selalu duduk di taman
sendirian, kadang bermain bersama seorang bocah kecil di bawah pohon.
Siapakah yang
dirawat di rumah sakit? Istrinya kah? Batinku berbisik.
Aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar taman
dan berniat untuk melihat lelaki itu lebih dekat. Aku duduk di sebuah bangku
panjang dan memperhatikan namja itu
lebih detail. Kulitnya putih dengan tubuh tegap dan tinggi, hidungnya sangat
mancung dan alis tebalnya tercetak jelas di atas matanya, oh matanya sungguh
tajam. Siapakah namanya? Aku tenggelam dalam lamunanku. Tiba-tiba tanpa sengaja
aku menggerakkan kaki dan seseorang menyandung kakiku, aku tersentak kaget.
Sejenak kulihat seorang bocah kecil menangis di sampingku, aku berusaha
menenangkannya.
“ahh..mian adik kecil, aku tidak melihatmu” aku
membantu bocah itu berdiri, namun tiba-tiba sebuah lengan mencengkram tanganku.
“apa yang kau lakukan padanya?” Aku terkejut dan
melihat namja itu berdiri di sampingku, dia membantu anak kecil itu berdiri.
“Aleyna
, kau tidak apa-apa huh?” tanyanya sambil membersihkan pakaian anak kecil itu.
Anak kecil itu terus menangis.
“mi..mianhaeyo...” aku memohon maaf dengan terbata.
Namja itu melirik ke arahku, namun ia tidak menjawab dan menggendong bocah
kecil itu pergi.
Aku terduduk lemas di bangku taman, entah kenapa
jantungku berdegup kencang. Aku takut namja itu akan membenciku karena menyakiti
adiknya, atau anaknya itu. Oh Tuhan.. aku harus minta maaf sampai ia
memaafkanku. Batinku.
“sedang apa kau disini?” aku mendengar sebuah suara,
lantas aku memalingkan mukaku mencari sumber suara, ternyata namja itu duduk di
sampingku sambil meneliti setiap inci mukaku. Aku tersipu malu dan menundukkan
muka.
“a..aniyo..a...aku hanya berjalan-jalan
disini..kebetulan appaku sedang tertidur” aku terus menundukkan mukaku. Tak ada
jawaban. Aku memberanikan diri memalingkan muka dan menatapnya. Ternyata namja
itu daritadi hanya menatap mukaku saja. Apakah aku terlalu jelek sehingga dia
terus-terusan melayangkan tatapan menusuk itu kepadaku?
“w...wae?” tanyaku gugup, “kenapa kau terus-terusan
melihat ke arahku?”
“kau juga kenapa daritadi terus memperhatikanku?” tatapnya
dengan senyuman mengejek.
Aku semakin gugup. Ternyata dia melihat aku
melakukannya. Aku tidak menjawab.
“apa kau salah satu fansku di kampus? haha” namja itu
tertawa sambil melayangkan pandangannya ke arah taman. Lagi-lagi aku kaget
dibuatnya. “kau..benar-benar...tidak cukupkah kalian terus-terusan mengikutiku
di kampus? Huh? Tidak adakah lagi pekerjaan yang kalian lakukan selain
menguntitku?”
Aku tertegun mendengar ucapannya. Bagaimana bisa aku
menjadi salah satu fansnya sedangkan aku baru saja melihatnya beberapa hari
ini. Mataku merah, aku tersinggung. Aku langsung berdiri. “maaf tuan, aku hanya
melihatmu bukan berarti aku adalah salah satu fansmu di kampus, aku bahkan
tidak tau siapa namamu dan dimana kampusmu!!” mataku berair menahan amarah dan
pergi meninggalkannya sebelum ia membalas ucapanku.
Kris POV :
Aku melirik gadis yang tiba-tiba berdiri, matanya
merah dan berair. “maaf tuan, aku hanya melihatmu bukan berarti aku adalah
salah satu fansmu di kampus, aku bahkan tidak tau siapa namamu dan dimana
kampusmu!!” aku terperanjat. Baru kali ini aku dibentak. Mataku mengekori
sosoknya yang perlahan menghilang masuk ke lobby rumah sakit.
11 p.m
Aku merebahkan diri di kamarku. Pikiranku melayang
mengingat kejadian tadi siang, siapa gadis itu? Apa aku melukai hatinya? Hanya
dia...hanya dia wanita yang berani membentakku. aku menyapukan pandanganku ke
sudut kamar. Dia bukanlah fansku.
“Wufan oppa...” sebuah suara manja mengusik
pendengaranku. Ahh.. aleyna.
“ne sayang, waeyo?” aku memangku Aleyna, sepupu
kecilku dan mencium pipinya.
“oppa... tadi pas yina di lumah cakit.. yina
didatengin.. cama kaka yang tadi” Aleyna membenamkan mukanya di dadaku, “dia
minta maaf cama yina, tadi kami mayah belteman..”
Tubuhku mengeras, aku semakin merasa bersalah kepada
gadis itu, “siapa namanya? Siapa yang sakit?” aku bertanya sambil membelai
rambut Aleyna.
“namanya Minah tadi yina liat dia cedang menyuapi
appanya” jawab Aleyna polos.
Minah.. nama yang cantik, batinku. Sepertinya aku
harus benar-benar minta maaf sama dia, tapi..seumur-umur aku tak pernah memohon
maaf kepada siapapun, bahkan kepada wanita-wanita yang sudah kukecewakan.
Arrgghh.. aku terus bergelut dengan batinku. Aku
melirik kepada sepupuku yang cantik ini, dia sudah tertidur, kugendong tubuhnya
dan mengantarkannya ke kamarnya. Ya, Aleyna tinggal bersamaku dan kedua
orangtuaku di rumah. Orangtuanya sedang berada di luar negeri.
***
Esoknya
Kris kembali duduk di bangku taman dan mendapati Minah sedang duduk di bawah
pohon, mulutnya terlihat sedang menggumamkan sesuatu, Kris ingin mendekatinya
namun batinnya mencegahnya, tanpa pikir panjang lagi Kris langsung membuang
semua gengsinya dan berjalan mendekati Minah, sebelum dirinya sempat menyentuh
bahu Minah, Minah sudah berdiri dan berbalik ingin pulang, namun langkahnya
terhenti saat melihat Kris.
Minah POV:
“Ya, namja bodoh itu, aku harap aku tidak bertemu dia
hari ini, bagaimana mungkin aku bisa menjadi fansnya di kampus sedangkan aku
saja tidak bisa kuliah, seandainya aku kuliah pun aku akan mengejar semua
mimpi-mimpiku dan aku tidak akan mengejar namja yang sok itu..grrr” aku
menggertakkan gigiku saking kesalnya, aku ingin pulang ke kamar appaku sebelum
namja itu menemuiku disini.
“Ya!!” aku memekik kaget saat melihat namja itu
berdiri di depanku. Dengan cepat menguasai diriku dan berjalan menghindarinya,
namun tangannya kembali mencengkram lenganku, “Ya!! Apa yang kau lakukan??!!”
aku berusaha melepaskan lenganku namun tangannya semakin kuat mencengkram
lenganku.
“aku ingin berbicara denganmu” katanya dingin.
“mau menuduhku apa lagi tuan-sok-tau? Apa kali ini
kau akan menuduhku menguntitmu sampai ke kamarmu? Huh?” emosi kembali
menyelimutiku.
“panggil aku Kris, Minah..” wajahnya mendekat ke
wajahku dan bisa kurasakan hembusan napasnya di wajahku, matanya menatap tajam
ke arahku, “aku hanya ingin minta maaf sudah berlaku kasar kepadamu nona Minah”
Aku seperti tersihir saat melihat ke arah matanya,
bagaimana mungkin dia tau namaku? Kris? Namanya kris? Aku...aku....
“wae? Kau terpesona melihat wajahku? Huh? Jangan
tunjukkan muka bodoh seperti itu lagi, haha” Kris menjauhkan mukanya dari
hadapanku sambil terkekeh. Mukaku terasa panas karenanya, aku mendorong
tubuhnya kuat-kuat dan pergi meninggalkannya. Sayup-sayup masih kudengar suara tawanya.
***
Sejak saat itu Minah semakin sering bersama dengan
Kris, meskipun tiada hari tanpa bertengkar, namun Minah menyadari kalau dia
mulai menyayangi Kris. Minah baru saja mengetahui kalau Kris adalah anak
pemilik rumah sakit ini, dan salah satu dokter yang menangani pengobatan
ayahnya adalah ayahnya Kris, Minah sangat mengenal dokter itu, Dr. Fred Lee. Seorang
dokter kelahiran Canada yang terkenal sangat ramah kepada para pasien dan
dermawan, namun mempunyai anak semata wayang seperti Kris yang justru sangat
membenci rumah sakit dan hal-hal yang berbau kesehatan, bahkan dia mengambil
jurusan yang jauh dari hal-hal yang berbau kesehatan. Meskipun begitu, Kris
cukup pandai untuk mengobati orang sakit dan memberikan resep kepada orang
karena orangtuanya terus menerus mengajarkan hal itu kepadanya.
Tak terasa sudah 2 minggu ini Minah tinggal di rumah
sakit, uang tabungannya sudah semakin menipis, sekalipun Kris sudah membebaskan
biaya perawatan ayah Minah namun Minah tetap menolak dan bersikeras membawa
ayahnya pulang ke apartemen mereka.
“kau yakin ingin pulang ke rumah?” tanya Kris.
“ne” jawab Minah mantap, “aku bahkan sudah menemukan
tempat kerja untukku.”
“aku tak tau rumahmu dimana” Kris memandang lurus ke
depan tanpa melihat wajah Minah, “dan...kau bekerja dimana?”
“hmm.aku bekerja di sebuah cafe di dekat apartemenku”
Minah menghela nafas panjang, “umm..untuk apa kau menanyakan apartemenku?? Kau
ingin mengunjungiku? haha” Minah tertawa sambil melirik Kris yang terdiam di
sampingnya.
“huh? Cafe? Jelek sekali. Aku bilang kau tak usah
bekerja disana, aku sudah membebaskan biaya perawatan ayahmu.. yah tapi itu
semua terserah kau saja, aku bukan siapa-siapamu.” Kris menghela napas panjang.
Minah terdiam mendengar kata-kata Kris, kata-katanya memang sedikit menohok
batinnya, dia juga bukan siapa-siapanya Kris. “eohh.. menurutmu, secantik
apakah kau sampai aku merelakan diri untuk datang ke apartemenmu?” Kris
mencairkan suasana sambil menarik hidung Minah.
Minah POV :
Aku hanya bisa diam mendengar ucapan Kris, ya dia
memang bukan siapa-siapaku dan aku juga bukan siapa-siapanya. “eohh..
menurutmu, secantik apakah kau sampai aku merelakan diri untuk datang ke
apartemenmu?” Kris mencairkan suasana sambil menarik hidungku.
“Ya!! Appoo!!” aku balas menjitak kepalanya namun
tidak berhasil, dia terlalu tinggi untukku, aku bahkan harus berjinjit hanya
untuk sekedar memukul kepalanya. Kris berlari sambil terus mengejekku, “dasar
pendek, jelek, bahkan hidungmu juga pendek.” Dia tertawa dari kejauhan. Aku hanya
terdiam di bangku taman sambil memanyunkan bibirku.
Tawa Kris terdengar sayup-sayup dan akhirnya menghilang,
dia tidak mendapatkan respon dariku, ia mulai mendekat kepadaku dan duduk di
sebelahku. “Kau tau, mukamu jauh lebih jelek dari seorang nenek sihir.” Kris
membisikkan kata-kata itu di telingaku. Aku langsung berniat untuk memukulnya
lagi, namun tangannya lebih gesit menangkap tanganku. Aku benar-benar kesal
dibuatnya.
“wu oppa, yina ingin puyang..” suara bocah kecil itu
mengalihkan kekesalanku kepada Kris. Aleyna sepupu kesayangan Kris datang
menemuinya.
“Wu? nuguya?” aku mengernyitkan dahi. Bingung.
“dia” Aleyna menunjuk Kris, “Wu Fan oppa”
Aku melirik Kris yang daritadi terdiam, “ohh..Wu
Fan-ssi. haha” aku mengejeknya, Kris sukses kubuat kesal, dia mengunci mulutnya
rapat-rapat dan mengajak Aleyna pulang.
“tapi yina mau cama Minah unnie juga.. :3:3:3” Aleyna
memasang puppy eyesnya dan menatap mata Kris.
“MWO???!!” aku dan Kris sama-sama terkejut. Pada
akhirnya Kris mengiyakan permintaan Aleyna dengan berat hati.
Di dalam mobil, aku mengikuti gaya bicara Aleyna dan
memanggil Kris dengan sebutan Wu Fan oppa, Kris menatap tajam ke arahku dari
cermin mobil, namun aku tak menghiraukannya dan terus mengejeknya sepanjang
jalan.
Setelah menurunkan Aleyna dari mobil, aku ingin ikut
turun dari mobil dan menemani Aleyna masuk ke rumah Kris, namun Kris mengunci
pintu mobilnya dan menurunkan jok mobilnya sampai aku yang masih mengenakan
sabuk pengaman ikut tertarik ke belakang.
“Ya!! Apa-apaan ini??!!” aku berusaha bangkit namun
Kris menindihku, DEG!!
Kris meneliti setiap inci wajahku, dia semakin
mendekatkan wajahnya ke wajahku.. hembusan napasnya menerpa wajahku, namja ini
selalu saja membuatku hampir gila. Di dekatkannya wajahnya ke wajahku,
hidungnya menyentuh hidungku. Matanya yang tajam menelusuri wajahku. Jantungku
berdegup sangat kencang. Aku menutup mataku kuat-kuat.
....... tak terjadi apa-apa.. aku membuka mataku
perlahan dan mendapati Kris masih menatapku. Cuuppp~ Kris mencium hidungku.
“aku harap hidungmu akan sedikit lebih mancung ketika aku menciumnya..” Kris
bangun dan berhenti menindih tubuhku, dia tersenyum puas karena berhasil
membungkam mulutku.
Aku masih syok dan bangun sambil mengelus hidungku,
dengan tampang bodoh aku memperhatikan wajahku di cermin mobil, “sepertinya
sulit.” Kris semakin menertawaiku, dia mengacak-acak rambutku. “babo....”
ejeknya sambil membuka pintu mobil dan meninggalkanku. Aku mengekorinya dari
belakang sambil terus mengumpat.
Kulihat Kris menggendong Aley dan membawanya ke
tempat tidurnya, namun Aley meminta turun dari gendongan Kris dan malah
menghampiriku, “yina mau tidul sama Minah unnie ;3;3” kata Aley sambil memeluk
pinggangku. Aku menatap Kris, Kris mengganggukkan kepalanya tanda setuju dan
meninggalkan kami berdua di dalam kamarnya.
Aku tersenyum kepada Aley dan menyanyikan lagu
untuknya, Aleyna tertidur di sampingku, mataku terasa berat sekali, aku ikut
tertidur di samping Aleyna.
3 jam kemudian...
Aku
terbangun dan melirik ke arah jam dinding, sudah jam 8 malam, aku mengecup
kepala Aley yang masih tertidur pulas dan meninggalkannya di kamar, namun
langkahku terhenti ketika kudengar Kris sedang berbicara dengan seorang wanita
di ruang tamu, pacarnya kah? Aku merapatkan tubuhku ke dinding sambil
mendengarkan percakapan mereka.
“aku..aku ingin oppa menjadi pacarku” kata gadis itu
dengan bersungguh-sungguh.
“hmmm..” Kris tidak mengatakan apa-apa. Jantungku
berdegup kencang mendengarnya, gadis itu sangat cantik, tak ada seorang
laki-laki yang menolaknya. “mian Geum, aku hanya menganggapmu adikku, tidak
pernah lebih.”
Aku lega sekali mendengar jawaban dari Kris, tapi
batinku melarang untuk bahagia, gadis secantik itu bahkan ditolaknya, bagaimana
denganku? Dia mungkin tidak pernah mempunyai perasaan kepadaku.ya! ya! Bang Min
Ah kenapa kau malah berpikir yang aneh-aneh??
Mataku terus mengawasi gadis itu sampai gadis itu
pergi dari rumah Kris sambil menangis, setelah Kris mengantarkannya sampai ke
depan rumahnya. Aku masih terus
bersembunyi di balik dinding.
“keluarlah
babo..”
Aku
terkejut saat Kris mengetahui kehadiranku. Aku keluar dengan memasang tampang
innocent kepadanya , “wae oppa?”
“jangan
pura-pura tidak tau, aku tau kau sedang mendengarkan percakapan kami kan?” kris
mendekatiku dengan tatapannya yang mengerikan itu.
“ehee...”
aku membuat huruf V dengan kedua tanganku.
“tidak
sopan” PLETAKK!! Kris mendaratkan sebuah jitakan ringan ke kepalaku.
“appoo!!”
aku mengelus kepalaku, “siapa gadis cantik itu? Kenapa kau menolaknya? Babo
babo. Namja babo...” serbuku.
“menurutmu?”
Kris mendekatkan wajahnya ke arahku dan memojokkanku ke dinding. Keningnya
menempel di keningku. Tangannya membelai pipiku. Aku menahan nafas. “aku
menyukaimu MinAh~” dia mengecup hidungku. “aku menyukai semua yang ada dalam
dirimu”
Aku
tertegun mendengar pengakuan dari seorang Wu Fan.. bagaimana bisa? Dia kembali
mengecup hidungku lembut. “aku sangat menyukai hidung mungilmu, bibir
mungilmu..” dia mengusap pelan bibirku. Tangannya menggenggam tanganku.
“Bang
Min Ah, would u be mine? J ” Kris mengeluarkan seuntai kalung berbentuk hati dan
mengalungkannya ke leherku. “ya!! Resmi menjadi milik Kris Wu Fan.” Kris
tersenyum puas.
PLETAKK!!
aku langsung menjitak kepalanya “babo, aku bahkan belum menjawabnya!! Aku
bahkan..eummpphh...” Kris langsung membungkam mulutku dengan bibirnya. Ciuman
pertamaku. Lidahnya menyapu lembut bibirku. “aku tau kau pasti menerimanya.”
Dia menjawab mantap sambil mengelus bibirku yang masih basah dengan ujung
jarinya. “ayo pulang..” Kris menarik tanganku dan membimbingku masuk ke dalam
mobil.
***
Kris POV :
Sepanjang
jalan Minah hanya terdiam, wajahnya tak berani menatapku, aku mengelus pipi
Minah sambil tersenyum menang sambil membelokkan mobilku menuju apartemennya.
Apartemen Minah sangatlah sederhana, mataku fokus mengikuti Minah dari belakang
sampai Minah ingin masuk ke dalam apartemennya.
“mimpi
indah mmm..” aku mengelus pipinya. Minah hanya mengangguk, sepertinya dia masih
malu denganku.
Aku
membalik badan dan berniat pulang ke rumahku, tiba-tiba aku mendengar suara
Minah meneriakkan nama appanya, aku berbalik ke apartemen Minah dan mendapati
dirinya sedang menangis memangku kepala appanya yang sedang pingsan.
“cepat
bawa beliau ke rumah sakit” kataku sambil memeriksa denyut nadinya, aku
membantu memapah appanya Minah dan membawanya ke dalam mobilku, dengan sigap
Minah membuka pintu mobil dan menemani appanya. Aku melajukan mobilku dengan
kencang menuju rumah sakitku.
***
Aku
tak henti-hentinya memeluk Minah dan menenangkannya di pemakaman appanya,
matanya sembab akibat menangis seharian. Ayahnya meninggal sebelum sampai di
rumah sakit.
Berhari-hari
aku terus memantau keadaan Minah yang terus bersedih, aku mengajaknya mampir ke
rumahku mengingat orangtuaku akan pergi meninggalkanku sebulan bersama Aleyna.
Minah langsung mengangguk dan mencoba tersenyum.
Di
rumahku Minah melupakan kesedihannya sejenak setelah puas bermain dengan
Aleyna, mereka benar-benar akrab, sampai eommaku datang dan menemui Minah.
“Ya,
Wu Fan~ahh, akhirnya kau membawa gadis ini ke hadapanku.” Ibuku tersenyum puas
sambil mengamati wajah Minah yang tertunduk malu, “Wu Fan sering menceritakan
tentangmu kepadaku, ternyata kau cantik sekali..”
“ah..ji..jinjja
ahjumma?”
“ne,
kudengar kau juga bingung akan tinggal dimana setelah appamu meninggal,
bagaimana kalau kau tinggal bersama kami?” eomma langsung menanyakan hal itu
kepada Minah sambil mengedipkan sebelah matanya kepadaku, aiishhh...apa lagi
rencana yang akan eomma lakukan padaku dan Minah?
“tapi
ahjumma...” belum sempat Minah menjawab eommaku, beliau sudah berkata lagi, “ya
Minah~ kau tidak kasihan melihat Wu Fan sendirian di rumah besar ini? Aku dan
suamiku beserta Aleyna ingin ke Jepang untuk menyelesaikan suatu urusan selama
sebulan”
Ya~
eommaku ternyata menyuruhku tinggal bersama dengannya, jantungku berdetak tak
karuan..bersama wanita ini..di rumah...?? aku mengatup rahangku keras-keras
menunggu reaksi Minah. Minah hanya mengangguk pelan sambil tersipu malu, aku
bersumpah dia tak akan tega menolak permintaan eommaku yang pintar merayu ini.
Eommaku langsung memeluknya dan menyuruhnya memanggilnya ‘eomma’ , setelah itu
appaku datang dan menyambut kedatangan Minah.
“Ya~
Wu Fan-ahh antarkan orangtuamu ini ke bandara..” benar saja, aku disuruh
mengantar kedua orangtuaku.
“kau
tunggu disini” bisikku kepada Minah. Dia hanya mengangguk pelan dan memeluk
kedua orangtuaku sebagai salam perpisahan, tak lupa juga ia mengecup puncak
kepala Aley, aku hanya tersenyum melihat mereka.
Minah POV
Ya~ padahal aku ingin mengantarkan mereka namun
kenapa Kris menyuruhku untuk menunggu di rumah?? Aku Cuma bisa pasrah dengan
semua ini, permintaan dari eommanya Kris benar-benar membuat jantungku hampir
copot, satu rumah...dengan namja ini? Aku melirik Kris yang bersiap untuk
mengantarkan eomma dan appanya. Aku senang dengan mereka, aku jadi merindukan
eomma dan appaku yang sudah di surga.
“untuk sementara kau istirahat di sini, karena tidak
ada kamar lagi yang bisa ditempati, aku tak akan membiarkan kau tidur di kamar
orangtuaku atau Aleyna, bisa-bisa kau menghancurkan perabotan mereka, dan kau
jangan menyentuh barang-barang yang ada di kamar ini.” kata Kris berjalan dan
membukakan sebuah kamar untukku. Aku membuat tatapan
terserahmu-saja-tuan-cerewet.
Aku berbalik ke rumah itu dan masuk ke kamar yang
ditunjuk Kris.
“OMOO!! Pasti ini kamar Kris, jinjja.. berantakan
sekali-_-” aku menggaruk-garukkan kepalaku yang tidak gatal itu. Tanganku gatal
untuk merapikan tempat tidur yang berantakan ini dan mulai merapikan buku-buku
dan kaset-kaset CD yang tertumpuk tak beraturan di sudut kamarnya. “ya!
Bagaimana bisa ada banyak bola basket di sini” pekikku. Aku mengumpulkan bola
basket itu dan menaruhnya di keranjang. “padahal sudah ada
tempatnya..ckckkck..” aku mulai mencari-cari sapu dan pel untuk membersihkan
kamar ini. Aigoo.. aku sudah membersihkan kamarnya yang besar ini selama 2 jam.
Aku melirik jam dinding di kamarnya, sudah pukul 7 malam, lapaaaar~
“mian Kris, aku lancang..” aku mulai berjalan ke dapur dan mulai membuat makanan untukku dan untuk Kris,Aku makan dengan lahap dan membersihkan tempatku makan. Kutuliskan sebuah note dan kutempel di kulkas.
Hoaamm...aku mulai mengantuk , ini baru jam setengah 9. Aku bahkan lupa kapan terakhir aku tidur. Ya, sejak appaku meninggal, aku hanya menghabiskan waktuku untuk menangisi kepergian appaku. Aku berjalan menuju kamar Kris untuk merebahkan diriku dan menutup mataku.
Aku bermimpi seseorang masuk ke kamar dan berkata, “huh? Gara-gara kau malam ini aku harus tidur di sofa” , aku juga bermimpi seseorang datang ke arahku dan merebahkan diri di sampingku, tangannya memeluk pinggangku.
Hoaammm...aku terbangun dari tidurku, aku merentangkan tanganku dan langsung menyadari sesuatu.. Yaa!! Kris kenapa ada di sini sambil memeluk erat pinggangku?? Aku berusaha menjauhkan tangannya, “babo, lepaskan tanganmu dari pinggangku”
“shireo...” jawabnya dengan suara serak, dirapatkannya tubuhnya dengan tubuhku. “dingin sekali..”
“yaaa...aku mau mandi oppa...” keluhku.
“hmm...mandi bersama saja..” PLETAKK!! “yaa!! Minah, apa yang kau lakukan??” dia langsung memegang kepalanya yang sakit sehabis ku jitak. Kesempatan ini kugunakan untuk meloloskan diri dari dekapannya. Aku mengeluarkan evil smirkku sambil berlari menuju kamar mandi.
Aishh.. aku lupa membawa handukku, baru saja aku membuka pintu kamar mandi, Kris langsung menyerobot masuk ke dalam kamar mandi dengan membawakan 2 buah handuk. “aishh..gomawo tuan pemalas” aku tersenyum dan mengambil handuk dari tangannya. Aku menunggu dia ke luar dari kamar mandi.
“.....” Kris mulai membuka bajunya dan memperlihatkan dada bidangnya. “Ya!! Apa yang kau lakukan?” tanyaku bingung.
“mandi bersamamu...” jawabnya enteng.
“andwae!!” aku langsung mendorong tubuhnya keluar dari kamar mandi dan dia tidak bergeser sedikitpun dari tempatnya. “Kris Wu Fan silakan anda keluar dari kamar mandi atau aku yang keluar” kataku dingin dan mulai membuka pintu kamar mandi.
“ne ne, aku yang akan keluar” kata Kris sambil berlalu di hadapanku. Aku tersenyum menang.
Aku keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk, aigoo.. aku lupa aku tinggal bersama pacarku yang mesum ini, aku lupa membawa baju ganti. Aku berjalan pelan dan melihat ke arah Kris yang melilitkan tubuhnya dengan selimut lagi. Aku langsung menuju koperku dan langsung mengganti bajuku secepat kilat. Beruntunglah Kris tidak melihat semua, batinku lega.
Kris mulai menggeliat di balik selimutnya dan menatap ke arahku, “kau sudah selesai?” tanyanya.
“hmm” jawabku sambil mengangguk. Kris mengambil handuk yang tergeletak di ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi, dia berhenti di depanku. “nona Minah~ sepertinya otakmu sudah mulai kacau hanya dengan tidur bersamaku.” Dia tersenyum mengejek dan berlalu menuju kamar mandi, aku melihatnya bingung. Mataku tak sengaja menangkap bayanganku sendiri di kaca cermin. Omoo... aku memakai baju terbalik!!
***
“ya~ kenapa kau malah tiduran di sana??!!” bentakku sambil berlari ke arahnya. Kris sangat menyukai basket sehingga sudah 2 minggu ini setiap pagi aku dipaksanya duduk untuk menunggunya bermain basket di samping rumahnya, jujur aku sangat senang melihatnya bahagia bermain basket. Kris tidur di lapangan sambil memeluk bola basket kesayangannya. Matanya terpejam.
“ya, oppa....” aku mengguncang-guncang tubuhnya. Dia hanya terdiam. Aku mulai berfikiran macam-macam, aku dekatkan telingaku di dadanya, kurasakan jantungnya berdetak sangat cepat. Tiba-tiba tangannya memeluk pinggangku dan membuatku jatuh menindih tubuhnya. Dia terkekeh.
Aku langsung bangun dan berdiri, meninggalkannya sendirian. Kurasakan dia mengikutiku dan membalikkan badanku. “mau apa??” tanyaku sinis.
“ini...” Kris menunjuk bibirnya.. aishh..namja ini, selalu saja tiap hari menggodaku.
“kau minta dicium? Huh?”
“ne”
“baiklah, tutuplah matamu” aku tersenyum nakal. Kris menutupkan matanya menunggu bibirnya bertemu dengan bibirku. Kubiarkan saja dia yang menunggu. Perlahan-lahan dia menggerakkan bola matanya dan mulai membuka mata.
“ya!! Kau tidak menciumku”
“baboo!! Kau terlalu tinggi untuk kucium, lihat saja” aku berjinjit di hadapannya dan aku tidak berhasil mendekatkan bibirku dengan bibirnya.
cuupp~ Kris mendaratkan ciuman pada hidungku, ya Cuma hidungku yang mampu menggapai bibirnya, “kalau begini?” dia memeluk pinggangku dan menarikku ke arahnya, bibirnya bertemu dengan bibirku. Nafasku memburu. Aku menutup mata dan kurasakan bibirnya memainkan bibirku. Tangannya yang lain memegang tengkukku berusaha memperdalam ciuman.
“eummpphh..” dia melumat bibirku. Sampai akhirnya dia berhenti menciumku dan hanya memberikan kecupan-kecupan ringan pada bibirku. Kembali di sapunya bibirku dengan ujung jarinya.
“bibirmu manis” dia tersenyum sambil menarik hidungku.
“ya oppa~~ kenapa kau senang sekali mempermainkan hidungku hah? Sakit!!” aku mengelus-elus hidungku. Dia mendekatkan wajahnya dan mencium hidungku lagi, “mian..”
Setiap hari Kris menggodaku dan membuatku kecanduan akan setiap sentuhan yang ia lakukan padaku, meskipun begitu, aku masih menjaga kehormatanku.
Malam ini aku menunggu Kris pulang dari rumah sakit. Ya meskipun dia tidak menyukai rumah sakit, namun ia tetap harus memantau perkembangan rumah sakit itu, mengambil cuti 3 bulan dari perkuliahannya hanya sekedar untuk mengawasi kerja anak buah appanya dan menemaniku seharian di rumah. Aku bosan dan memutuskan untuk memainkan laptopnya, mataku tertumbuk kepada 2 buah capture an email di folder foto Kris. Aku membaca isi email itu dengan seksama.
Wu Fan, eomma dan appamu sangaat merindukanmu disini.
Bagaimana kabarmu dan minah? Apakah kalian sudah melakukannya?
Aigoo, aku harap saat aku pulang nanti kita akan langsung menyelenggarakan pernikahanmu sebelum semuanya terlambat. Kkk~
Mulutku sukses menganga lebar, aku membaca isi email yang satunya, balasan dari Kris.
Ne eomma, aku juga merindukanmu. Aku dan dia baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa antara kami eomma, aku menjaganya dengan sangat baik, mengenai soal pernikahan, aku tidak ingin membicarakan masalah ini di sini. Aku sayang eomma~
Buru-buru kututup laptopnya, menjagaku?? Cih... aku bahkan merasa di terornya setiap hari, makanya aku selalu pura-pura tertidur saat dia pulang, meskipun sebenarnya aku selalu menantinya pulang ke rumah.
Pikiranku melayang membayangkan tentang isi email itu, seandainya dia benar-benar melakukan itu padaku.... apa yang harus kulakukan?? Menikah dengannya? Mwoo??
Brakk!! Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, aku melihat Kris datang dengan wajah letihnya. Kris keliatan bingung melihatku, “belum tidur?” tanyanya sambil melepas jas dan dasinya. aku mengangguk dan refleks mengambil jas yang dilemparkannya ke lantai dan menggantungnya. Jantungku berdegup kencang, mukaku memerah. Kris memperhatikanku.
“kau kenapa?” kris menatap tajam ke arahku.
“a...anii..” jawabku terbata.
Kris hanya membulatkan mulutnya dan mengganti kemejanya dengan baju kaos, jantungku berdegup tak karuan, aku memalingkan mukaku. Kris yang daritadi terus memperhatikanku tersenyum nakal dan kembali menggodaku. Di tariknya tubuhku dan langsung menjatuhkanku di ranjang. Aku panik, dia tersenyum menang ketika melihat rona wajahku yang semakin memerah.
“baby, kau mau menemaniku malam ini?” tanyanya dengan tatapan seduktif. Dadaku naik turun, detak jantungku semakin cepat, kris mulai melancarkan aksinya, dibelainya pipiku dan mulai mengecup kening dan hidungku. Aku menahan nafas dan berusaha untuk menguasai diriku. “yaa kris, menjauh dariku...” aku mendorong tubuhnya kuat-kuat sampai dia merebahkan tubuhnya di sampingku, dia terkekeh karena berhasil menggodaku malam ini.
“padahal aku ingin memberikan kehangat....”
“wae??” potongku dengan tatapan mematikan. “sana minta layani istrimu”
“siapa istriku?” tanyanya bingung.
“dia istrimuu!!” segera saja kulemparkan guling ke hadapannya. Dia menggerutu pelan, “ya~ istriku yang ini bahkan tidak pernah memberikan respon kepadaku”
“babo!!” aku langsung berbalik memunggunginya dan langsung berniat untuk tidur.
“sshhh...mmpphh...ssshhh...ahhh...eummpphh..nngggghh...” mataku membelalak kaget saat mendengar desahan Kris, apa yang dia lakukan?? Aku membalikkan badanku dan melihatnya sedang mendesah sambil memeluk guling. PLETAKK!! “yaa!! Apa yang kau lakukan?! Mengganggu tidurku saja” aku langsung memarahinya. Bukannya mendengarkan perkataanku dia makin mengeluarkan desahan yang lebih keras tanpa mempedulikanku. Kuraih bantal dan langsung menutup wajah Kris dengan bantal, “YAA!! RASAKAN!! KAU...BERANI SEKALI MENGGANGGU TIDURKUU!!” aku menutup muka Kris dengan gemas. Kemudian aku langsung berbalik ke posisi tidurku semula. Kris terkekeh mendengar suara amukanku. Di peluknya pinggangku....
“jaljayo” bisiknya sambil mengeratkan pelukannya..
***
Kris POV :
Arrggghh!! Rumah sakitku ada sedikit masalah dan aku harus menyelesaikannya sendirian? Aku bahkan harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah ini. Masalahnya memang sudah selesai namun moodku tak kunjung balik.
Kudapati Minah menungguku di ruang tamu, dia bingung melihat keadaanku. “wae?” tanyanya.
“ani...” jawabku singkat sambil melonggarkan dasiku. Maafkan aku sayang, aku benar-benar sedang tidak mood hari ini. Aku melemparkan kemeja dan dan celanaku ke sembarang tempat, Minah membelalakkan matanya ketika melihatku datang ke arahnya hanya dengan menggunakan celana pendek.
“aku mau berenang, kau mau ikut?” tawarku sebelum dia mengeluarkan persepsi aneh terhadapku. Dia mengangguk dan mengikutiku sampai di kolam renang. Kuceburkan diriku ke dalam kolam..
Ahh...aku melepaskan semua beban di otakku ketika dinginnya air menyentuh kulit kepalaku. Aku terus menyelam dan membiarkan diriku rileks di dalam air. Kulirik Minah yang hanya menungguku di pinggir kolam renang.
“kau tidak ingin berenang huh?” tawarku.
Minah menggelengkan kepalanya, “aku tidak bisa berenang..”
Kontan saja pengakuan ini langsung membuatku tertawa keras, Minah hanya bisa memanyunkan bibirnya melihat tawaku yang meledak. Aku berenang mendekatinya. “kau benar-benar tidak bisa berenang?” tanyaku lagi. Minah kembali menggelengkan wajahnya, aku kembali menertawainya.
Ku dekati Minah yang terus memanyunkan bibirnya, aku duduk di dekatnya, dia hanya tertunduk malu melihat keadaanku yang hanya memakai celana pendek.
“kenapa kau terus menunduk? Kau tidak ingin melihat tubuh sixpackku huh?” aku mencoba menggodanya.
“ya!!kau bahkan tidak punya...” belum sempat dia menyergah ucapanku, aku langsung membungkamnya dengan mulutku. Awalnya dia menolak perlakuanku namun akhirnya dia membalas ciumanku juga.
“eummpph...oppaa....” Nafasnya memburu. Kusapu bibirnya dengan lidahku dan kukulum bibir bawahnya. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, bajunya basah karena tubuhnya bersentuhan dengan tubuhku yang masih basah karena air. Sesekali kubiarkan dia mengambil nafas. Lalu kulumat lagi bibirnya. Kupegang tengkuknya dan memperdalam ciumanku. Tangan Minah menyentuh punggungku. Bibirnya melumat bibir atasku. Bibirnya yang manis ini selalu membuatku kecanduan ingin mencicipinya. Tanpa sadar aku membuka kancing baju tidurnya dan meremas dadanya, tubuhnya bergetar hebat saat dadanya kuremas. Adik kecilku menegang menyentuh pahanya. Aku hampir kebablasan.
Aku bangkit dari hadapannya, kubantu dia bangun sambil membantunya menutup kancing bajunya.
“mian aku hampir kebablasan...” aku langsung membantunya berdiri dan meminta ijin, “ganti bajumu dan tidurlah..aku harus ke kamar mandi dahulu..”
***
“morning baby” aku mencium kedua mata Minah yang masih terpejam, baru kali ini aku bangun pagi sekali dan masih mendapati yeoja yang kucintai tertidur dengan damainya. Minah menggerakkan matanya dan mulai membuka matanya.
Cuup~ kukecup lagi hidung mungilnya itu, saat dia membuka matanya, dia kembali memperlihatkan rona malu di pipinya. “Mian yang kemarin..” kutatap kedua bola matanya. Aku tau dia mungkin malu atau sakit hati karena perbuatanku semalam, “mian, jangan berpikiran yang tidak-tidak, kau hanya terlalu menggoda untukku” aku berusaha menenangkannya.
“n...ne” jawabnya. Aku tau dia masih gugup. Hari ini aku akan mengantarkannya ke rumah sahabat lamanya, Hyeri. Aku menyuruhnya untuk mandi dan bersiap-siap.
***
Sudah jam 7 malam, namun Minah tak kunjung datang, aku mulai khawatir dan bersiap-siap untuk menjemputnya. Kudengar suara pintu di ketuk, aku langsung melompat dari sofa dan langsung membukakan pintu.
Aku tertegun melihat sosok yeoja yang berdiri di hadapanku, Geummi, sahabat sekaligus orang yang mencintaiku sejak SMP, ya~ dia memang selalu bersamaku namun aku tak pernah menganggapnya lebih. Dia menyunggingkan senyum tipisnya dan langsung memelukku.
“Wu Fan-ahh~ bogoshippa”
“nado” jawabku singkat, kami tak pernah lagi bertemu saat aku menolaknya.
Dia menyunggingkan senyumnya dan menyeretku masuk ke dalam rumah, dia mengajakku untuk makan malam, aku mengangguk setuju dan mengekorinya sampai ke dapur, dia menyuruhku menunggunya di luar.
Aku menuruti permintaannya untuk menunggunya di depan tv, niatku untuk menjemput Minah segera ku urungkan mengingat Geummi baru saja datang ke rumahku dan aku tak tega meninggalkannya. Aku segera mengirim pesan untuk Minah dan mengatakan agar menunggunya di rumah Hyeri sampai aku menjemputnya.
Mataku fokus menonton acara tv yang membosankan itu, sesekali aku melirik ke arah Geummi yang sibuk menyiapkan makanan untukku dengan segala macam bahan-bahan yang dibawanya dari luar, aku menghela nafas panjang, andai dia itu Minah...
Tak lama kemudian Geummi memanggilku, aku langsung datang ke ruang makan dan terpana melihat apa yang kulihat dihadapanku, candle light dinner?
Geummi mempersilakanku duduk dan memberikanku segelas minuman. “ya Wu Fan-ahh~ aku sangat merindukanmu, maukah kau bersulang bersamaku? Lagipula ini alkohol dengan kadar rendah, kau pasti tak akan mabuk apabila meminumnya” Geummi mengajakku bersulang.
Langsung saja kuhabiskan minumanku, cepat selesai acara ini, cepat juga aku menjemput Minah~ aku langsung menutup mataku menahan wine yang masuk ke tubuhku, pikiranku melayang kemana-mana, Minah..... saat kubuka mataku~ kudapati Minah di hadapanku melepas jaketnya, ia hanya memakai tanktop dan menyunggingkan senyuman kepadaku..ahh kenapa dia terlihat sangat seksi malam ini..
Pandanganku mengabur dan kudapati Minah datang ke arahku dan mencium lembut bibirku. Ahh..hilang sudah pertahanan diriku.. segera saja kudorong ia ke dinding dan kuciumi dia dengan ganas. Dia membalas ciumanku, tangannya bergerak liar melepas kancing kemejaku. Ciumanku berpindah ke lehernya dan kurasakan dia mendesah di telingaku.. namun ciumanku terhenti saat kudengar suara gelas pecah. Kupicingkan mataku, kulihat sosok seorang wanita sedang terduduk lemas...siapa dia? Aku berusaha mempertajam penglihatanku.. Minah? Aku melirik ke arah gadis yang kucumbu tadi, perlahan wajahnya nampak jelas di mataku.. Geummi...
“Min Ah...” aku melepaskan pelukanku dari Geummi dan mendekati Minah, dia bangkit dan langsung lari meninggalkanku.
Kuhempaskan tubuh Geummi ke lantai, “Kau..berani-beraninya...” aku mengacungkan telunjukku, namun pandanganku terus mengabur dan kepalaku sangat pusing. Samar-samar kulihat Geummi berlari keluar rumahku.
“Min...ahh....” pandanganku semakin kabur...
***
Minah POV
Sudah jam 08.30 malam. Aiissshh, Kris belum menjemputku juga jadi aku terpaksa pulang sendiri, apa mungkin dia masih sibuk menyelesaikan laporan rumah sakitnya? Ahh~ aku rasa dia akan senang kalau aku membawakan gelas couple ini. Aku menenteng 2 buah gelas yang kubeli tadi siang.
Perlahan aku masuk ke dalam rumah Kris agar tidak mengganggunya, tiba-tiba mataku tertumbuk pada kedua orang yang bermesraan di dapur. Kris dan...gadis itu bermesraan di hadapanku! Dadaku terasa sangat sesak saat melihat Kris menciumi leher gadis itu. Tanpa terasa airmataku menitik dan gelas yang kubawa terjatuh ke lantai.
Kris menatap ke arahku, “Min Ah...” dadaku terasa makin sesak. Aku langsung bangkit dan berlari ke luar rumahnya. Terasa seperti ada ribuan tusukan di dadaku.
Aku berlari terus sampai di sebuah gang, tiba-tiba sebuah tangan menarik lenganku dan mendorongku ke tembok. Siapa lelaki ini? Disini sangat gelap dan bahkan aku tak bisa mengenalinya, sosok itu menodongkan sebuah silet ke arahku.
“gadis cantik, kau sangat menggoda~” dia mulai menciumi leherku dan merobek bajuku. Tuhan...tolong akuu...
“le...lepaskan sayaa...” jawabku terbata. Aku berusaha melepaskan tubuhku darinya, namun siletnya berhasil mengukir sayatan di dada kiriku.
“Ya nona, aku bahkan akan melakukan hal yang lebih parah kalau kau menolakku.” Ia kembali mengukir sayatan di dada kiriku membentuk huruf X, aku meringis menahan sakit. Tidak, sakit ini bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan luka di hatiku. Siapa saja, tolong aku...
BUKK!! Sebuah pukulan berhasil melayang ke wajah lelaki itu, aku memekik kaget. Seseorang menyelamatkanku dan berhasil membuat lelaki itu kabur. Tubuhku bergetar. Lelaki itu menolongku dan memberikan sebuah jaket kepadaku.
“pakailah ini noona” tanganku bergetar meraih jaketnya dan berusaha dengan susah payah memakainya. Dia membantuku keluar dari gang dan langsung berusaha mengenaliku.
“Minah?” aku langsung berusaha mengingat lelaki yang menyelamatkanku, namun aku tidak bisa mengingatnya, “noona, aku Dae yang biasanya mengantarkan Dr. Fred ke rumahnya. Nona tenangkan diri dahulu di rumahku, besok aku akan mengantarkanmu pulang” Aku hanya bisa mengangguk lemah dan menurutinya.Aku mengalami guncangan terberat dalam hidupku.
Kris POV
Aku terbangun dan kepalaku masih terasa pusing, aku berusaha menghilangkan pusingku, aku harus mencari Minah. Aku bangkit, dingin ini terasa menusuk ke tulangku. Aku tertidur di lantai.
Aku langsung mengenakan baju kaosku dan bergegas mencari Minah, langkahku terhenti ketika pesuruhku dan Minah berdiri di depan pintu. Tubuhku menegang melihat keadaan Minah, bajunya berlumuran darah dan tubuhnya bergetar saat melihatku.
“apa yang terjadi?” aku berniat untuk memukul pria ini. Apa yang dia lakukan dengan yeojaku?
“Maaf Tuan, saya akan menjelaskan semuanya kepada anda namun bisakah anda mengijinkan saya untuk mengantarkan noona Minah?” tanyanya sopan.
Aku mengangguk dan mengekori mereka berdua di belakang. Setelah mengantarkan Minah ke kamarku, Dae menceritakan semuanya kepadaku dan menyaranku agar membuatnya nyaman dan melupakan kejadian tadi malam, aku hanya mengangguk dan mengantarkan Dae ke depan pintu.
Setelah Dae pulang, hatiku berkecamuk saat melihat Minah menangis keras sejadi-jadinya di kamarku. Aku tak berani mendekatinya, aku membiarkan sendirian. Karena akulah penyebab dia terluka saat ini. Aku mengacak-acak rambutku. Tanganku mengepal.
***
Sudah hampir 3 hari aku tak berbicara dengan Minah, dia terus mengurung dirinya di kamarku, sudah hampir 3 hari juga aku tak berani mendekatinya dan hanya tidur di sofa. Perlahan kudekati Minah yang duduk di atas ranjang. Dia langsung memalingkan mukanya saat mengetahui aku masuk ke kamar. aku berlutut di hadapannya. Kugenggam kedua tangannya.
“Minah, tolong jangan menyiksaku seperti ini..” Minah hanya terdiam, airmatanya mengalir deras di pipinya.
“Minah, mianhaeyo, aku tidak melakukan apa-apa dengannya, aku...malam itu sedang di bawah pengaruh alkohol, mian...mian...aku mohon...” pukul aku sekarang Minah, tampar aku. Aku benar-benar merasa tersiksa dengan keadaanku. Tak terasa airmataku menitik.
Perlahan Minah memalingkan wajahnya dan melihatku, tangannya bergetar menghapus airmataku. Dia menyuruhku berdiri dan duduk di sebelahnya, bibirnya bergetar, “ne”
Mataku melebar, aku tak menyangka dia bisa memaafkanku. Aku langsung merengkuh tubuhnya dan memeluknya, kuhirup aroma tubuhnya yang sangat kurindukan. "bogoshippo" .. aku janji.. aku akan segera menikahimu.. saranghae...
Ff nya daebak,, jalan ceritanya yg ringan dan mudah di fahami. Apalagi aku shipernya kris dan min ah,, hehe,, di tgu ff kris dan min ah yg lain nya y,, salam kenal ya kak
BalasHapus